Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sportscapes, Merayakan Dunia Olahraga Indonesia Lewat Fotografi

Kompas.com - 28/07/2018, 21:46 WIB

Penulis

“Para olahragawan hendaknya sebagai putra Indonesia menunjukkan sikap bersahabat dengan semua peserta dan berkompetisi dengan budi pekerti yang tinggi. Nilai ksatria tidak diukur oleh faktor keturunan, tetapi oleh budi pekerti dan prestasi yang tinggi”. (Ir Soekarno)

KOMPAS.com - Pesan Presiden Soekarno di hadapan atlet Indonesia yang akan berangkat ke Pesta Olahraga Negara-negara Berkembang atau Games of the New Emerging Forces (GANEFO) I ke Phnom Penh, Kamboja, pada 1966 itu menjadi salah satu berita utama yang tampil di halaman depan harian Kompas edisi ke-122.

Sebuah memo pengingat kepada para olahragawan bahwa kejuaraan olah tubuh bukanlah sekadar kalah atau menang, melainkan juga sikap menjunjung tinggi budi pekerti.

Tahun ini, wejangan presiden pertama RI itu seolah kembali berkumandang menjelang pergelaran Asian Games 2018. Pesta olahraga se-Asia yang untuk kedua kalinya digelar di Indonesia, setelah sebelumnya Indonesia sukses selaku tuan rumah Asian Games pada 1962.

Sebanyak 40 cabang olahraga dan lebih dari 400 nomor/disiplin akan dipertandingkan di Jakarta dan Palembang, serta Provinsi Jawa Barat dan Banten, 18 Agustus sampai 2 September.

Wartawan senior Kompas, Budiarto Shambazy, menyampaikan bahwa antusiasme, antisipasi, dan ekspektasi publik terhadap Asian Games 2018 cukup besar.

Foto udara dipenghujung senja kompleks Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Selasa (26/12/2017), yang masih terus dikebut pengerjaan renovasinya supaya selesai sebelum event Asian Games 2018 dimulai. KOMPAS/WAWAN H PRABOWO Foto udara dipenghujung senja kompleks Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Selasa (26/12/2017), yang masih terus dikebut pengerjaan renovasinya supaya selesai sebelum event Asian Games 2018 dimulai.
Publik memandang momen ini sebagai “siaran ulang” Asian Games 1962 yang meraih sukses, baik dalam hal prestasi maupun penyelenggaraan. Sebagaimana diketahui, pada Asian Games 1962 Indonesia keluar sebagai juara kedua perebut medali emas terbanyak setelah Jepang.

“Asian Games 1962 adalah catatan bersejarah bagi Indonesia yang berhasil meraih sukses prestasi dan penyelenggaraan. Sukses prestasi dibuktikan oleh gelar sebagai runner-up, sukses penyelenggaraan ditunjukkan oleh pembangunan Gelanggang Olahraga Bung Karno (GBK)," kata Budiarto.

"Inilah salah satu dari segelintir kompleks olahraga bertaraf internasional yang terpusat di sebuah lokasi saja, yang terdiri dari berbagai fasilitas latihan dan tempat bertanding multicabang yang lengkap,” lanjut Budiarto.

Harian Kompas menanggapi besarnya gairah publik terhadap dunia olahraga di Tanah Air saat menyongsong Asian Games 2018 dengan menghadirkan kembali Festival Fotografi Kompas (FFK) bertajuk Sportscapes mulai 31 Juli hingga 5 Agustus 2018.

Penampilan pesenam putra Indonesia Dwi Samsul Arifin pada final senam artistik nomor gelang-gelang SEA Games Kuala Lumpur 2017 di Gedung Malaysia International Trade and Exhibition Center, Kuala Lumpur, Malaysia, Selasa (22/8/2017). Sementara itu pesenam putri Indonesia Rifda Irfanaluthfi meraih medali perak di nomor palang bertingkat dan medali perunggu di nomor meja lompat.KOMPAS/PRIYOMBODO Penampilan pesenam putra Indonesia Dwi Samsul Arifin pada final senam artistik nomor gelang-gelang SEA Games Kuala Lumpur 2017 di Gedung Malaysia International Trade and Exhibition Center, Kuala Lumpur, Malaysia, Selasa (22/8/2017). Sementara itu pesenam putri Indonesia Rifda Irfanaluthfi meraih medali perak di nomor palang bertingkat dan medali perunggu di nomor meja lompat.
Sebentuk perayaan momentum emas bangsa Indonesia melalui bahasa fotografi demi kebangkitan dunia olahraga Indonesia, seperti 56 tahun lalu.

Sejak pertama kali digulirkan pada 2017, FFK telah menjadi tempat pegiat fotografi berinteraksi. Mereka datang dari beragam latar pengalaman, arena kontestasi gagasan, dan ide fotografi.

Kala itu, FFK 2017 yang memamerkan 120 foto yang diambil dari buku Unpublished dan setidaknya dihadiri oleh lebih dari 10.000 pengunjung serta melibatkan 25 komunitas fotografi dan 32 pembicara.

Fotografer Reuters, Beawiharta, memberikan komplimen atas dihelatnya FFK. Menurut dia, fotografi saat ini telah memasyarakat sehingga semua orang bisa disebut fotografer.

“FFK menjembatani masyarakat fotografer yang sekadarnya menjadi fotografer yang lebih berkualitas. Di FFK, kita bisa banyak menyerap ilmu fotografi sesuai dengan ketertarikan dan materi yang tersedia,” kata Beawiharta.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Nasional
Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Nasional
Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com