Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Para Menteri dan Pejabat "Digeser" dari Sisi Jokowi...

Kompas.com - 11/01/2019, 08:42 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Ada hal menarik ketika Presiden Joko Widodo menghadiri acara pembagian Program Keluarga Harapan (PKH) kepada 2.250 ibu-ibu di GOR Ciracas, Jakarta Timur, Kamis (10/1/2019) kemarin.

Di panggung utama, tempat Presiden Jokowi duduk, nyaris tidak ada pejabat negara yang ikut duduk bersamanya. Hanya Menteri Sosial Agus Gumiwang seorang. Sisanya, masyarakat biasa penerima PKH.

Di sela acara, Presiden tampak berbincang dengan pemuda di sisi kirinya. Ia seolah bertanya sesuatu. Ia mengangguk-anggukan kepalanya usai sang pemuda itu berkata-kata.

Baca juga: Jokowi Minta Pengusaha Contoh Perjuangan CEO Bukalapak Achmad Zaky

Pemandangan ini tentu di luar kebiasaan. Sebab biasanya, panggung utama acara presiden diisi oleh para menteri atau pejabat di lingkungan Istana Kepresidenan.

Bahkan, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang hadir dalam acara pembagian PKH itu tidak duduk satu deret dengan Presiden, melainkan berada di sisi kanan panggung utama. Demikian juga Menteri Sekretaris Negara Pratikno dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung.

Rupanya, hal ini merupakan keinginan Presiden Jokowi sendiri.

"Ya, Presiden kan suka mengobrol dengan warga. Kalau ngobrol dengan pejabat kan sering di Istana. Jadi Presiden ingin mendengarkan langsung pelaksanaan sebuah program dari masyarakat," ujar Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin kepada Kompas.com, Kamis malam.

Bey mengatakan bahwa pola duduk seperti ini sebenarnya sudah lama diterapkan. Bukan baru-baru ini saja. Ini pun akan menjadi pola rigid untuk acara-acara kepresidenan yang melibatkan masyarakat ke depannya.

Ini sekaligus membantah munculnya pandangan bahwa pola duduk seperti ini diterapkan demi keuntungan politik menjelang bulan pemungutan suara pilpres, April 2019 mendatang.

Lantas, apakah masyarakat yang duduk di kiri dan kanan Presiden itu dipilih secara khusus?

"Tidak ada pemilihan berdasarkan kriteria yang khusus. Panitia membebaskan koordinator untuk memilih siapa saja penerima program yang akan duduk di samping kiri dan kanan Presiden," ujar Bey.

Bahkan, pihak protokol tidak mewajibkan masyarakat untuk mengenakan pakaian tertentu bagi mereka yang akan duduk di kiri dan kanan Presiden.

Baca juga: Antasari Azhar Optimistis dengan Komitmen Pemberantasan Korupsi Jokowi

"Yang menarik, kalau di daerah itu kadang-kadang ada yang cuma pakai kaus serta sandal jepit, ya enggak apa-apa," ujar Bey.

Mengenai standar keamanan, Bey mengatakan, pihak panitia juga tidak memeriksa mereka secara khusus. Mereka melalui tahapan pemeriksaan keamanan yang sama dengan warga lain yang masuk ke acara kepresidenan.

Oleh sebab itu, pihak protokol tidak terlalu khawatir akan terjadinya sesuatu hal yang tidak diinginkan. Meski demikian, kewaspadaan tetap tinggi.

Kompas TV Rabu (10/1) pagi, Presiden Joko Widodo menjenguk Ustaz Arifin Ilham yang tengah dirawat di Rumah Sakit Cipto Mangun Kusumo, Jakarta.<br /> Presiden tiba di RSCM pukul 8 pagi, dan langsung menuju ke Paviliun Kencana lantai 7, tempat Ustaz Arifin Ilham dirawat. Dalam kunjungannya, presiden sempat berbincang dengan Arifin Ilham. Presiden juga mendoakan kesembuhan bagi Arifin Ilham Calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto, Rabu (10/1) juga menjenguk Ustaz Arifin Ilham di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta. Saat menjenguk Arifin Ilham, Prabowo menyatakan sempat berbincang dan saling bercerita tentang kesamaan hobinya yakni berkuda.<br />

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com