Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Majelis Etik Golkar Bakal Panggil Caleg yang Dukung Prabowo-Sandiaga

Kompas.com - 25/09/2018, 14:02 WIB
Rakhmat Nur Hakim,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPP Partai Golkar Ace Hasan Syadzily menyatakan, majelis etik partainya akan memanggil dua calon anggota legislatif (caleg) Golkar yang mendukung pasangan calon Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Sebab, Golkar telah secara resmi mengusung pasangan calon Joko Widodo-Ma'ruf Amin di Pilpres 2019.

"Partai melalui majelis etik akan memanggil kedua caleg tersebut," kata Ace di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (25/9/2018).

Baca juga: Sejumlah Politisi Golkar Galang Dukungan untuk Prabowo-Sandiaga

Ia menyatakan, dukungan yang diberikan kedua caleg tersebut sama sekali tak mewakili sikap resmi partai.

Ace menyatakan, Golkar tetap akan mendukung pasangan Jokowi-Ma'ruf baik di level elite maupun akar rumput.

"Oleh karena itu, seperti yang saya katakan, ini anggap angin lalu saja. Kenapa? Karena tidak mencerminkan sama sekali sikap resmi partai. Sikap resmi partai memutuskan mendukung Pak Jokowi sebagai presiden 2019," ucap Ace.

"Itu berdasarkan hasil Munaslub (Musyawarah Nasional Luar Biasa) tahun 2017 yang didukung oleh semua ketua DPD kabupaten dan kota se-Indonesua dan DPD provinsi, dan tentu baik Dewan Pembina, Dewan Kehormatan maupun Dewan Pakar. Jadi anggap angin lalu saja," lanjut dia.

Baca juga: Golkar: Dukungan Kader ke Prabowo-Sandiaga Tak Mewakili Partai

Sebelumnya, sejumlah politisi Partai Golkar menggalang dukungan untuk pasangan calon nomor urut 2 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Mereka menyebut kumpulannya dengan nama GoPrabu (Golkar Prabowo-Uno).

Salah satu koordinator GoPrabu Cupli Risman mengatakan, ia dan sejumlah politisi Golkar yang bergabung ke dalam GoPrabu menilai, elektabilitas Golkar setelah resmi mendukung Jokowi saat ini mengkhawatirkan.

Apa lagi, kata Cupli, di beberapa daerah pemilihan (dapil), sosok Jokowi tak mampu memberikan efek keterpilihan bagi para caleg

"Sampai hari ini kan sudah ditetapkan bukan dari Golkar wapresnya dan ini kalkulasi politik kita tidak menguntungkan bagi caleg-caleg yang bertarung di lapangan di dapil masing masing," ucap Cupli saat dihubungi, Senin (24/9/2018).

"Kalau di daerah tertentu kami bawa Jokowi, Golkar bisa repot. Jadi kami mengambil inisiatif juga untuk merespons grass root. Kami caleg kan supaya terpilih. Kalau kami pro Jokowi kami tak dipilih orang kan kami juga repot kan sebagai caleg," lanjut dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com