JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto memastikan, TNI dan Polri tak melanggar HAM saat memburu Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang membantai para pekerja konstruksi di Papua.
Ia pun mengatakan, pengejaran tersebut merupakan upaya menghentikan pelanggaran HAM yang dilakukan KKB terhadap para pekerja PT Istaka Karya di Papua.
"Jadi kami bukan asal-asalan, bukan melanggar HAM. Tapi justru kami menghentikan pelanggaran HAM yang kalau kami tidak hentikan, korban bisa lebih besar lagi. Kemarin 24 disekap, diikat, ditembakin," kata Wiranto dalam konferensi pers di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Senin (17/12/2018).
Baca juga: Fakta Pembunuhan Pekerja di Nduga Papua, Dugaan Asal Senjata hingga Aparat Lacak Panglima KKB
Ia pun mengatakan, negara diperbolehkan mengerahkan TNI dan polisi yang bersenjata lengkap untuk memburu KKB tersebut sebab sudah memakan banyak nyawa pekerja yang tengah membangun Papua.
"Saya tanya sekarang, kalau ada kelompok masyarakat yang bersenjata kemudian bunuhin orang-orang yang enggak berdosa, kita bisa melawan pakai kata-kata? Kalau tidak ya memang dilawan dengan senjata dan undang-undang membolehkan," ujar Wiranto.
"Bahkan hukum internasional membolehkan tatkala ada satu kelompok tertentu yang melawan pemerintah, itu dibenarkan kita untuk melakukan suatu perlawanan bersenjata. Itu namanya prinsip proporsionalitas," lanjut dia.
Wiranto sebelumnya mengatakan, pihaknya menurunkan pasukan bantuan nonorganik untuk penanganan kasus di Nduga, Papua.
Pasukan tersebut didatangkan dari luar wilayah Papua. Mereka membantu operasi evakuasi korban pembantaian, sekaligus ikut melakukan pengejaran pelaku pembantaian yang saat ini melarikan diri.
Wiranto menyebutkan, pasukan TNI/Polri dari luar Papua itu diterjunkan lantaran operasi pengejaran pelaku dan evakuasi korban tidak mudah dilakukan. Apalagi, medan di wilayah tersebut tergolong cukup sulit.
"Itu dibutuhkan untuk operasi pengejaran yang tidak mudah karena medannya sulit sekali," tegas Wiranto.
Hingga kini, tim gabungan sudah mengidentifikasi 17 orang meninggal dunia akibat pembantaian KKB di Nduga, Papua.
Baca juga: Enam Pekerja Bangunan Sekolah Dievakuasi dari Nduga ke Wamena
Tim gabungan saat ini masih fokus mencari empat korban hilang, yang diduga berhasil melarikan diri saat kejadian.
Sebelumnya pembunuhan sadis dilakukan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di wilayah Nduga, Papua terhadap pekerja PT Istaka Karya.
Mereka bekerja untuk membuka isolasi di wilayah pegunungan tengah.
Lokasinya jauh dari ibukota Nduga dan Kabupaten Jayawijaya yang terdekat dari wilayah pembangunan jembatan.