JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Ahmad Basarah mengatakan bahwa pernyataannya yang menyebut Presiden Soeharto adalah guru korupsi di Indonesia, bukanlah sesuatu yang keliru. Namun, Basarah mengatakan, dirinya tetap memandang Presiden ke-2 RI itu secara obyektif.
"Saya dalam berbagai kesempatan selalu mengajak bangsa Indonesia menghormati jasa-jasa pahlawan dan pemimpin bangsa, termasuk kepada Pak Harto dan hal-hal positif yang pernah Beliau lakukan kepada Indonesia," ujar Basarah dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Minggu (2/12/2018).
Menurut Basarah, tidak salah mengambil hal-hal positif yang pernah dilakukan Soeharto selama 32 tahun berkuasa. Misalnya, keberhasilan menjaga swasembada pangan dan berhasil membungkam gerakan yang bersifat suku, agama dan ras, serta gerakan separatisme.
Namun, menurut Basarah, untuk kepentingan pendidikan politik kepada rakyat, terutama generasi muda saat ini, perlu diberitahu juga bahwa ada sisi negatif pada masa pemerintahan Presiden Soeharto. Salah satunya, isu korupsi, kolusi dan nepotisme yang melekat pada era Orde Baru.
"Intinya, hal-hal positif yang pernah Beliau lakukan untuk bangsa Indonesia kita hormati dan kita pelihara. Sementara, hal-hal buruk harus kita maafkan dan tinggalkan, namun jangan sampai kita melupakannya," kata Basarah.
Polemik ini bermula dari pernyataan Basarah bahwa maraknya korupsi di Indonesia dimulai sejak era Presiden Soeharto. Berdasarkan itu, Basarah menyebut Soeharto sebagai guru dari korupsi di Indonesia.
Berikut pernyataan Basarah mengenai hal itu : "Jadi, guru dari korupsi di Indonesia sesuai TAP MPR Nomor 11 Tahun 1998 itu mantan Presiden Soeharto dan itu adalah mantan mertuanya Pak Prabowo."
Pernyataan Basarah sendiri sebenarnya merupakan respons dari pidato calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto di sebuah forum internasional di Singapura. Prabowo mengatakan, isu utama di Indonesia sekarang adalah maraknya korupsi, yang sudah seperti kanker stadium 4.
Belakangan, Partai Berkarya berencana melaporkan Basarah ke Polri atas pernyataannya "Soeharto adalah guru korupsi."
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.