Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Rifat Sungkar: "Human Error" Penyebab Kecelakaan Lalu Lintas Tertinggi

Kompas.com - 01/10/2018, 13:08 WIB
Mikhael Gewati

Editor

Perubahan mental di generasi ini perlu dilakukan karena biasanya pada usia mudalah mereka memiliki mental state tidak mau kalah, cepat emosi dan  ingin menjadi yang terbaik di antara teman-temannya.

Lebih dari itu, Rigat mengatakan, kadang anak muda juga sering salah persepsi dari keinginan untuk jadi yang terbaik. Contohnya di jalan, mereka sering ingin balap-balap karena ini menjadi yang terbaik atau tercepat sampai ke tempat tujuan.

“Padahal menjadi terbaik di jalan raya tidak mendapatkan piala. Namun bila mereka menjadi yang terbaik atau panutan dalam keselamatan berkendara, barulah itu benar-benar adalah juara dalam hal keselamatan berkendara,” ungkapnya.

Pria berusia 39 tahun ini juga prihatin dengan banyak orangtua yang dengan mudahnya memberikan kendaraan roda dua untuk anak mereka yang masih duduk di bangku sekolah menengah pertama (SMP).

Menurut Rifat, banyak orangtua  melakukan itu karena tidak mau repot mengantar anaknya ke sekolah. Padahal, seharusnya orangtua baru boleh memberikan kendaraan bermotor kepada anaknya di usia 17 tahun, umur saat mereka sudah bisa membuat Surat Ijin Mengemudi (SIM).

“Kenapa SIM baru bisa didapatkan di usia 17 tahun? Ini karena pada usia itu pola pikir mereka sudah menuju dewasa. Dewasa dalam arti bisa bersikap dan menentukan yang terbaik untuk apa yang akan mereka lakukan,” katanya.

Untuk itu, lanjut Rifat, memberikan anak SMP kendaraan sama saja memberikan tools kepada mereka untuk bunuh diri. Orangtua pun harus ingat dan tahu akan hal ini.

Rifat juga berbicara tentang fenomena balap liaryang masih terjadi di beberapa tempat di ibu kota. Untuk mengatasi itu, baik pemerintah pusat dan pemerintah daerah sebaiknya memberikan solusi.

Solusi yang dimaksud adalah dengan membangun fasilitas untuk anak muda yang mencintai dunia balap. Dengan demikian mereka memiliki tempat untuk menyalurkan minatnya.

“Yang saya bicarakan di sini fasilitas balap, bukan masalah MotoGP , masalah track balap Formula1 dan lain-lain, bukan itu. Sekarang kita realistis aja, yang paling ramai di jalan itu adalah drag bike atau tarik tarikan di jalan. Untuk itu kita perlu satu buah sirkuit lebar 10 meter dan panjang 1,5 km untuk bisa menyalurkan inspirasi mereka,“ terangnya.

Sebagai seorang pembalap nasional, Rifat tahu benar betapa pentingnya keselamatan. Banyak orang yang berpikir bahwa menjadi pebalap itu pasti berbahaya dan penuh risiko.

Justru karena sudah menyadari resikonya, maka untuk mengantisipasi itu seorang pebalap akan menggunakan safety device yang mumpuni, seperti baju balap, sepatu balap, sarung tangan, helm, hand and neck support dan lain-lain.
“Justru karena saya seorang pebalap, maka saya selalu prepare. Nah bila kita di jalan raya, risiko yang kita hadapi justru lebih besar karena tidak prepare dengan baik seperti ketika membalap,” ujar Rifat. 

“Karena balapan, sekencang apapun, arahnya semuanya pasti sama. Sementara itu, di jalan raya arahnya beragam, jadi kita harus bisa antisipasi resiko ketika berada di jalan raya,” pungkasnya.

Penghargaan Abdi Yasa teladan

Berangkat dari begitu pentingnya peran pengemudi dalam keselamatan berkendara, Direktorat Jenderal (Dirjen) Perhubungan Darat (Hubdat) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) pun menggelar acara penghargaan pengemudi teladan atau Penghargaan Abdi Yasa Teladan.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

Nasional
Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Nasional
Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Nasional
Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nasional
Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Nasional
Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Ide "Presidential Club" Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Nasional
Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Nasional
Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Nasional
BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

Nasional
Luhut Ingatkan soal Orang 'Toxic', Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Luhut Ingatkan soal Orang "Toxic", Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Nasional
Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Nasional
[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

Nasional
Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Nasional
Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com