Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyaluran Bantuan ke Palu dan Donggala Terkendala Kesulitan Akses

Kompas.com - 29/09/2018, 18:21 WIB
Laksono Hari Wiwoho

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Penyaluran bantuan personel penyelamat maupun logistik ke wilayah terdampak gempa di Sulawesi Tengah belum lancar karena kendala transportasi. Akses melalui jalur darat, udara, dan maupun laut masih sulit ditembus.

"Dengan jalur darat sudah dilakukan sejak semalam, tapi karena tidak ada jaringan komunikasi kami tidak bisa dapat laporan dari tim BPBD," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho di Jakarta, Sabtu (29/9/2018).

Ia menyebutkan, TNI memberangkatkan tujuh Satuan Setingkat Kompi (SSK) Batalyon Kesehatan, Batalyon Zeni Tempur, Batalyon Infantri, dan Batalyon Zeni Komunikasi dan Konstruksi dengan dua pesawat Herkules dari Bandara Halim Perdana Kusuma.

Namun, pagi tadi pesawat tidak bisa mendarat di Palu dan akhirnya turun di Makassar dan perjalanan disambung dengan helikopter Super Puma.

Polri juga mengirimkan tim SAR beserta peralatannya. Tim BPBD maupun pemerintahan dari kabupaten dan provinsi tetangga juga diminta mengirimkan bantuan, baik personel maupun logistik kebutuhan dasar, melalui jalur darat.

Namun demikian, tim tersebut masih membutuhkan waktu beberapa jam tambahan untuk bisa tiba di Kota Palu, terlebih Donggala yang medannya lebih sulit karena medan berbukit. "Ada yang baru bisa tiba nanti malam, ada yang besok pagi," katanya.

Kendala muncul karena sejumlah ruas jalan menuju Kota Palu maupun Donggala terputus karena rusak akibat gempa atau tertimbun longsor. Adapun jika menempuh transportasi laut, pelabuhan tidak ada karena rusak diterjang tsunami pada Jumat (28/9/2018).

Namun demikian, menurut Sutopo, Kementerian Perhubungan RI sudah dapat memastikan petang ini Bandar Udara Mutiara SIS Al-Jufrie dapat kembali didarati oleh pesawat sehingga bantuan personel tim SAR, media dan logistik diharapkan bisa lancar masuk ke Kota Palu.

Presiden Joko Widodo, menurut Sutopo, sudah menghubungi Gubernur Sulawesi Tengah dan meminta agar segera menetapkan Status Darurat sehingga bantuan dapat lancar masuk ke Palu dan Donggala.

BNPB juga akan mendampingi pemerintah daerah Sulawesi Tengah untuk segera menetapkan masa tanggap darurat dan membentuk organisasi tanggap darurat gempa Donggala.

"Radiogram dari Menteri Dalam Negeri sudah dikeluarkan meminta gubernur segera menetapkan darurat bencana. Akan kita bentuk organisasi tanggap darurat, sampai saat ini belum terbentuk," katanya.

Sementara itu, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral RI melakukan pemetaan dampak gempa, memastikan listrik segera menyala lagi dan bahan bakar tersedia di Kota Palu dan Donggala. Adapun Kementerian Komunikasi dan Informatika sedang berupaya melancarkan kembali layanan telekomunikasi.

Kementerian Sosial, kata Sutopo, sudah menurunkan tim Tanggap Bencana (Tagana) dan mengirimkan logistik meski belum bisa menembus Palu dan Donggala. Kementerian Kesehatan membuka pusat kesehatan bersama Dinas Kesehatan setempat, serta mengirimkan "buffer stock" obat dari Makassar menuju lokasi terdampak gempa dan tsunami.

"NGO-NGO kemanusian saya rasa juga sudah banyak yang bergerak membantu ke sana. Yang sekarang dibutuhkan segera memulihkan kembali aliran listrik, komunikasi, makanan siap saji, tambahan personel SAR, tenda, terpal, selimut, makanan bayi, dan seterusnya," ujar Sutopo.

Ia menuturkan, banyak warga mengungsi di luar rumah sesuai saran tim SAR karena gempa susulan masih terjadi. Mereka disarankan mengungsi di jalan, lapangan, dan tempat yang jauh dari tebing rawan longsor, jauh dari sambungan udara tegangan ekstra tinggi atau tiang-tiang listrik serta baliho.

"Yang dirawat di rumah sakit pun semua masih di luar ruangan karena ditakutkan terjadi gempa susulan," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

Nasional
Chappy Hakim: Kita Belum Punya Konsep Besar Sistem Pertahanan Indonesia, Gimana Bicara Pengembangan Drone?

Chappy Hakim: Kita Belum Punya Konsep Besar Sistem Pertahanan Indonesia, Gimana Bicara Pengembangan Drone?

Nasional
Dukung Khofifah di Pilgub Jatim, Zulhas: Wakilnya Terserah Beliau

Dukung Khofifah di Pilgub Jatim, Zulhas: Wakilnya Terserah Beliau

Nasional
Polisi Buru 2 Buron Penyelundup 20.000 Ekstasi Bermodus Paket Suku Cadang ke Indonesia

Polisi Buru 2 Buron Penyelundup 20.000 Ekstasi Bermodus Paket Suku Cadang ke Indonesia

Nasional
Tanggapi Prabowo, Ganjar: Jangan Sampai yang di Dalam Malah Ganggu Pemerintahan

Tanggapi Prabowo, Ganjar: Jangan Sampai yang di Dalam Malah Ganggu Pemerintahan

Nasional
Tanggapi Prabowo, PDI-P: Partai Lain Boleh Kok Pasang Gambar Bung Karno

Tanggapi Prabowo, PDI-P: Partai Lain Boleh Kok Pasang Gambar Bung Karno

Nasional
Zulhas: Hubungan Pak Prabowo dan Pak Jokowi Dekat Sekali, Sangat Harmonis...

Zulhas: Hubungan Pak Prabowo dan Pak Jokowi Dekat Sekali, Sangat Harmonis...

Nasional
Lapor Hasil Rakornas PAN ke Presiden, Zulhas: Pak Jokowi Owner

Lapor Hasil Rakornas PAN ke Presiden, Zulhas: Pak Jokowi Owner

Nasional
Budiman Sudjatmiko Pastikan Tak Ada “Deadlock” Pertemuan Prabowo dan Megawati

Budiman Sudjatmiko Pastikan Tak Ada “Deadlock” Pertemuan Prabowo dan Megawati

Nasional
Kode PAN soal Jatah Menteri ke Prabowo, Pengamat: Sangat Mungkin Dapat Lebih

Kode PAN soal Jatah Menteri ke Prabowo, Pengamat: Sangat Mungkin Dapat Lebih

Nasional
Pengamat Usul Anggota BPK Diseleksi Panitia Independen Agar Tak Dimanfaatkan Parpol

Pengamat Usul Anggota BPK Diseleksi Panitia Independen Agar Tak Dimanfaatkan Parpol

Nasional
KPU Tak Masalah Caleg Terpilih Dilantik Belakangan Usai Kalah Pilkada

KPU Tak Masalah Caleg Terpilih Dilantik Belakangan Usai Kalah Pilkada

Nasional
Zulhas: Katanya PAN Cuma Bisa Joget-joget, Eh Capres yang Menang Bisa Joget

Zulhas: Katanya PAN Cuma Bisa Joget-joget, Eh Capres yang Menang Bisa Joget

Nasional
Prabowo Bilang Ada Partai Klaim Sosok Bung Karno, Budiman Sudjatmiko: Bukan Diskreditkan PDI-P

Prabowo Bilang Ada Partai Klaim Sosok Bung Karno, Budiman Sudjatmiko: Bukan Diskreditkan PDI-P

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com