Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aria Bima: Kalau Masih Ada, Soeharto Pun Akan Mendukung Jokowi-Ma'ruf

Kompas.com - 10/12/2018, 17:52 WIB
Jessi Carina,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Program Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo - Ma'ruf Amin, Aria Bima, menyayangkan isu Orde Baru dan era reformasi selalu didengungkan oleh Partai Berkarya yang menjadi pendukung pasangan calon Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Hal ini membuat sosok Presiden ke-2 Soeharto menjadi bulan-bulanan khususnya ketika membahas tema korupsi.

Baca juga: Catatan Setara Institute soal Kebesaran Soeharto: Jenderal Besar hingga Diktator Kejam

Padahal, terlepas dari persoalan korupsi pada era itu, kata Bima, pemerintahan Soeharto masih mampu mempertahankan NKRI. Bima yakin Soeharto memiliki pandangan yang sama dengan Jokowi untuk mempertahankan ideologi Pancasila.

"Saya yakin kalau Pak Soeharto ada, karena apa yang dilakukan Pak Jokowi juga satu hal yang positif dalam komitmen NKRI dan Pancasila, imajinasi saya Soeharto pun akan mendukung Pak Jokowi dan Ma'ruf Amin," ujar Bima di Posko Cemara, Senin (10/12/2018).

Baca juga: ICW Tagih Komitmen Negara Usut Dugaan Korupsi Soeharto

Bima pun berharap Partai Berkarya tidak lagi menggunakan idiom zaman Orba, sebab secara tidak langsung justru menempatkan Soeharto pada posisi tidak terhormat.

Pada akhirnya, hal yang terjadi malah politik yang penuh caci maki yang kemudian memancing tokoh reformasi untuk membuka kembali kekurangan Soeharto pada era tersebut.

"Jadi enggak pas Partai Berkarya angkat Orba dan era reformasi pada konteks pilpres sekarang. Saya yakin Pak Harto tidak dan tidak mau katakan 'enak zamanku yo le' karena zamannya berbeda tantangan, ancamannya berbeda," kata Bima.

Baca juga: Sejarawan LIPI: Hanya Orang Gila yang Mau Kembali ke Era Soeharto

"Saya ingat betul Ibu Mega orang yang pertama kali melarang caci maki pada 1998 karena pemimpin kita, apapun hal yang ada kekurangannya, itu bukan tempat caci maki," tambah dia.

Pada pertengahan tahun ini, Sekretaris Jenderal Partai Berkarya Priyo Budi Santoso mengatakan, partainya begitu mengidolakan sosok kepemimpinan Presiden kedua RI, Soeharto.

Baca juga: Pukat UGM: Pelaporan Ahmad Basarah soal Dugaan Penghinaan Soeharto Tidak Tepat

Menurut Priyo, partainya optimistis bahwa sistem pemerintahan Orde Baru masih relevan jika digunakan saat ini.

"Jika saja pemerintah kita mau sedikit saja mengikuti beberapa ajaran kebaikan pada zaman Pak Harto. Itu salah satu yang hari ini coba kami tawarkan ke masyarakat," kata Priyo.

Kompas TV Permasalahan korupsi di Indonesia kini sudah menjadi musuh utama bangsa. Karena itu perdebatan soal masalah korupsi tak akan pernah surut. Bahkan tak jarang masuk ke dalam perdebatan politik. Seperti polemik tudingan "Soeharto guru korupsi" yang kini mengemuka. Bermula dari kritik Calon Presiden Nomor Urut 02 Prabowo Subianto yang menyatakan korupsi di Indonesia seperti kanker stadium 4 muncul lah pernyataan "Soeharto guru korupsi" dari elite parpol pendukung capres cawapres Jokowi-Ma'ruf Amien. Lalu akan bermuara dimanakah polemik ini? Akankah polemik ini berujung pada adu gagasan para calon pemimpin negeri ini terkait komitmennya memberantas korupsi? Kami akan bahas hal ini bersama sejumlah narasumber telah hadir di studio Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Andre Rosiade. Lalu ada Wakil Ketua Tim Sukses Capres Cawapres Jokowi-Ma'ruf Amien, Lukman Eddy dan melalui sambungan telepon ada peneliti Indonesia Corruption Watch, Donal Fariz.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Tanggal 18 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 18 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Polisi Temukan Bahan Peledak Saat Tangkap Terduga Teroris di Karawang

Polisi Temukan Bahan Peledak Saat Tangkap Terduga Teroris di Karawang

Nasional
Polisi Tangkap Satu Terduga Teroris Pendukung ISIS dalam Penggerebekan di Karawang

Polisi Tangkap Satu Terduga Teroris Pendukung ISIS dalam Penggerebekan di Karawang

Nasional
BPIP: Kristianie Paskibraka Terbaik Maluku Dicoret karena Tak Lolos Syarat Kesehatan

BPIP: Kristianie Paskibraka Terbaik Maluku Dicoret karena Tak Lolos Syarat Kesehatan

Nasional
Sekjen Tegaskan Anies Tetap Harus Ikuti Aturan Main meski Didukung PKB Jakarta Jadi Cagub

Sekjen Tegaskan Anies Tetap Harus Ikuti Aturan Main meski Didukung PKB Jakarta Jadi Cagub

Nasional
PKB Tak Resisten Jika Anies dan Kaesang Bersatu di Pilkada Jakarta

PKB Tak Resisten Jika Anies dan Kaesang Bersatu di Pilkada Jakarta

Nasional
Ditanya Soal Berpasangan dengan Kaesang, Anies: Lebih Penting Bahas Kampung Bayam

Ditanya Soal Berpasangan dengan Kaesang, Anies: Lebih Penting Bahas Kampung Bayam

Nasional
Ashabul Kahfi dan Arteria Dahlan Lakukan Klarifikasi Terkait Isu Penangkapan oleh Askar Saudi

Ashabul Kahfi dan Arteria Dahlan Lakukan Klarifikasi Terkait Isu Penangkapan oleh Askar Saudi

Nasional
Timwas Haji DPR Ingin Imigrasi Perketat Pengawasan untuk Cegah Visa Haji Ilegal

Timwas Haji DPR Ingin Imigrasi Perketat Pengawasan untuk Cegah Visa Haji Ilegal

Nasional
Selain Faktor Kemanusian, Fahira Idris Sebut Pancasila Jadi Dasar Dukungan Indonesia untuk Palestina

Selain Faktor Kemanusian, Fahira Idris Sebut Pancasila Jadi Dasar Dukungan Indonesia untuk Palestina

Nasional
Kritik Pengalihan Tambahan Kuota Haji Reguler ke ONH Plus, Timwas Haji DPR: Apa Dasar Hukumnya?

Kritik Pengalihan Tambahan Kuota Haji Reguler ke ONH Plus, Timwas Haji DPR: Apa Dasar Hukumnya?

Nasional
Pelaku Judi 'Online' Dinilai Bisa Aji Mumpung jika Dapat Bansos

Pelaku Judi "Online" Dinilai Bisa Aji Mumpung jika Dapat Bansos

Nasional
Kemenag: Pemberangkatan Selesai, 553 Kloter Jemaah Haji Indonesia Tiba di Arafah

Kemenag: Pemberangkatan Selesai, 553 Kloter Jemaah Haji Indonesia Tiba di Arafah

Nasional
Pengamat Sebut Wacana Anies-Kaesang Hanya 'Gimmick' PSI, Risikonya Besar

Pengamat Sebut Wacana Anies-Kaesang Hanya "Gimmick" PSI, Risikonya Besar

Nasional
Jelang Idul Adha 2024, Pertamina Patra Niaga Sigap Tambah Solar dan LPG 3 Kg

Jelang Idul Adha 2024, Pertamina Patra Niaga Sigap Tambah Solar dan LPG 3 Kg

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com