Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Hoaks Diciptakan Orang Pintar, tapi Jahat dan Disebarluaskan Orang Baik, tapi Bodoh”

Kompas.com - 15/10/2018, 15:37 WIB
Reza Jurnaliston,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Berita bohong atau hoaks merupakan sesuatu yang memiliki potensi yang berbahaya menjelang Pilpres 2019.

Kepala Divisi Humas Polri Irjen (Pol) Setyo Wasisto meminta masyarakat untuk tidak mudah percaya dengan kabar bohong alias hoaks.

Menurut Setyo, merupakan hal yang wajar para kontestan mulai memanaskan mesin-mesin politik, namun jangan sampai menciptakan perpecahan dan saling gontok-gontokan.

Hoaks diciptakan oleh orang pintar tapi jahat dan disebarluaskan oleh orang baik tapi bodoh,” ujar Setyo saat diskusi bersama organisasi-organisasi kepemudaan dengan tema “Menangkal Hoaks Menjelang Pilpres 2019,” di Aula Perkumpulan Gerakan Kebangsaan, Jakarta Selatan, Senin (15/10/2018).

Setyo mengimbau kepada publik agar bijak melakukan klarifikasi sebelum meyakini suatu informasi.

Baca juga: Polri Yakin Hoaks Kian Marak Jelang Pemilu 2019

 

Selain itu, Setyo juga mengingatkan bahawa media sosial tak termasuk ruang privat, melainkan ruang publik. Maka dari itu, setiap penggunanya diminta untuk tetap berhati-hati memanfaatka media sosial. 

“Kita ngumpet di mana saja ini adalah ruang publik. Jangan sekali-sekali mengunggah hal-hal tidak senonoh, tidak memenuhi etika sopan santun atau kata-kata tidak layak,” kata Setyo.

Pada kesempatan itu, Setyo juga menjelaskan bedanya berita hoaks, black campaign, dan negative campaign.

Menurut Setyo, hoaks adalah jelas-jelas berita yang tidak memiliki data dan bukti mendukung.

“Kalau black campaign itu adalah kita menyebarluaskan sesuatu yang merupakan kelemahan orang tapi tidak didukung oleh data dan fakta. Ini mirip dengan hoaks,” ucap Setyo.

Baca juga: Hoaks atau Fakta Pekan Ini, Gempa Madura hingga Bayi Korban Tsunami

Sementara negative campaign, menurut Setyo, adalah menyampaikan atau menyebarluaskan kelemahan orang.

Lebih lanjut, Setyo meminta masyarakat harus memiliki pemahaman literasi digital. Hal itu dilakukan sehingga memahami apa yang diaksesnya dan konsekuensi yang timbul dari aktivitas yang dilakukan.

“Perlu literasi media sangat penting ketika sudah menggunakan teknologi yang maju. 70 persen masyarakat Indonesia hasil survei adalah lulusna SMP,” kata Setyo.

“Pemahaman yang terbatas tapi telah memasuki dunia yang tak terbatas sehingga diberi pemahaman untuk melek visual,” lanjut Setyo.

Enggan membaca

Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com