Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selain Polemik Buwas-Mendag, Ini 4 Konflik Terbuka Pejabat Pemerintah

Kompas.com - 20/09/2018, 17:36 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso (Buwas), kembali menghadirkan polemik, saat mengeluarkan kata-kata kasar, dalam konferensi pers di Kantor Bulog Pusat Jakarta, Rabu (19/9/2018).

Polemik ini muncul sebagai tanggapan Buwas atas pernyataan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita terkait rencana pemerintah melakukan impor beras.

Menurut Buwas, cadangan beras Indonesia masih mencukupi hingga Juni 2019, sehingga dia menolak rencana itu. Apalagi, Bulog harus menyiapkan gudang jika pemerintah mengimpor beras. 

Enggartiasto menilai bahwa masalah gudang adalah persoalan Bulog. Pernyataan inilah yang kemudian ditanggapi Buwas dengan makian gaya Jawa yang terbilang kasar.

"Matamu itu!" kata Buwas di hadapan awak media yang meliput.

Sontak, polemik ini menjadi sorotan di masyarakat. Sebab, tak etis bagi pejabat negara untuk mengeluarkan pernyataan kasar dan berkonflik terbuka di hadapan publik.

Meski begitu, konflik terbuka antar-pejabat negara semacam ini bukan hanya sekali terjadi.

Sebelumnya, masih dalam masa kepemimpinan Jokowi, beberapa pejabat sempat terlibat perbedaan pendapat yang berujung pada konflik terbuka.

Berikut empat peristiwa di antaranya:

Sudirman Said dan Rizal Ramli

Mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli saat didatangi warga di rumahnya, Jalan Bangka IX Nomor 49R, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Rabu (4/7/2018).KOMPAS.com/NURSITA SARI Mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli saat didatangi warga di rumahnya, Jalan Bangka IX Nomor 49R, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Rabu (4/7/2018).

Pada Februari 2016, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral saat itu, Sudirman Said menyebut salah satu koleganya di pemerintahan kerap menghambat kerjanya dalam berbagai hal.

Misalnya dalam masalah Freeport, Blok Masela, bahkan hingga masalah listrik.

"Kok malah kolega yang menghambat?" ujar Sudirman.

Saat itu, Sudirman Said memang tidak menyebut siapa kolega di kabinet yang dimaksud.

"Nanti kalian juga tahu," lanjutnya.

Meski demikian, sorotan tertuju kepada Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman saat itu, Rizal Ramli. Rizal diketahui kerap melontarkan kritikan terhadap kebijakan yang diambil oleh sektor ESDM.

Andi Amran dan Thomas Lembong

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman berpidato saat acara pelepasan ekspor 5.600 ton bawang merah ke Thailand di Klompak, Wanasari, Brebes Jawa Tengah, Rabu (1/8/2018).


Dok Humas Kementerian Pertanian Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman berpidato saat acara pelepasan ekspor 5.600 ton bawang merah ke Thailand di Klompak, Wanasari, Brebes Jawa Tengah, Rabu (1/8/2018).

Pada 2016, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, sempat berselisih paham dengan Thomas Lembong yang saat itu menjabat Menteri Perdagangan terkait impor beras.

Andi menyampaikan, selama setahun kepemimpinannya Indonesia tidak lagi melakukan impor beras. Namun, pernyataan sebaliknya justru dinyatakan oleh Thomas Lembong.

Thomas mengatakan, pemerintah masih melakukan negosiasi terkait rencana impor beras dari Vietnam dan Thailand.

Keduanya kerapkali meninggikan ego dan menganggap data pangan dari masing-masing kementerian yang dipimpinnya paling benar. Padahal, untuk menghadapi suatu permasalahan terkadang antarkementerian harus saling terintegrasi dan bekerja sama.

Rini Soemarno dan Ignasius Jonan

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan di Kantor Kementrian ESDM, Selasa (4/8/2018)KOMPAS.com/Putri Syifa Nurfadilah Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan di Kantor Kementrian ESDM, Selasa (4/8/2018)

Pada Februari 2016, Menteri BUMN, Rini Soemarno, pernah terlibat silang pendapat dengan mantan Menteri Perhubungan saat itu, Ignasius Jonan, tentang realisasi kereta cepat Jakarta-Bandung.

Rini menginginkan percepatan proyek, sementara Jonan menginginkan semuanya berjalan tanpa menyisakan permasalahan perizinan yang belum jelas.

Kementerian yang dipimpin Jonan memang tidak memiliki banyak kewenangan dalam proyek kereta cepat ini, sebab dikerjakan oleh BUMN bekerja sama dengan China.

Akan tetapi, sebagai pihak yang mengurus sektor perkeretaapian nasional, Jonan berhak untuk menentukan kapan izin pembangunan akan dikeluarkan.

Marwan Jafar dan Pramono Anung

Sekretaris Kabinet Pramono Anung.Fabian Januarius Kuwado Sekretaris Kabinet Pramono Anung.

Pada Februari 2016, Menteri Pembangunan Desa dan Daerah Tertinggal saat itu, Marwan Jafar, mengalami keterlambatan pemberangkatan saat menggunakan pesawat Garuda Indonesia.

Ia pun mengeluhkan hal itu dan meminta diadakan penggantian direksi. Menurut dia, pelayanan Garuda Indonesia masih bobrok.

Menanggapi hal itu Menteri Sekretaris Kabinet Pramono Anung membuat sebuah tweet yang menyindir keluhan yang dikeluarkan oleh Jafar.

"Hari gini kok masih ada pejabat yg minta dilayani berlebihan, sudah ngga jamannya. Kalau terlambat ya ditinggal saja #Garudaku,” tulis Pramono pada akun Twitter-nya @pramonoanung.

Perbedaan perbedaan merupakan hal yang wajar terjadi antar berbagai instansi, karena masing-masing menjalankan tugasnya yang satu dan lainnya berlainan.

Meskipun koordinasi dilakukan, akan tetapi mempertemukan berbagai kepentingan untuk berjalan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

Nasional
PDI-P Sebut Prabowo-Gibran Bisa Tak Dilantik, Pimpinan MPR Angkat Bicara

PDI-P Sebut Prabowo-Gibran Bisa Tak Dilantik, Pimpinan MPR Angkat Bicara

Nasional
Cak Imin Sebut Pemerintahan Jokowi Sentralistik, Kepala Daerah PKB Harus Inovatif

Cak Imin Sebut Pemerintahan Jokowi Sentralistik, Kepala Daerah PKB Harus Inovatif

Nasional
Pemerintah Akan Pastikan Status Tanah Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang serta Longsor Tana Toraja dan Sumbar

Pemerintah Akan Pastikan Status Tanah Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang serta Longsor Tana Toraja dan Sumbar

Nasional
Ahmed Zaki Daftarkan Diri ke PKB untuk Pilkada DKI, Fokus Tingkatkan Popularitas

Ahmed Zaki Daftarkan Diri ke PKB untuk Pilkada DKI, Fokus Tingkatkan Popularitas

Nasional
Sengketa Pileg, Golkar Minta Pemungutan Suara Ulang di 36 TPS Sulbar

Sengketa Pileg, Golkar Minta Pemungutan Suara Ulang di 36 TPS Sulbar

Nasional
Mendagri Sebut Biaya Pilkada Capai Rp 27 Triliun untuk KPU dan Bawaslu Daerah

Mendagri Sebut Biaya Pilkada Capai Rp 27 Triliun untuk KPU dan Bawaslu Daerah

Nasional
Airin Ingin Bentuk Koalisi Besar untuk Mengusungnya di Pilkada Banten

Airin Ingin Bentuk Koalisi Besar untuk Mengusungnya di Pilkada Banten

Nasional
Sebut Warga Ingin Anies Balik ke Jakarta, Nasdem: Kinerjanya Terasa

Sebut Warga Ingin Anies Balik ke Jakarta, Nasdem: Kinerjanya Terasa

Nasional
Caleg PSI Gugat Teman Satu Partai ke MK, Saldi Isra: Berdamai Saja Lah

Caleg PSI Gugat Teman Satu Partai ke MK, Saldi Isra: Berdamai Saja Lah

Nasional
Irigasi Rentang Targetkan Peningkatan Indeks Pertanaman hingga 280 Persen

Irigasi Rentang Targetkan Peningkatan Indeks Pertanaman hingga 280 Persen

Nasional
Kuasa Hukum Caleg Jawab 'Siap' Terus, Hakim MK: Kayak Latihan Tentara, Santai Saja...

Kuasa Hukum Caleg Jawab "Siap" Terus, Hakim MK: Kayak Latihan Tentara, Santai Saja...

Nasional
Heboh Brigadir RAT Jadi Pengawal Bos Tambang, Anggota DPR: Tak Mungkin Atasan Tidak Tahu, Kecuali...

Heboh Brigadir RAT Jadi Pengawal Bos Tambang, Anggota DPR: Tak Mungkin Atasan Tidak Tahu, Kecuali...

Nasional
Geledah Setjen DPR dan Rumah Tersangka, KPK Amankan Dokumen Proyek hingga Data Transfer

Geledah Setjen DPR dan Rumah Tersangka, KPK Amankan Dokumen Proyek hingga Data Transfer

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com