Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

LBH Masyarakat: Penanganan HIV Bukan Hanya Tugas Kemenkes, tapi Lintas Sektor

Kompas.com - 01/12/2018, 07:25 WIB
Devina Halim,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Koordinator Riset dan Kebijakan LBH Masyarakat Ajeng Larasati menilai pemerintah kerap kali salah paham soal penanganan masalah HIV/AIDS.

Ajeng menegaskan, permasalahan penanganan penyakit tersebut merupakan tanggung jawab sejumlah kementerian.

"Sayangnya pemahaman pemerintah di Indonesia masih sangat terkotak-kotak bahwa HIV adalah tugas Kementerian Kesehatan saja. Padahal itu salah kaprah, persoalan HIV adalah persoalan lintas sektor," ungkapnya saat ditemui di Kantor LBH Masyarakat, Jakarta Selatan, Jumat (30/11/2018).

Ia menjelaskan, peran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan adalah memastikan Orang Dengan HIV AIDS (ODHA) mendapatkan pendidikan yang layak.

Baca juga: UNAIDS Akan Gandeng Pemuka Agama Tingkatkan Kesadaran Masyarakat akan HIV/AIDS

Ajeng pun menilai perlu dibuat sebuah peraturan untuk mencegah diskriminasi terhadap para pengidap dari institusi pendidikan.

Selain itu, ada pula peran Kementerian Hukum dan HAM dalam menangani isu HIV/AIDS di lingkungan lembaga pemasyarakatan (lapas) dan rumah tahanan negara (rutan).

Menurutnya, perilaku berisiko terkena HIV dalam rutan dan lapas dapat terjadi lewat penggunaan narkoba jenis jarum suntik secara bergantian.

Belum lagi jika narapidana tersebut sudah mengidap HIV ketika masuk penjara dan tidak ada akses terhadap obat antiretroviral (ARV).

"Misalnya penggunaan narkotika jarum suntik di lapas. Pertama, jarum suntiknya sudah pasti tidak steril, tidak akan ada cara sterilisasi di dalam. Kedua, karena terbatas, itu pasti dipakenya juga ganti-gantian," terangnya.

"Itu sudah perilaku berisiko HIV dan itu terjadi di wilayah yang menjadi pengawasan Ditjen PAS (Direktorat Jenderal Pemasyarakatan) dan itu di bawahnya Kemenkumham," sambung dia.

Kemudian, Ajeng mengungkapkan beberapa kasus di mana seorang pegawai diberhentikan dari pekerjaannya karena terjangkit HIV.

Pada kasus seperti itu, Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) perlu memastikan mereka yang mengidap HIV dapat bekerja tanpa diskriminasi.

Untuk itu, Ajeng berpendapat bahwa peraturan-peraturan yang ada untuk mencegah diskriminasi terhadap OHDA perlu ditegakkan.

Di sisi lain, koordinasi antarkementerian juga perlu semakin ditingkatkan.

"Yang perlu dilakukan seandainya perangkat kebijakanya sudah ada adalah penegakan. Kalau memang ada yang melanggar sesuai dengan kewenangan kementerian masing-masing," ucap Ajeng.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dukung Prabowo-Gibran, PKB Pastikan Tak Bakal Rusak Soliditas Koalisi Indonesia Maju

Dukung Prabowo-Gibran, PKB Pastikan Tak Bakal Rusak Soliditas Koalisi Indonesia Maju

Nasional
Senada dengan Nasdem, PKB Anggap Hak Angket Kecurangan Pemilu Kian Sulit Diwujudkan

Senada dengan Nasdem, PKB Anggap Hak Angket Kecurangan Pemilu Kian Sulit Diwujudkan

Nasional
Usai Dukung Prabowo-Gibran, Nasdem dan PKB Bilang Timnas Amin ‘Bubar’

Usai Dukung Prabowo-Gibran, Nasdem dan PKB Bilang Timnas Amin ‘Bubar’

Nasional
MK Sidangkan Sengketa Pileg 2024 Mulai 29 April, Sehari Puluhan Perkara

MK Sidangkan Sengketa Pileg 2024 Mulai 29 April, Sehari Puluhan Perkara

Nasional
Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, PKS: Pak Surya Paling Cantik Bermain Politik

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, PKS: Pak Surya Paling Cantik Bermain Politik

Nasional
Penghormatan Terakhir PDI-P untuk Tumbu Saraswati...

Penghormatan Terakhir PDI-P untuk Tumbu Saraswati...

Nasional
Idrus Sebut Ada Posisi Strategis yang Ditawarkan jika Jokowi Masuk Golkar; Ketua Umum hingga Ketua Dewan Pembina

Idrus Sebut Ada Posisi Strategis yang Ditawarkan jika Jokowi Masuk Golkar; Ketua Umum hingga Ketua Dewan Pembina

Nasional
CSIS: Jumlah Caleg Perempuan Terpilih di DPR Naik, tapi Sebagian Terkait Dinasti Politik

CSIS: Jumlah Caleg Perempuan Terpilih di DPR Naik, tapi Sebagian Terkait Dinasti Politik

Nasional
Cak Imin Titip 8 Agenda Perubahan ke Prabowo, Eks Sekjen PKB: Belum 'Move On'

Cak Imin Titip 8 Agenda Perubahan ke Prabowo, Eks Sekjen PKB: Belum "Move On"

Nasional
CSIS: Caleg Perempuan Terpilih di Pemilu 2024 Terbanyak Sepanjang Sejarah sejak Reformasi

CSIS: Caleg Perempuan Terpilih di Pemilu 2024 Terbanyak Sepanjang Sejarah sejak Reformasi

Nasional
Prabowo-Gibran Disarankan Terima Masukkan Masyarakat saat Memilih Menteri, daripada 'Stabilo KPK'

Prabowo-Gibran Disarankan Terima Masukkan Masyarakat saat Memilih Menteri, daripada "Stabilo KPK"

Nasional
CSIS: Caleg Terpilih yang Terindikasi Dinasti Politik Terbanyak dari Nasdem, Disusul PDI-P

CSIS: Caleg Terpilih yang Terindikasi Dinasti Politik Terbanyak dari Nasdem, Disusul PDI-P

Nasional
MK Registrasi 297 Sengketa Pileg 2024

MK Registrasi 297 Sengketa Pileg 2024

Nasional
CSIS: 138 dari 580 Caleg Terpilih di DPR Terasosiasi Dinasti Politik

CSIS: 138 dari 580 Caleg Terpilih di DPR Terasosiasi Dinasti Politik

Nasional
Idrus Marham Dengar Kabar Golkar Dapat 5 Kursi Menteri dari Prabowo

Idrus Marham Dengar Kabar Golkar Dapat 5 Kursi Menteri dari Prabowo

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com