Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prabowo Ingin Contoh India dan Thailand dalam Menangani Stunting

Kompas.com - 22/11/2018, 07:09 WIB
Devina Halim,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto menilai permasalahan stunting di Indonesia sudah sampai pada tahap darurat nasional.

Stunting adalah sebuah kondisi dimana anak bertubuh pendek karena kurang gizi kronis sejak dalam kandungan.

"Fenomena stunting ini sudah berstatus darurat untuk skala nasional," ujarnya saat menjadi pembicara pada acara Indonesia Economic Forum 2018, di Hotel Shangrila, Jakarta Pusat, Rabu (21/11/2018).

Berdasarkan data yang ia tunjukkan, Indonesia masih berada pada peringkat 25 dari 149 negara secara global, dengan 36,4 persen anak menderita stunting.

Jika dibandingkan dengan negara tetangga, misalnya Singapura yang berada pada peringkat 141 dengan jumlah 4,4 persen anak mengalami stunting.

Baca juga: Gerakan Emas Prabowo-Sandiaga Ingin Cegah Stunting yang Mengancam Bonus Demografi

Sumber dari data tersebut adalah laporan bersama dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), United Nations Children's Fund (Unicef), dan Bank Dunia (World Bank), soal estimasi anak yang mengalami malnutrisi dari data pada 2010-2017.

Menurutnya, asupan yang bergizi merupakan solusi untuk menangani masalah itu. Ia ingin mencontoh penanganan seperti di India.

Prabowo menuturkan, negara tersebut telah berhasil menjadi negara pengekspor hasil pertanian.

Salah satu program yang mendukung keberhasilan tersebut adalah "White Revolution" yang digerakkan oleh seorang tokoh asal India bernama Verghese Kurien.

Prabowo menjelaskan, program tersebut mengharuskan anak-anak untuk meminum susu sebelum pergi ke sekolah. Hasilnya, anak-anak di India banyak meraih kesuksesan di berbagai bidang, misalnya menjadi insinyur.

"Saya pelajari programnya, sangat luar biasa. Filosofinya adalah 'Anda bisa miskin sekarang, tapi anak Anda tak boleh miskin besok'. Ia ajarkan anak-anak untuk memerah susu dari sapi, meminum susu segar, setelah itu pergi ke sekolah," terangnya.

Baca juga: Mendes Eko: Penggunaan Dana Desa Mampu Tekan Stunting hingga Nol Persen

"Makanya anak-anak India bisa mendapatkan asupan protein yang cukup. Sekarang mereka (anak-anak India) bisa jadi engineer, dari orang miskin bisa jadi siapapun," sambung dia.

Selain itu, ia juga menilai inovasi Thailand untuk membuat susu dalam bentuk tablet juga patut ditiru.

Terdapat dua jenis susu dalam bentuk tablet yang berada di Thailand, yaitu yang bersubsidi dan untuk komersil.

Prabowo kemudian menunjukkan dua bungkus tablet susu yang ia bawa kepada para hadirin.

"Kita berikan ke sekolah sejumlah 4 tablet per anak, tidak perlu dimasukkan ke dalam kulkas, dan mudah untuk didistribusikan, yang merupakan bagian dari program kita," ujarnya.

Prabowo pun mengungkapkan bahwa ia merasa bersemangat untuk mengeksplorasi berbagai potensi yang dimiliki oleh Indonesia. Jika tidak, ia mengaku tidak akan tertarik untuk maju sebagai calon presiden.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Nasional
Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Nasional
Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Nasional
PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

Nasional
Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Nasional
Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Nasional
Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Nasional
Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com