JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai, mitigasi bencana gempa bumi perlu ditanamkan sejak dini kepada anak-anak Indonesia mulai usia sekolah.
Hal ini penting karena Indonesia adalah negara yang rawan gempa bumi.
"Iya (mitigasi gempa) bisa diajarkan di ilmu bumi sekarang Geografi. Gempa itu bagaimana kan tidak perlu setiap minggu, dilatih orang paling sekali setahun," ujar Kalla, di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa (2/10/2018).
Meski demikian, Kalla menilai tidak perlu mitigasi gempa masuk ke kurikulum pendidikan nasional. Cukup diajarkan dan dipraktikkan misalnya melalui simulasi gempa.
Baca juga: Korban Gempa Donggala Butuh Psychological First Aid, Ini Artinya
Kalla mengatakan, bencana gempa bumi tidak membunuh. Korban tewas karena tertimpa bangunan-bangunan yang roboh.
Di Jepang, kata Kalla, sama layaknya seperti di Indonesia, kerap diguncang bencana gempa bumi yang besar. Namun, korban jiwa bisa diminimalisir dengan mitigasi yang tepat.
"Itu karena mereka tahu tentang hal tersebut (gempa). Maka masyarakat kita juga harus diberi tahu cara membikin rumah yang baik dan cara evakuasi yang benar jadi akan dididik seperti itu," kata Kalla.
Baca juga: BNPB: Korban Gempa dan Tsunami Palu-Donggala Perlu Trauma Healing
Sebelumnya, sejak gempa bermagnitudo 7,4 mengguncang dan tsunami melanda Kota Palu dan Kabupaten Donggala, korban jiwa dan kerusakan terus bertambah.
Hingga Selasa (2/10/2018) pukul 13.00 WIB, tercatat 1,234 orang meninggal dunia.
Selain itu, sebanyak 799 orang mengalami luka berat. Mereka tengah dirawat di rumah sakit.
Ada pun 59.450 jiwa pengungsi yang tersebar di 109 titik di kota Palu. Sementara jumlah pengungsi di Kabupaten Donggala, datanya belum dapat disampaikan.
.
.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.