Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Capres yang Punya Gagasan Baru Dinilai Bisa Tarik Suara "Undecided Voters"

Kompas.com - 11/01/2019, 13:40 WIB
Christoforus Ristianto,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Debat perdana pemilihan presiden (Pilpres) 2019 akan menjadi ajang memperebutkan undecided voters atau pemilih yang belum menentukan pilihan dan swing voters alias pemilih yang cenderung bisa berpindah pilihan.

Kandidat yang dinilai memiliki gagasan baru berpeluang besar dalam mendulang suara suara dari dua kelompok tersebut.

"Dalam debat perdana nanti masyarakat akan melihat perbedaan argumen dari kedua kandidat itu pada gagasan yang ditampilkan. Siapa yang memiliki gagasan baru bisa merebut suara pemilih," kata pengamat politik dari Universitas Negeri Jakarta Ubedilah Badrun kepada Kompas.com , Jumat (11/1/2019).

Baca juga: Sejauh Mana Debat Pengaruhi Pemilih yang Belum Menentukan Pilihan?

Menurut Ubedilah, baik Joko Widodo-Ma'ruf Amin maupun Prabowo Subianto, bakal berupaya mencuri perhatian undecided voters dan swing voters pada debat perdana 17 Januari nanti. 

Kedua pasangan calon presiden dan calon wakil presiden diharapkan menjabarkan program baru yang bersifat kejutan di debat nanti.   

"Gagasan atau program baru di aspek hukum, HAM, korupsi, dan terorisme untuk pemerintahan lima tahun ke depan, kemungkinan memberikan pengaruh yang cukup signifikan bagi kedua jenis pemilih ini. Namun dengan catatan kedua kandidat memiliki argumentasi yang rasional ketika menyampaikan gagasan baru tersebut," kata Ubedilah. 

Namun yang menjadi pertanyaan, lanjut Ubedilah, apakah kedua kandidat memiliki gagasan baru atau tidak. Maka dari itu, kedua kandidat memiliki tantangan tersendiri dalam memperebutkan suara swing voter dan undecided voter.

Baca juga: Jelang Debat Perdana, BPN Prabowo-Sandiaga Revisi Visi Misi

"Tantangan bagi petahana adalah apakah dia punya gagasan dengan pola yang baru apa enggak. Kalau masih pakai pola yang lama, maka kubu penantang jika memiliki gagasan baru akan jauh lebih maju," paparnya.

Baginya, dengan permasalahan masyarakat di zaman demokrasi digital saat ini, Indonesia membutuhkan seorang pemimpin yang memiliki ide-ide segar guna menyelesaikan permasalahan masyarakat.

"Makanya butuh gagasan menarik, kalau enggak ya tidak akan terjadi perubahan besar terhadap pilihan masyarakat terhadap kandidat pemimpinya," ucap Ubedilah.

Kompas TV Calon Presiden dan Wakil Presiden Nomor Urut 02, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno bertemu dengan Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono. Prabowo tidak banyak menceritakan soal isi pertemuan di rumah SBY. Tidak ada pernyataan bersama dari Prabowo dan SBY seusai pertemuan tadi. Prabowo sebelum meninggalkan rumah SBY dari dalam mobilnya sempat memberikan keterangan kepada wartawan yang menunggunya. Sementara Sandiaga Uno menolak memberikan komentar soal pertemuan dengan SBY tadi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Wapres Ma’ruf Amin Minta Penyaluran Dana CSR Desa Diperhatikan agar Tepat Sasaran

Wapres Ma’ruf Amin Minta Penyaluran Dana CSR Desa Diperhatikan agar Tepat Sasaran

Nasional
Hakim MK Tegur KPU karena Renvoi Tak Tertib dalam Sengketa Pileg

Hakim MK Tegur KPU karena Renvoi Tak Tertib dalam Sengketa Pileg

Nasional
Soal Silaturahmi Kebangsaan dengan Presiden dan Wapres Terdahulu, Bamsoet: Tinggal Tunggu Jawaban

Soal Silaturahmi Kebangsaan dengan Presiden dan Wapres Terdahulu, Bamsoet: Tinggal Tunggu Jawaban

Nasional
Hormati Ganjar, Waketum Gerindra: Sikap Oposisi Bukan Pilihan yang Salah

Hormati Ganjar, Waketum Gerindra: Sikap Oposisi Bukan Pilihan yang Salah

Nasional
Ganjar Pilih di Luar Pemerintahan, Bamsoet: Boleh, tapi Kita Bekerja Gotong Royong

Ganjar Pilih di Luar Pemerintahan, Bamsoet: Boleh, tapi Kita Bekerja Gotong Royong

Nasional
Hanya Ada 2 Suplier Indonesia yang Pasok Perangkat untuk Apple, Jokowi: Memprihatinkan

Hanya Ada 2 Suplier Indonesia yang Pasok Perangkat untuk Apple, Jokowi: Memprihatinkan

Nasional
Jokowi Resmikan Indonesia Digital Test House, Anggarannya Hampir 1 Triliun

Jokowi Resmikan Indonesia Digital Test House, Anggarannya Hampir 1 Triliun

Nasional
KPK Didesak Usut Pemberian THR ke Anggota DPR dari Kementan, Panggil Bersaksi dalam Sidang

KPK Didesak Usut Pemberian THR ke Anggota DPR dari Kementan, Panggil Bersaksi dalam Sidang

Nasional
Pabrik Bata Tutup, Jokowi: Usaha Itu Naik Turun, karena Efisiensi atau Kalah Saing

Pabrik Bata Tutup, Jokowi: Usaha Itu Naik Turun, karena Efisiensi atau Kalah Saing

Nasional
KPU Ungkap Formulir C.Hasil Pileg 2024 Paniai Dibawa Lari KPPS

KPU Ungkap Formulir C.Hasil Pileg 2024 Paniai Dibawa Lari KPPS

Nasional
Soal 'Presidential Club' Prabowo, Bamsoet Sebut Dewan Pertimbangan Agung Bisa Dihidupkan Kembali

Soal "Presidential Club" Prabowo, Bamsoet Sebut Dewan Pertimbangan Agung Bisa Dihidupkan Kembali

Nasional
KPK Periksa Dirut Nonaktif PT Taspen Antonius Kosasih

KPK Periksa Dirut Nonaktif PT Taspen Antonius Kosasih

Nasional
KPU Ungkap 13 Panitia Pemilihan di Papua Tengah yang Tahan Rekapitulasi Suara Berujung Dipecat

KPU Ungkap 13 Panitia Pemilihan di Papua Tengah yang Tahan Rekapitulasi Suara Berujung Dipecat

Nasional
Ekonomi Tumbuh 5,11 Persen, Jokowi: Negara Lain Masuk Jurang, Kita Naik

Ekonomi Tumbuh 5,11 Persen, Jokowi: Negara Lain Masuk Jurang, Kita Naik

Nasional
Eks Anak Buah SYL Beri Tip untuk Paspampres, Gratifikasi Disebut Jadi Kebiasaan

Eks Anak Buah SYL Beri Tip untuk Paspampres, Gratifikasi Disebut Jadi Kebiasaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com