Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasca-tsunami Selat Sunda, BMKG Ingin Terkoneksi dengan Sistem Komputer PVMBG

Kompas.com - 24/12/2018, 16:35 WIB
Devina Halim,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) akan berkoordinasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) terkait pencegahan tsunami akibat aktivitas gunung berapi.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan hal tersebut pasca-tsunami yang melanda wilayah pantai sekitar Selat Sunda, di Anyer, Banten dan Lampung, Sabtu (22/12/2018) malam.

Tsunami Selat Sunda terjadi karena dampak berkelanjutan dari erupsi Gunung Anak Krakatau.

"Ini kami sedang koordinasi dengan Pusat Vulkanologi dan kami segera berupaya untuk ikut mendukung, mengakses data-data tersebut agar bisa memperkuat peringatan dini tsunami akibat dari erupsi gunung yang ada di bawah laut," kata Dwikorita, di Gedung BMKG, Jakarta Pusat, Senin (24/12/2018).

Baca juga: BMKG Tegaskan Tsunami Selat Sunda Dampak dari Erupsi Gunung Anak Krakatau

Ia mengatakan, saat ini BMKG hanya memantau gempa tektonik. Oleh karena itu, BMKG akan berkoordinasi untuk mendapatkan data aktivitas gunung berapi yang menjadi ranah PVMBG.

Menurut Dwikorita, komunikasi antara anggota BMKG dan PVMBG sudah ada terkait situasi geologi di Indonesia.

Komunikasi yang ingin dibangun adalah komunikasi melalui sistem komputer. Ia mengatakan, sistem komputer yang sudah ada hanya untuk informasi air bawah tanah.

"Jadi sistem informasi antara BMKG dengan Badan Geologi yang sudah tergabung saat ini terkait dengan air bawah tanah. Yang untuk kegunungapian belum masuk, sehingga kami akan segera mengintegrasikan," kata Dwikorita.

Baca juga: Jokowi: Tsunami Selat Sunda Betul-betul di Luar Perkiraan BMKG...

Jika sudah terintegrasi, BMKG hanya berperan sebagai pendukung agar mempercepat peringatan dini seandainya terjadi bencana atau tsunami lainnya.

Berdasarkan data terakhir Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga Senin (24/12/2018) pukul 07.00 WIB, korban meninggal dunia akibat bencana ini bertambah menjadi 281 orang.

Sementara, korban luka-luka berjumlah 1.016 orang dan korban yang belum ditemukan 57 orang.

Kerusakan material meliputi 611 unit rumah, 69 unit hotel dan villa, 60 warung kuliner, dan 420 kapal dan perahu.

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Fakta Tsunami Selat Sunda

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com