Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peserta Pemilu Dinilai Belum Serius Garap Potensi Pemilih Muda

Kompas.com - 06/11/2018, 10:37 WIB
Reza Jurnaliston,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini menilai, para peserta pemilu baik partai politik maupun pasangan capres dan cawapres belum menunjukkan keberpihakan pada kepentingan anak muda secara substansial.

Wacana soal ini belum menjadi pembahasan serius.

“Memang dalam visi misi yang mereka sampaikan ke KPU sudah ada bagian yang menyasar program untuk kelompok muda. Tapi sayangnya program ini seolah tidak menjadi diskursus atau perbincangan yang mereka dialogkan dua arah dengan para kelompok muda,” tutur Titi kepada Kompas.com, Selasa (6/11/2018).

Titi mengatakan, jika melihat jumlah pemilih muda, cukup signifikan. Tercatat, ada sekitar 5 juta pemilih pemula yang akan memberikan suaranya pada Pemilu 2019.

Baca juga: #IkutPemilu2019, Kado “Sweet Seventeen” untuk 5 Juta Pemilih Pemula

Selain itu, 80 juta pemilih milenial yang berusia 17-35 tahun.

Oleh karena itu, kelompok ini potensial untuk memengaruhi perolehan suara peserta pemilu pada 2019.

“Kalau ceruk ini bisa dioptimalkan dengan pendekatan yang tepat, maka akan signifikan pengaruhnya dalam menyumbang kemenangan bagi paslon ataupun parpol peserta pemilu,” kata Titi.

Menurut Titi, parpol dan kandidat pasangan calon masih terjebak pada simbolisasi gaya berpakaian ataupun gaya komunikasi.

Padahal, anak muda harus dilibatkan secara substansi dan langsung berinteraksi.

“Memang dari tim pemenangan kedua belah pihak sudah ada sejumlah anak muda yang jadi bagian dari tokoh kunci peserta pemilu, tapi jumlahnya bisa dibilang sangat minim. Dan keberadaan mereka juga masih belum muncul ke permukaan untuk bicara gagasan dan program yang berpihak pada para anak muda,” kata Titi.

Baca juga: Golkar Sesuaikan Strategi Pemenangan untuk Gaet Pemilih Muda pada Pemilu 2019

Pelibatan aktif anak muda dinilai Titi penting agar ada interaksi antara pasangan calon dan pemilih muda.

"Paslon punya tanggung jawab untuk memberikan pendidikan politik optimal bagi anak muda. Anak muda bukan hanya target atau objek lumbung suara bagi palson. Tapi lebih dari itu, mereka adalah aset masa depan bangsa yang akan memimpin negeri ini ke depan,” kata Titi.

Oleh karena itu, menurut Titi, kandidat pasangan calon presiden dan wakil presiden harus punya kontribusi menguatkan anak muda dari sisi pendidikan politik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com