PANDEGLANG, KOMPAS.com - Bupati Pandeglang Irna Narulita mengatakan, pihaknya terus berupaya mengamankan warga agar tidak mendekat ke pantai di sekitar Selat Sunda setelah tsunami melanda beberapa hari lalu.
Hal itu sesuai dengan imbauan yang disampaikan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) agar tidak beraktivitas hingga 1 kilometer dari bibir pantai.
Imbauan itu merupakan antisipasi terjadinya tsunami susulan.
Baca juga: Listrik di Kecamatan Sumur Sering Padam, Ini Kata Bupati Pandeglang
Irna menyampaikan hal tersebut saat bertemu dengan Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo dalam rangka meninjau penanganan pasca-tsunami di kantor Bupati Pandeglang, Banten, Jumat (28/12/2018).
"Info dari BMKG dan vulkanologi juga sudah semakin menguatkan, sudah masuk siaga di level III, jadi masyarakat kami paksa mundur 1 kilometer dari pesisir pantai," ujar Irna.
Untuk itu, ia meminta kepada para camat melakukan penyisiran jikalau ada warga yang masih berada dalam wilayah tidak aman dari bibir pantai.
Menurut Irna, masih ada saja warga yang bandel. Bahkan, ada yang berani berjualan di sekitar pantai tersebut.
Oleh karena itu, mereka terus melakukan patroli dan meminta masyarakat menjauhi daerah pantai demi menghindari potensi bencana.
"Tapi kami sampaikan untuk keselamatan mereka, tadi pagi kami langsung perintahkan kepada camat untuk patroli dengan pengeras suara untuk memberi info kepada mereka untuk mundur," jelas dia.
Sebelumnya, tsunami melanda pantai di sekitar Selat Sunda, Sabtu (22/12/2018) malam. Tsunami tersebut dipicu oleh longsoran bawah laut dan erupsi Gunung Anak Krakatau.
Baca juga: Bertemu Bupati Pandeglang, Ini Arahan Mendagri soal Penanganan Pasca-tsunami
Dari data sementara BNPB hingga Jumat (28/12/2018) pukul 13.00 WIB, sebanyak 426 orang meninggal dunia karena kejadian ini. Sementara kerugian ekonomi masih dalam pendataan.
Selain korban meninggal, tercatat 7.202 orang luka-luka dan 23 orang lainnya hilang. BNPB juga mencatat, ada 40.386 orang yang mengungsi di sejumlah daerah.
Jumlah ini masih sangat mungkin bertambah seiring dengan proses evakuasi yang masih terus dilakukan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.