Harry mengatakan, nantinya setiap lokasi di posko pengungsian ditempatkan 3-5 orang anggota untuk melakukan kegiatan LDP.
Baca juga: Penemuan yang Mengubah Dunia: Buoy, dari Navigasi Jadi Deteksi Tsunami
“Jadi sudah disiapkan program yang tersusun, terencana dan bisa mengisi waktu secara rutin paling tidak satu hari dua kali, minimal satu hari satu kali sukur-sukur bisa pagi dan sore,” kata Harry.
Harry mengatakan, setiap posko pengungsian telah terintegrasi dan dilengkapi dengan pendamping program keluarga Harapan (PKH) untuk membantu operasional LDP.
Dalam LDP tersebut, lanjut Harry, dilakukan kegiatan seperti Phsyco Therapy (terapi psikologi) yang berupa kegiatan katarsis mental, trauma healing, konseling, intervensi krisis, dan motivasi hidup.
“Yang utama adanya kegiatan terapi psikososial, semacam trauma healing,” kata Harry.
Adapula, kegiatan terapi seni (art terapi), terapi melalui kegiatan kesenian.
“Apakah itu menggambar bisa aktualisasikan alam pikiran yang mungkin anak-anak sedang bermasalah,” tutur Harry.
“Sedang mengalami psikologis terganggu pikirannya, lalu dibayangkan adalah bahaya tsunami. Kita bisa mengembalikan kegembiraan anak-anak,” sambung Harry.
Lalu, ada terapi melalui kegiatan permainan atau Play Therapy. Seperti, kegiatan permainan sulap, dan permainan lainnya.
Kemudian, lanjut Harry, dalam kegiatan LDP juga dilakukan kegiatan terapi spiritual dengan pendekatan agama.
“Saya dorong agar di pengungsian ada terapi spiritual dengan pendekatan agama. Bukan hanya untuk anak-anak,tetapi bisa untuk orang tua,” tutur Harry.
“Mengundang tokoh agama memberikan penguatan spiritual, agar bisa sabar, tabah, tawakal hal seperti itu kita bangkitkan lagi,” sambung Harry.
Data sementara BNPB hingga Rabu (26/12/2018) pukul 13.00 WIB, sebanyak 430 orang meninggal dunia karena kejadian ini. Sementara kerugian ekonomi masih dalam pendataan.
Selain korban meninggal, tercatat 1.495 orang luka-luka, 159 orang hilang. BNPB juga mencatat, ada 21.991 orang yang mengungsi di sejumlah daerah. Jumlah ini masih sangat mungkin bertambah seiring dengan proses evakuasi yang masih terus dilakukan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.