BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan GO-JEK Indonesia
Salin Artikel

Hargai Sesama, Jauhkan 5 Sikap Ini pada Penyandang Disabilitas

Prinsip itulah yang selayaknya kita pegang ketika bertemu dengan penyandang disabilitas. Meski pun mungkin ada kekurangan pada diri mereka, pada hakikatnya mereka sama dengan diri kita.

Menghargai penyandang disabilitas bisa dimulai dengan hal-hal sederhana. Sebagaimana dikutip The Guardian, Rabu (15/11/2017), berikut aneka hal yang baiknya kita hindari ketika bertemu penyandang disabilitas:

1. Menanyakan jenis disabilitas mereka

Bertanya mengenai kekurangan yang dialami penyandang disabilitas cenderung bersifat sensitif dan merendahkan.

Seperti halnya kita tidak berhak menanyakan detail rekam medis seseorang, demikian pula sebaiknya tidak dilakukan pada penyandang disabilitas.

Jika pun penyandang disabilitas ingin kita mengetahui jenis keterbatasannya, mereka tentu dengan senang hati memberi tahu.

2. Menyamaratakan penyandang disabilitas

Tidak ada kesempurnaan di dunia ini. Pepatah klasik itu juga semestinya kita terapkan ketika memandang sesama manusia.

Selain mereka yang terlahir dengan kondisi sempurna, terdapat sebagian lagi yang kurang beruntung dan menyandang disabilitas.

Jadi, amat tidak elok bila kita memiliki persepsi seorang tuna netra, punya kemampuan sama dengan mereka yang terlahir normal. Kita pun semestinya maklum bila seorang penyandang disabilitas lainnya memiliki keterbatasan di bidang tertentu

3. Memberi saran secara asal

Ketika bertemu penyandang disabilitas, jauhkan memberi saran terkait bagaimana mereka bisa pulih dari keterbatasan yang dialami. Bila itu dilakukan, artinya sama saja kita melakukan perundungan terhadap mereka.

4. Langsung membantu tanpa bertanya

Niat membantu penyandang disabilitas tentunya merupakan suatu hal baik. Namun, ada baiknya kita bertanya terlebih dahulu kepada mereka sebelum menawarkan bantuan.

Terkadang, bantuan yang kita tawarkan justru menimbulkan rasa frustrasi atau malah memalukan bagi diri mereka.

5. Menyebut kehidupan mereka merana

Status sebagai penyandang disabilitas bukan berarti akhir dari kehidupan. Namun, tetap saja acap kali terbesit dalam pikiran awam bahwa kehidupan mereka identik dengan kesedihan atau bahkan merana.

Pada dasarnya, tidak sesederhana itu. Penyandang disabilitas umumnya memiliki tingkat penerimaan diri yang baik dan dapat berdamai dengan keadaan.

Karena itulah, sudah selayaknya kita menghilangkan pandangan atau stigma negatif terhadap mereka.

Terkait poin-poin di atas, sejatinya tidak ada seorang pun yang ingin hidup dengan keterbatasan. Penyandang disabilitas pun ingin dipandang normal, punya hak serupa dengan masyarakat lain.

Selaras dengan semangat itu, berbagai lembaga publik telah berupaya mengakomodasi penyandang disabilitas untuk berkarya dalam institusinya.

Di bidang pemerintahan, contohnya, telah dialokasikan kuota 2 persen dari pegawai yang diterima untuk para penyandang disabilitas. Hal itu sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas.

Demikian halnya di sektor swasta. Penyandang disabilitas diberi kesempatan yang sama untuk bekerja. Salah satunya seperti dilakukan perusahaan penyedia transportasi Go-Jek.

Melalui Go-Life, yang masih bagian dari perusahaan tersebut, penyandang disabilitas diberi peluang untuk bekerja sesuai keahliannya.

Ya, meskipun sering dianggap berbeda, sejatinya banyak penyandang disabilitas yang juga memiliki kemampuan unik dan mampu berprestasi.

Untuk diketahui, sebanyak satu dari dua puluh mitra aktif layanan Go-Massage dan Go-Auto yang merupakan bagian dari Go-Life adalah penyandang disabilitas. Mereka bisa menjadi mitra karena pelayanan dan keterampilannya telah diuji terlebih dahulu.

Tak cuma memberdayakan, Go-Life juga ingin mengkampanyekan kesetaraan kaum disabilitas dengan gerakan sosial #HilangkanBatasan. Melalui gerakan ini para penyandang disabilitas diajak untuk percaya bahwa mereka dapat berkarya maksimal tanpa batasan.

Di sisi lain #HilangkanBatasan bertujuan pula untuk mengubah persepsi masyarakat terhadap penyandang disabilitas.  

https://nasional.kompas.com/read/2018/10/26/18300031/hargai-sesama-jauhkan-5-sikap-ini-pada-penyandang-disabilitas

Terkini Lainnya

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
Bagikan artikel ini melalui
Oke