Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Tantangan Pemilu 2019 Bagi Golkar

Kompas.com - 19/12/2018, 06:16 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Golkar sedang berpikir keras bagaimana pemilih, terutama yang bukan kader dan simpatisan, dapat mencoblos calon anggota legislatifnya pada Pemilu 2019.

Sebab, wajah caleg tidak ditampilkan pada surat suara. Hanya dituliskan nomor urut, lambang partai politik dan nama calegnya saja sehingga berpotensi membingungkan pemilih bukan kader dan simpatisan Golkar.

"Pada saat pencoblosan tidak ada gambar. Terutama bagi pileg. Hanya ada nama. Sehingga tentunya bagi masyarakat, ini menjadi sesuatu yang tidak sederhana kan," ujar Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto di Kantor DPP Golkar, Jakarta Barat, Selasa (18/12/2018) malam.

Baca juga: 2.528 Penyelenggara Pemilu Dilaporkan Langgar Kode Etik Sepanjang 2018

Selain itu, tantangan lain yang menjadi sorotan adalah soal berbarengannya pencoblosan capres-cawapres dengan caleg.

Airlangga mengatakan, masih ada sisa waktu empat bulan ke depan bagi partainya untuk mempertajam strategi dalam menghadapi persoalan ini.

Beberapa strategi yang sudah disiapkan, yakni tetap menggencarkan sosialisasi para caleg, baik di media konvensional semisal baliho dan sebagainya, hingga melalui media sosial.

"Kami perlu lebih awal lagi untuk memperkenalkan bukan saja wajah caleg, program caleg, tapi nama caleg. Apalagi nama caleg dengan berbagai macam titel kan enggak gampang juga memperkenalkannya," lanjut Airlangga.

Baca juga: Romahurmuziy: PR Terbesar Menangkan Jokowi Ada di PPP dan Golkar

Soal pemenangan Pileg dan Pilpres sendiri, Airlangga mengatakan, partainya masih terus berkoordinasi dengan badan pemenangan di setiap provinsi.

"Evaluasi progress report pemenangan Pemilu, jadi kami mendapatkan laporan terkait kegiatan di setiap provinsi. Nah ini tentu jadi bahan. Bahan ini kami akan bawa di dalam rapat DPP besok. Besok pula, DPP akan mengadakan pelatihan untuk caleg terkait dengan strategi pemenangan," ujar Airlangga.

Kompas TV Presiden Joko Widodo menyebut menantunya Bobby Nasution mulai tertarik dengan dunia politik. Bobby memang tak asing dengan dunia politik, kedua pamannnya Doli Sinomba Siregar dan Harry Lontung Siregar merupakan politisi senior di Partai Golkar dan Hanura. Lalu apa maksud dari pernyataan Presiden Jokowi yang mengatakan jika menantunya Bobby Nasution memiliki feeling politik? KompasTV akan membahasnya bersama pengamat politik CSIS Arya Fernandes dan juga telah bergabung lewat sambungan satelit paman Bobby Nasution, Doli Sinomba Siregar.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com