Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kendala Pengungsi Tsunami di Banten, Distribusi Logistik hingga Tenda

Kompas.com - 29/12/2018, 09:36 WIB
Devina Halim,
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Tim Redaksi

PANDEGLANG, KOMPAS.com - Bupati Pandeglang Irna Narulita menuturkan, salah satu kendala penanganan pasca-tsunami di daerahnya adalah distribusi.

Irna menyampaikan hal tersebut saat bertemu dengan Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo dalam rangka meninjau penanganan pasca-tsunami di kantor Bupati Pandeglang, Banten, Jumat (28/12/2018).

"Logistik sangat-sangat cukup, tapi memang lebih kepada pendistribusiannya. Pasti ada kekurangan, pasti kami lengkapi setiap harinya," ungkap Irna.

Baca juga: Bupati Pandeglang Minta Camat Patroli Ingatkan Warga Jauhi Area Pantai

Ia mencontohkan akses ke Kecamatan Sumur yang sempat terputus, di mana itu merupakan salah satu wilayah yang mengalami kerusakan paling parah.

Meski begitu, pada hari kedua setelah bencana, personel TNI dan Polri sudah mulai masuk sekaligus membuka akses ke wilayah tersebut, meski belum sepenuhnya lancar.

Untuk itu, Irna mengatakan pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk memastikan distribusi logistik ke daerah tersebut dapat berjalan baik.

Selain itu, ia mengungkapkan bahwa warganya sudah mulai mengungsi ke daerah perbukitan. Kendala lain yang ia sebutkan adalah kurangnya tenda untuk pengungsi hingga adanya hewan liar, seperti ular yang menggigit warganya.

"Permasalahannya memang harus kami bangun tenda yang lebih besar, selain ada fasilitas umum yang kami pakai. Kami juga akan mengantarkan ke hutan dan perbukitan," jelasnya.

"Tapi, memang ada saja kendalanya, tiga orang warga kami digigit ular tanah dan sudah diselesaikan (penanganannya)," sambung dia.

Ke depannya, bantuan logistik dipastikan akan terus dikirim ke lokasi pengungsian.

Irna mengatakan, pengiriman tetap dilakukan meski pengungsi tersebut tidak membutuhkan sejumlah bahan logistik yang dimaksud.

Menurutnya, hal itu dilakukan sebagai antisipasi jika ada pengungsi lain yang datang ke daerah tersebut.

Di samping itu, tenda darurat pengungsian, dapur umum, rumah sakit lapangan, serta tim medis juga terus dimaksimalkan untuk membantu para korban terdampak.

Sebelumnya, tsunami didapati melanda pantai di sekitar Selat Sunda, Sabtu (22/12/2018) malam.

Baca juga: Bertemu Bupati Pandeglang, Ini Arahan Mendagri soal Penanganan Pasca-tsunami

Tsunami tersebut dipicu oleh longsoran bawah laut dan erupsi Gunung Anak Krakatau.

Dari data sementara BNPB hingga Jumat (28/12/2018) pukul 13.00 WIB, sebanyak 426 orang meninggal dunia karena kejadian ini. Sementara kerugian ekonomi masih dalam pendataan.

Selain korban meninggal, tercatat 7.202 orang luka-luka dan 23 orang lainnya hilang. BNPB juga mencatat, ada 40.386 orang yang mengungsi di sejumlah daerah.

Jumlah ini sangat mungkin bertambah seiring dengan proses evakuasi yang masih terus dilakukan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com