Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi: Komprat, Kampret, Opo?

Kompas.com - 17/12/2018, 11:52 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAMBI, KOMPAS.com — Hingga tiga bulan masa kampanye Pilpres 2019, media sosial masih diwarnai konflik antardua kubu pasangan calon presiden-calon wakil presiden.

Pendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menyematkan pendukung Joko Widodo-Ma'ruf Amin dengan julukan "cebong".

Sementara kubu Jokowi-Ma'ruf menyematkan pendukung Prabowo-Sandi sebagai "kampret".

Nah, pendukung Jokowi sempat menyinggung soal "kampret" saat Jokowi memberikan pengarahan kepada tim kampanye daerah Provinsi Jambi pada Minggu (16/12/2018) kemarin.

Baca juga: Ketika Jokowi Terdiam Saat Dengar Petani Ingin Tanam Sawit Lagi

Awalnya, Jokowi sedang mengklarifikasi berbagai isu miring yang menerpa dirinya. Mulai dari dirinya dituduh PKI hingga dituduh antek asing dan aseng.

Tiba-tiba, ada salah seorang tim sukses berteriak, "Kampret, Pak. Kampret, Pak."

Jokowi sontak menengok ke arah sumber suara. Raut wajahnya berubah dari senyum menjadi datar.

Ia kemudian berkomentar, "Komprat, kampret, opo?"

Baca juga: Jokowi: Yang Gede-gede Enggak Garap, Saya Ambil Lagi, Saya Kasih ke Rakyat

Para relawan kemudian bersorak sorai sambil bertepuk tangan riuh.

Sementara, Jokowi tidak mengubah raut wajahnya. Tetap datar sambil melihat ke sekelilingnya.

Dua detik kemudian, Jokowi kembali meneruskan pidatonya. Ia mengatakan, kondisi politik di Indonesia dipenuhi dengan cara-cara tidak beradab.

Ia meminta masyarakat tidak mengikuti cara-cara demikian karena cara itu tidak sesuai dengan etika orang Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Ide "Presidential Club" Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Nasional
Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Nasional
Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Nasional
BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

Nasional
Luhut Ingatkan soal Orang 'Toxic', Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Luhut Ingatkan soal Orang "Toxic", Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Nasional
Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Nasional
[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

Nasional
Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Nasional
Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com