BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan GO-JEK Indonesia

Hargai Sesama, Jauhkan 5 Sikap Ini pada Penyandang Disabilitas

Kompas.com - 26/10/2018, 18:30 WIB
Haris Prahara,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kesetaraan adalah nilai luhur bagi setiap insan manusia. Tak seorang pun yang berhak mengklaim dirinya lebih superior dibandingkan individu lain.

Prinsip itulah yang selayaknya kita pegang ketika bertemu dengan penyandang disabilitas. Meski pun mungkin ada kekurangan pada diri mereka, pada hakikatnya mereka sama dengan diri kita.

Menghargai penyandang disabilitas bisa dimulai dengan hal-hal sederhana. Sebagaimana dikutip The Guardian, Rabu (15/11/2017), berikut aneka hal yang baiknya kita hindari ketika bertemu penyandang disabilitas:

1. Menanyakan jenis disabilitas mereka

Bertanya mengenai kekurangan yang dialami penyandang disabilitas cenderung bersifat sensitif dan merendahkan.

Seperti halnya kita tidak berhak menanyakan detail rekam medis seseorang, demikian pula sebaiknya tidak dilakukan pada penyandang disabilitas.

Jika pun penyandang disabilitas ingin kita mengetahui jenis keterbatasannya, mereka tentu dengan senang hati memberi tahu.

2. Menyamaratakan penyandang disabilitas

Tidak ada kesempurnaan di dunia ini. Pepatah klasik itu juga semestinya kita terapkan ketika memandang sesama manusia.

Selain mereka yang terlahir dengan kondisi sempurna, terdapat sebagian lagi yang kurang beruntung dan menyandang disabilitas.

Jadi, amat tidak elok bila kita memiliki persepsi seorang tuna netra, punya kemampuan sama dengan mereka yang terlahir normal. Kita pun semestinya maklum bila seorang penyandang disabilitas lainnya memiliki keterbatasan di bidang tertentu

3. Memberi saran secara asal

Ketika bertemu penyandang disabilitas, jauhkan memberi saran terkait bagaimana mereka bisa pulih dari keterbatasan yang dialami. Bila itu dilakukan, artinya sama saja kita melakukan perundungan terhadap mereka.

4. Langsung membantu tanpa bertanya

Niat membantu penyandang disabilitas tentunya merupakan suatu hal baik. Namun, ada baiknya kita bertanya terlebih dahulu kepada mereka sebelum menawarkan bantuan.

Terkadang, bantuan yang kita tawarkan justru menimbulkan rasa frustrasi atau malah memalukan bagi diri mereka.

5. Menyebut kehidupan mereka merana

Status sebagai penyandang disabilitas bukan berarti akhir dari kehidupan. Namun, tetap saja acap kali terbesit dalam pikiran awam bahwa kehidupan mereka identik dengan kesedihan atau bahkan merana.

Pada dasarnya, tidak sesederhana itu. Penyandang disabilitas umumnya memiliki tingkat penerimaan diri yang baik dan dapat berdamai dengan keadaan.

Karena itulah, sudah selayaknya kita menghilangkan pandangan atau stigma negatif terhadap mereka.

Terkait poin-poin di atas, sejatinya tidak ada seorang pun yang ingin hidup dengan keterbatasan. Penyandang disabilitas pun ingin dipandang normal, punya hak serupa dengan masyarakat lain.

Selaras dengan semangat itu, berbagai lembaga publik telah berupaya mengakomodasi penyandang disabilitas untuk berkarya dalam institusinya.

Di bidang pemerintahan, contohnya, telah dialokasikan kuota 2 persen dari pegawai yang diterima untuk para penyandang disabilitas. Hal itu sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas.

Demikian halnya di sektor swasta. Penyandang disabilitas diberi kesempatan yang sama untuk bekerja. Salah satunya seperti dilakukan perusahaan penyedia transportasi Go-Jek.

Melalui Go-Life, yang masih bagian dari perusahaan tersebut, penyandang disabilitas diberi peluang untuk bekerja sesuai keahliannya.

Ya, meskipun sering dianggap berbeda, sejatinya banyak penyandang disabilitas yang juga memiliki kemampuan unik dan mampu berprestasi.

Untuk diketahui, sebanyak satu dari dua puluh mitra aktif layanan Go-Massage dan Go-Auto yang merupakan bagian dari Go-Life adalah penyandang disabilitas. Mereka bisa menjadi mitra karena pelayanan dan keterampilannya telah diuji terlebih dahulu.

Tak cuma memberdayakan, Go-Life juga ingin mengkampanyekan kesetaraan kaum disabilitas dengan gerakan sosial #HilangkanBatasan. Melalui gerakan ini para penyandang disabilitas diajak untuk percaya bahwa mereka dapat berkarya maksimal tanpa batasan.

Di sisi lain #HilangkanBatasan bertujuan pula untuk mengubah persepsi masyarakat terhadap penyandang disabilitas.  


Terkini Lainnya

Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Nasional
Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Nasional
Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Nasional
Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Nasional
PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

Nasional
PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

Nasional
Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Nasional
Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Nasional
Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com