KOMPAS.com - Beberapa pemberitaan bohong atau hoaks mengenai makanan sempat beredar di sejumlah media sosial dan aplikasi pesan WhatsApp.
Misalnya, pemberitaan mengenai makanan beracun atau makanan yang menggunakan bahan pengawet yang berbahaya. Ada juga kabar bohong mengenai makanan yang diduga diracuni seseorang
Ini merupakan sedikit dari segelintir pemberitaan yang sering muncul dan diedarkan ulang tanpa tahu kebenarannya. Tentu saja pemberitaan hoaks makanan ini menimbulkan keresahan bagi masyarakat.
Berikut tiga hoaks makanan yang dirangkum Kompas.com sepanjang 2018.
Pesan berantai yang menyebutkan bahwa makanan yang dipesan via layanan Go-Food diracun oleh pengendara beredar pada Mei 2018.
Awalnya kabar ini beredar melalui aplikasi pesan WhatsApp yang menduga bahwa si pengendara motor meracuni makanan karena ia merupakan anggota ISIS.
Berikut bunyi pesannya:
"Moms...untuk sementara jgn pesen makan lewat gofood dl krn anggota isis itu skrg jd gojek..jd mknan diracunin...tmn sy sdh kena dan skrg dibawa ke rs.."
Sementara, Kompas.com telah meminta konfirmasi ke pihak Gojek Indonesia atas kabar ini.
"Go-Jek Indonesia mengecam tindakan penyebaran hoaks seputar layanan kami karena sangat merugikan mitra UMKM dan driver yang jujur dan bekerja keras," demikian bunyi twit dari @gojekindonesia.
Baca juga: [HOAKS] Makanan yang Dipesan via Go-Food Diracun
Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Pol Setyo Wasisto menegaskan bahwa informasi tersebut adalah hoaks.
Beredar informasi yang mengabarkan, ada wanita yang meninggal setelah mengonsumsi mi goreng yang mengandung "arsenic pentoxide". Pemberitaan ini tersebar pada 22 Juni 2018.
Arsenic Pentoxide adalah senyawa anorganik yang sangat beracun, sehingga penggunaannya perlu perhatian khusus.
Mi tersebut kemudian bereaksi ketika si wanita memakan coklat yang membuat arsenic pentoxide berubah menjadi arsenic trioxide.
SEKEDAR INFO KHUSUSNYA UTK ANAK KOST/siapa saja...