Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Tahun Politik, Saring Sebelum "Sharing"

Kompas.com - 08/08/2018, 14:00 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Ajakan untuk bijak dalam menggunakan media sosial terus disuarakan oleh para pegiat literasi memasuki tahun politik 2018 dan 2019.

Pada 2019, untuk pertama kalinya, Indonesia akan menggelar pemilihan legislatif dan pemilihan presiden secara serentak.

Situasi politik mulai menghangat pada 2018 ini. Tak hanya elite politik, di dunia maya, "pertarungan" antar-kubu juga mulai terasa.

Beberapa waktu lalu, survei Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menunjukkan, konflik horizontal antar pendukung dapat menjadi salah satu penghambat penyelenggaraan Pemilu Serentak 2019.

Gerakan nasional literasi digital, Siberkreasi, menyebar ajakan untuk menekan konten negatif di media sosial dengan menyebarluaskan konten positif.

“Kami sebarkan konten-konten positif, harapannya orang juga akan terbawa karena banyaknya konten positif yang ada di sekitar mereka. Sehingga orang-orang tidak lagi membuat konten-konten berbau negatif,” ujar Event Manager Siberkreasi, Ivana Meida, kepada Kompas.com, Selasa (7/8/2018).

Siberkreasi mengedukasi masyarakat tentang literasi media dengan cara yang mudah diterima oleh masyarakat, misalnya melalui musik, infografis, kompetisi, dan sebagainya.

“Kalau kita larang atau berikan informasi secara keras takutnya malah sulit dipahami. Makanya kami sampaikan dengan cara yang asyik dan fun,” kata Ivana.

Menurut dia, ujaran kebencian yang disebarkan di media sosial salah satunya karena lemahnya literasi digital.

“Banyak dari masyarakat yang belum mampu membedakan hate speech dan kritik, sehingga mereka dengan gampangnya ikut menyebarluaskan konten yang mereka terima tanpa mengecek terlebih dahulu kebenarannya,” ujar Ivana.

Ivana mengatakan, Siberkreasi juga bekerja sama dengan Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) melalui turnbackhoax.id. Masyarakat dapat mengecek kebenaran suatu informasi yang beredar di laman tersebut.

“Kami inginkan masyarakat bisa saring dulu informasi yang mereka terima sebelum sharing, selama ini kan banyak yang dapat informasi langsung di-share di grup-grup keluarga tanpa kroscek kebenarannya,” kata Ivana.

Siberkreasi ingin mengembalikan media sosial sebagai wahana untuk berbagi hal-hal positif, bukan sebaliknya.

Salah satunya melalui musik video berjudul ‘Sosmed Cinta’ hasil kolaborasi dengan Cameo Project.

Lirik lagu itu menyampaikan pesan kepada masyarakat untuk berhenti menyebarkan konten negatif dan memanfaatkan media sosial untuk hal-hal bermanfaat dan menyenangkan.

“Ini kan untuk membangun awareness, untuk ngajakin dengan cara yang fun, bahwa bisa kok kita bikin konten yang fun, yang lucu, enggak harus yang penuh ujaran kebencian apalagi dengan situasi politik kayak gini juga,” kata Ivana.

Kompas TV Imam masjid ini tetap meneruskan shalatnya walaupun guncangan gempa cukup kuat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com