Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Aiman Witjaksono
Jurnalis

Jurnalis

Bohong Ratna, ke Mana Ujungnya?

Kompas.com - 15/10/2018, 10:19 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PEMERIKSAAN kasus Ratna Sarumpaet terus berlanjut. Laporan terus bergulir. Setidaknya ada 4 laporan di Polda Metro Jaya dan 2 laporan di Mabes Polri. Pasangan Capres dan Cawapres nomor urut 02 Prabowo-Sandi menjadi terlapor dalam semua laporan tersebut.

Pemeriksaan berlangsung maraton. Guncangan politik bukan tak mungkin terjadi di depan. Ada tudingan, intelijen bekerja dalam kasus ini. Benarkah?

Sejumlah spekulasi berseliweran dari sejumlah orang, mulai dari pakar, politisi, hingga obrolan warung kopi bahwa ada jerat hukum yang berisiko mempengaruhi pemilu tahun depan. Kelompok Jokowi-Ma’ruf dan Prabowo-Sandi memiliki analisis sendiri.

Program AIMAN yang akan tayang Senin (15/10/2018) pukul 20.00 mencoba mengerucutkan pada dua persoalan. Pertama, ke mana arah hukum kasus Ratna ini akan berjalan? Kedua, apakah betul ada aksi intelijen dalam kasus ini?

Pertama-tama AIMAN mendatangi RS Bina Estetika untuk mencari fakta-fakta kasus ini. Saya bertanya pada sejumlah orang di rumah sakit khusus kecantikan itu.

Saya mencari informasi, berapa kali Ratna datang ke rumah sakit ini? Dan, yang terpenting, dengan siapa Ratna datang?

Informasi yang saya dapat, Ratna beberapa kali datang ke RS Bina Estetika. Ia tidak datang sendiri. Sejak beberapa tahun lalu Rumah Sakit ini memang menjadi langganan Ratna Sarumpaet.

Terakhir, Ratna datang ke tempat ini untuk melakukan operasi sedot lemak di pipi kanannya.

Aktivitas intelijen?

Data apa yang kemudian saya bisa kembangkan dari sini? Adakah teman Ratna yang mengantarkannya berafiliasi dengan sesuatu kegiatan? Adakah sisi penggalangan Intelijen di dalamnya yang bertujuan menguntungkan dan merugikan pihak-pihak tertentu?

Saya mengonfirmasi temuan saya pada Direktur Badan Intelijen Strategis TNI 2011 - 2013, Laksamana Muda Soleman Ponto. Mantan Direktur Intelijen TNI ini saya minta untuk menganalisis, adakah aksi Intelijen di dalamnya yang patut dicurigai?

Soleman tegas membantah. Menurut dia, Ratna Sarumpaet bukan siapa-siapa. Ia tidak melihat kemungkinan sosok Ratna digunakan untuk aktivitas intelijen.

"Bagaimana dengan kemungkinan strategi Kuda Troya?,” saya melanjutkan pertanyaan. “Artinya, mungkinkah Ratna sengaja dimasukkan ke dalam kubu lawan untuk menaklukkan dari dalam?”

Kuda Troya adalah ada sebuah kuda kayu yang di dalamnya berisi tentara Yunani yang hendak menaklukkan kota Troya yang dikuasai lawan.

Dalam mitologi Yunani, Kuda Troya berhasil dimasukkan ke markas lawan oleh tentara lawan. Saat lawan tertidur, tentara Yunani dalam kuda kayu Troya raksasa ini keluar sembari memanggil tentara lainnya mengepung markas lawan. Lewat strategi ini, Kota Troya yang selama 10 tahun dikuasai lawan berhasil ditaklukkan.

Banyak beredar di media sosial dan grup-grup percakapan bahwa Ratna dianggap sebagai "Kuda Troya" yang disisipkan ke kubu Prabowo-Sandi untuk menghancurkannya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Nasional
Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Nasional
Menko Polhukam Harap Perpres 'Publisher Rights' Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Menko Polhukam Harap Perpres "Publisher Rights" Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Nasional
Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Nasional
Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Nasional
Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Nasional
Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Nasional
KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

Nasional
Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Nasional
Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Nasional
Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Nasional
Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Nasional
PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com