JAKARTA, KOMPAS.com - Tim pemenangan dua pasangan bakal calon presiden dan bakal calon wakil presiden yang akan bertarung pada Pemilihan Presiden 2019 belum menentukan siapa yang akan duduk sebagai ketua tim sukses (timses).
Di kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, nama Djoko Santoso, yang kini menjabat anggota Dewan Pembina Partai Gerindra disebut-sebut sebagai kandidat kuat ketua timses.
Namun, belum ada keputusan resmi soal ini.
Sementara, pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin juga belum menentukan siapa yang akan menjadi ketua tim pemenangan. Sejumlah nama masuk bursa ketua timses seperti Erick Thohir dan Najwa Shihab.
Adapun, beberapa tokoh yang disebut menjadi kandidat, di antaranya Mahfud MD dan Din Syamsuddin sudah menyatakan menolak untuk bergabung di timses pasangan calon.
Pengamat politik yang juga Direktur Eksekutif Voxpol Center Pangi Syarwi Chaniago menilai, tim kedua pasangan ini saling menunggu.
"Polaritasnya mirip dengan penentuan cawapres. Saling mengintip, saling main mata, dan saling menunggu," kata Pangi kepada Kompas.com, Senin (3/9/2018).
Menurut dia, posisi ketua timses adalah posisi strategis karena bertugas mengatur strategi dan formasi kemenangan, menangkal isu, serta menguasai medan perang dalam kontestasi pemilu.
"Minimal ketua tim pemenangan harus paham membaca fenomena tren perilaku pemilih, piawai dan mahir memainkan sentimen, paham manajemen isu yang bakal dimainkan termasuk meng-counter-nya," jelas dia.
"Lalu, mengerti betul soal program yang sedang dibutuhkan pemilih, memahami personal branding, dan paham akan kelemahan capres dan cawapres lawan politiknya," lanjut Pangi.
Oleh karena itu, masing-masing pasangan sangat berhati-hati dalam menentukan siapa ketua yang dipilih.
"Kalau salah merekrut ketua tim pemenangan, maka bisa blunder dan bunuh diri bagi capres dan cawapres," kata dia.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.