Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hasto Yakin Keluarga Pendiri NU yang Dukung Prabowo Akan Pikir Ulang

Kompas.com - 29/11/2018, 20:25 WIB
Jessi Carina,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Tim Kampanye Nasional pasangan capres dan cawapres nomor urut 01 Joko Widodo dan Ma'ruf Amin, Hasto Kristiyanto mengatakan, keluarga pendiri Nahdlatul Ulama yang mendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno akan berpikir ulang.

Keyakinan Hasto tersebut mengacu pada sikap Prabowo terkait Australia yang memindahkan kedutaan besarnya untuk Israel ke Yerusalem.  

 

"Mereka belum tahu juga kalau Pak Prabowo enggak tegas sikapnya terhadap kedutaan di Israel. Jadi setelah itu mungkin akan berpikir ulang juga," ujar Hasto di Posko Cemara, Kamis (29/11/2018).

Baca juga: Sandiaga Minta Maaf soal Langkahi Makam Pendiri NU

Seperti diketahui, Prabowo mengatakan, dirinya menghormati kedaulatan Australia yang memutuskan untuk memindahkan kedutaan besarnya di Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem. 

Hasto juga menyinggung insiden Sandiaga yang melompati makam pendiri NU. Jika keluarga pendiri NU mengetahui peristiwa tersebut, Hasto yakin mereka akan berpikir ulang untuk mendukung Prabowo-Sandi.

"Apalagi setalah melihat Pak Sandiaga Uno ke makam dan tidak bisa menghormati makam tokoh-tokoh NU, mereka akan berpikir ulang," ujar Hasto.

Hasto sendiri yakin bahwa kader NU tetap lebih memilih Jokowi-Ma'ruf.

Dukungan keluarga pendiri NU

Sebelumnya, calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto dan calon wakil presiden Sandiaga Uno bertemu dengan sejumlah anggota keluarga keturunan pendiri Nahdlatul Ulama (NU) di kediaman Prabowo, Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Rabu (28/11/2018) malam.

Baca juga: Komentar Kalla soal Sikap Prabowo Terkait Pemindahan Kedubes Australia ke Yerusalem

Dalam pertemuan tersebut keluarga pendiri NU menyatakan dukungan kepada pasangan Prabowo-Sandiaga pada Pilpres 2019 mendatang.

"Perwakilan dzurriyah (keturunan) pendiri NU hadir di sini, bertukar pikiran, saling mendukung, saling memahami," ujar KH Irfan Yusuf atau akrab disapa Gus Irfan saat memberikan keterangan seusai pertemuan.

Gus Irfan merupakan cucu dari pendiri Nahdlatul Ulama (NU) KH Hasyim Asyari. Ayah Gus Irfan, KH Yusuf Hasyim, dikenal sebagai salah satu tokoh NU sekaligus pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur.

Selain Gus Irfan hadir pula, KH. Hasyim Karim atau Gus Aying, KH. Fahmi Amrullah atau Gus Fahmi dan KH A. Baidhowi atau Gus Dhowi. Ketiganya adalah cucu dari KH Hasyim Asyari.

Baca juga: Bertemu Prabowo-Sandiaga, Keluarga Pendiri NU Nyatakan Dukungan

Ada pula KH Hasib Wahab, putra dari salah satu pendiri NU KH Wahab Hasbulloh dan Gus Billy, cicit dari KH Bisri Syansuri.

"Pak Prabowo tadi menjelaskan latar belakang beliau ingin menjadikan Indonesia menjadi lebih baik. Kami dari keluarga pendiri NU juga merasa terhormat karena beliau juga mengatakan bahwa indonesia ini lahir juga dari perjuangan para ulama NU," kata Gus Irfan.

"Sehingga kehadiran kami di sini semacam mengulang peristiwa perjuangan para pendahulu kita yang dulu," ucapnya.

Kompas TV Apakah pembangunan infrastruktur yang dilaksanakan pemerintahan Joko Widodo sudah benar-benar menyentuh kebutuhan masyarakat? Bagaimana kubu Prabowo-Sandi menanggapi pernyataan Jokowi yang ingin mempercepat penyelesaian proyek infrastruktur demi Pilpres 2019?<br /> <br /> Kita bahas bersama juru bicara Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandiaga, Suhendra Ratu Prawiranegara, juru bicara Tim Kampanye Nasional Jokowi-Maruf, Nusyirwan Soejono, serta Direktur Eksekutif Indef, Enny Sri Hartati.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com