JAKARTA, KOMPAS.com - Debat perdana pemilihan presiden (Pilpres) 2019 akan menjadi ajang memperebutkan undecided voters atau pemilih yang belum menentukan pilihan dan swing voters alias pemilih yang cenderung bisa berpindah pilihan.
Kandidat yang dinilai memiliki gagasan baru berpeluang besar dalam mendulang suara suara dari dua kelompok tersebut.
"Dalam debat perdana nanti masyarakat akan melihat perbedaan argumen dari kedua kandidat itu pada gagasan yang ditampilkan. Siapa yang memiliki gagasan baru bisa merebut suara pemilih," kata pengamat politik dari Universitas Negeri Jakarta Ubedilah Badrun kepada Kompas.com , Jumat (11/1/2019).
Baca juga: Sejauh Mana Debat Pengaruhi Pemilih yang Belum Menentukan Pilihan?
Menurut Ubedilah, baik Joko Widodo-Ma'ruf Amin maupun Prabowo Subianto, bakal berupaya mencuri perhatian undecided voters dan swing voters pada debat perdana 17 Januari nanti.
Kedua pasangan calon presiden dan calon wakil presiden diharapkan menjabarkan program baru yang bersifat kejutan di debat nanti.
"Gagasan atau program baru di aspek hukum, HAM, korupsi, dan terorisme untuk pemerintahan lima tahun ke depan, kemungkinan memberikan pengaruh yang cukup signifikan bagi kedua jenis pemilih ini. Namun dengan catatan kedua kandidat memiliki argumentasi yang rasional ketika menyampaikan gagasan baru tersebut," kata Ubedilah.
Namun yang menjadi pertanyaan, lanjut Ubedilah, apakah kedua kandidat memiliki gagasan baru atau tidak. Maka dari itu, kedua kandidat memiliki tantangan tersendiri dalam memperebutkan suara swing voter dan undecided voter.
Baca juga: Jelang Debat Perdana, BPN Prabowo-Sandiaga Revisi Visi Misi
"Tantangan bagi petahana adalah apakah dia punya gagasan dengan pola yang baru apa enggak. Kalau masih pakai pola yang lama, maka kubu penantang jika memiliki gagasan baru akan jauh lebih maju," paparnya.
Baginya, dengan permasalahan masyarakat di zaman demokrasi digital saat ini, Indonesia membutuhkan seorang pemimpin yang memiliki ide-ide segar guna menyelesaikan permasalahan masyarakat.
"Makanya butuh gagasan menarik, kalau enggak ya tidak akan terjadi perubahan besar terhadap pilihan masyarakat terhadap kandidat pemimpinya," ucap Ubedilah.