Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Aiman Witjaksono
Jurnalis

Jurnalis

Politik Pasar Jokowi Vs Sandi

Kompas.com - 26/11/2018, 07:59 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Faktor utama yang menyebabkan turunnya apresiasi pemerintah ini di antaranya yang terbesar adalah masalah kesejahteraan dan ekonomi.

Demikian pula survei terbaru lembaga survei Median yang menyebutkan tiga hal besar yang menjadi penentu kemenangan: persepsi publik terhadap kesejahteraan, lapangan kerja, dan harga pangan. Ketiganya berada di bidang ekonomi.

Presiden Joko Widodo saat berselfie bersama warga di Pasar Anyar, Kota Tangerang, Banten, Minggu (11/4/2018).Fabian Januarius Kuwado Presiden Joko Widodo saat berselfie bersama warga di Pasar Anyar, Kota Tangerang, Banten, Minggu (11/4/2018).

Ekonomi dan bahasa rakyat?

Meski inflasi terjaga di bawah 3,5 persen, kondisi pertumbuhan ekonomi Indonesia melambat.

Pihak Jokowi-Ma'ruf mengatakan, hal ini disebabkan turbulensi ekonomi global. Sementara pihak Prabowo-Sandi mengatakan sebagai kurang cakapnya pemerintah mengelola negara.

Terlepas dari perdebatan itu, pelambatan ekonomi memang membuat perusahaan sulit berekspansi lebih besar, yang berujung pada rendahnya serapan tenaga kerja.

Hal ini diperparah dengan kenaikan nilai tukar dollar Amerika Serikat, yang memaksa Bank Sentral (BI) menaikkan suku bunga hingga 6 kali, total 175 basis poin (bps).

Tetapi, sulit untuk menceritakan hal-hal tersebut kepada sebagian masyarakat. Kedua kubu memiliki argumentasi yang berbeda melihat fenomena ini.

Oleh karena itu, cara yang paling mudah adalah membahasakan dengan bahasa rakyat yaitu harga barang di pasar tradisional.

Jadi, bersiaplah. Di pemilu kali ini kita akan sering mendengar soal harga bawang, cabai, bahkan petai hingga jengkol. Itu adalah bahasa rakyat, bahasa yang mudah dipahami seluruh warga Indonesia tanpa terkecuali.

Dari sinilah sesungguhnya tecermin seberapa besar inflasi yang terjadi.

Tapi pertanyaannya, apakah masyarakat tidak dirugikan karena kontestasi yang mayoritas hanya diisi dengan gemuruh harga cabai, bawang, hingga ayam?

Lalu, ke mana usulan cetak biru pembangunan yang akan dibawa masing-masing kandidat yang akan memimpin 260 juta warganya?

Saya Aiman Witjaksono.
Salam!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

Nasional
Polisi dari 4 Negara Kerja Sama demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polisi dari 4 Negara Kerja Sama demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

Nasional
KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

Nasional
Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Nasional
KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

Nasional
KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

Nasional
Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Nasional
Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Nasional
Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nasional
Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Nasional
Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Ide "Presidential Club" Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Nasional
Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Nasional
Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non-Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non-Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com