Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Catatan BNPB, Hoaks Masih Kerap Menghantui Bencana di Indonesia

Kompas.com - 19/12/2018, 18:44 WIB
Devina Halim,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menuturkan, berita bohong atau hoaks masih kerap "menghantui" peristiwa bencana alam di Indonesia.

"Hoaks ini selalu saja ada di dalam setiap kejadian bencana," ujar Kepala BNPB Willem Rampangilei saat konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta Timur, Rabu (19/12/2018).

Padahal, Willem menegaskan, hoaks memiliki dampak besar secara ekonomi. Bahkan, hoaks dikatakannya, juga dapat menghambat penanganan bencana.

"Akibat dari hoaks sangat berpengaruh terhadap penanganan bencana," ujarnya.

Baca juga: Sepanjang 2018, 2.000 Bencana Longsor Terjadi di Jawa Tengah

"Yang lebih dari itu, menimbulkan rasa teror, rasa cemas, rasa takut karena hoaks ini," sambung dia.

Willem pun mencontohkan saat erupsi Gunung Agung di Bali, yang terjadi selama periode medio 2017 hingga 2018.

Saat itu beredar hoaks yang menyebut Gunung Agung akan meletus seperti tahun 1963. Implikasinya, wisatawan Bali berkurang sebanyak 1 juta orang dan menimbulkan kerugian di sektor pariwisata sebesar Rp 11 triliun.

Hoaks juga menyebar saat bencana gempa bumi yang mengguncang Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Baca juga: BNPB: 2018, Jumlah Bencana Turun tetapi Korban Meningkat hingga 1.072 Persen

Dampak dari hoaks itu adalah membludaknya jumlah orang yang ingin dievakuasi. Willem menyebutkan, sekitar 8.000 orang meninggalkan wilayah tersebut. Padahal, pada awalnya disebutkan bahwa tim hanya akan mengevakuasi sekitar 1.000 orang.

BNPB mencatat, kerugian materiil pada sektor pariwisata akibat beredarnya hoaks saat bencana di Lombok mencapai Rp 1,4 triliun dan mengurangi kunjungan wisatawan sebanyak 100.000 orang.

Untuk itu, Willem pun mengimbau masyarakat agar hanya percaya dari sumber-sumber yang valid, seperti Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), BNPB atau lembaga-lembaga terkait jika terjadi bencana.

Kompas TV Mengantisipasi terjadinya dampak erupsi Gunung Soputan satu tim personel Basarnas dikerahkan ke kabupaten Minahasa Tenggara. Personel Basarnas akan melakukan patroli di sejumlah lokasi warga yang berdekatan langsung dengan Gunung Soputan.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com