KOMPAS.com - Pesan Presiden Soekarno di hadapan atlet Indonesia yang akan berangkat ke Pesta Olahraga Negara-negara Berkembang atau Games of the New Emerging Forces (GANEFO) I ke Phnom Penh, Kamboja, pada 1966 itu menjadi salah satu berita utama yang tampil di halaman depan harian Kompas edisi ke-122.
Sebuah memo pengingat kepada para olahragawan bahwa kejuaraan olah tubuh bukanlah sekadar kalah atau menang, melainkan juga sikap menjunjung tinggi budi pekerti.
Tahun ini, wejangan presiden pertama RI itu seolah kembali berkumandang menjelang pergelaran Asian Games 2018. Pesta olahraga se-Asia yang untuk kedua kalinya digelar di Indonesia, setelah sebelumnya Indonesia sukses selaku tuan rumah Asian Games pada 1962.
Sebanyak 40 cabang olahraga dan lebih dari 400 nomor/disiplin akan dipertandingkan di Jakarta dan Palembang, serta Provinsi Jawa Barat dan Banten, 18 Agustus sampai 2 September.
Wartawan senior Kompas, Budiarto Shambazy, menyampaikan bahwa antusiasme, antisipasi, dan ekspektasi publik terhadap Asian Games 2018 cukup besar.
“Asian Games 1962 adalah catatan bersejarah bagi Indonesia yang berhasil meraih sukses prestasi dan penyelenggaraan. Sukses prestasi dibuktikan oleh gelar sebagai runner-up, sukses penyelenggaraan ditunjukkan oleh pembangunan Gelanggang Olahraga Bung Karno (GBK)," kata Budiarto.
"Inilah salah satu dari segelintir kompleks olahraga bertaraf internasional yang terpusat di sebuah lokasi saja, yang terdiri dari berbagai fasilitas latihan dan tempat bertanding multicabang yang lengkap,” lanjut Budiarto.
Harian Kompas menanggapi besarnya gairah publik terhadap dunia olahraga di Tanah Air saat menyongsong Asian Games 2018 dengan menghadirkan kembali Festival Fotografi Kompas (FFK) bertajuk Sportscapes mulai 31 Juli hingga 5 Agustus 2018.
Sejak pertama kali digulirkan pada 2017, FFK telah menjadi tempat pegiat fotografi berinteraksi. Mereka datang dari beragam latar pengalaman, arena kontestasi gagasan, dan ide fotografi.
Kala itu, FFK 2017 yang memamerkan 120 foto yang diambil dari buku Unpublished dan setidaknya dihadiri oleh lebih dari 10.000 pengunjung serta melibatkan 25 komunitas fotografi dan 32 pembicara.
Fotografer Reuters, Beawiharta, memberikan komplimen atas dihelatnya FFK. Menurut dia, fotografi saat ini telah memasyarakat sehingga semua orang bisa disebut fotografer.
“FFK menjembatani masyarakat fotografer yang sekadarnya menjadi fotografer yang lebih berkualitas. Di FFK, kita bisa banyak menyerap ilmu fotografi sesuai dengan ketertarikan dan materi yang tersedia,” kata Beawiharta.
Sportscapes menjadi tema besar perhelatan FFK 2018, seiring agenda utama FFK 2018, yakni pameran foto olahraga peluncuran buku berjudul Sportscapes.
Sebuah buku setebal 236 halaman dengan 198 foto olahraga karya 24 fotografer lintas generasi harian Kompas. Pameran foto yang menjadi menu harian FFK 2018 akan dihiasi sekitar 80 bingkai foto, cuplikan dari buku Sportscapes.
Mereka berdua menyeleksi sebanyak 2.137 dokumentasi foto berkategori olahraga mulai dari tahun 1972 hingga 2018, baik yang terjadi dalam skala lokal, nasional, hingga internasional.
Pemimpin Redaksi Harian Kompas Budiman Tanuredjo menyampaikan bahwa penerbitan buku Sportscapes adalah kontribusi harian Kompas kepada bangsa Indonesia untuk terus belajar dari masa lalu, khususnya para pembina olahraga.
“Masa lalu yang bergerak dihentikan oleh fotografer Kompas, diterbitkan di harian Kompas, kemudian dibukukan. Dari masa lalu itulah, kita selalu bisa melihat proses di balik peristiwa olahraga, kemudian menerawang masa depan olahraga kita,” tulisnya dalam kata pengantar Sportscapes.
Hal tersebut bisa dilihat dengan adanya 21 diskusi dan workshop fotografi yang mengikutsertakan 50 narasumber. Tak ketinggalan pula lima langgam lomba foto berhadiah jutaan rupiah yang akan mewarnai enam hari penyelenggaraan FFK 2018.
“Semangat kami tetap sama dengan FFK sebelumnya, meneguhkan FFK sebagai sebuah wadah bertemu dan berbagi ilmu para pelaku fotografi. Yang membedakan, kenduri FFK merupakan respons kami terhadap dunia olahraga Indonesia menyambut hajatan Asian Games 2018," kata Heru.
"Buku dan pameran foto yang disajikan bertema olahraga. Sebagian besar diskusi juga membahas tentang dunia olahraga, seperti fotografi olahraga, bincang atlet, ataupun pengalaman meliput pertandingan,” lanjut Heru.
Tak hanya itu, FFK 2018 pun memberi tempat khusus kepada beberapa komunitas, yakni komunitas drone, komunitas pengguna kamera dengan merek tertentu, dan komunitas fotografi mahasiswa, untuk berbagi pengetahuan.
“Melalui FFK 2018 Sportscapes, kita yang berwarna-warni rumpun fotografi ini bisa seiring merayakan pesta Asian Games 2018. Ini adalah apresiasi kita bersama terhadap prestasi atlet dan dunia olahraga Indonesia. Kita bersatu dalam FFK untuk memberikan dukungan atas kebangkitan olahraga Indonesia” ujar Heru. (Kompas/Wawan H Prabowo)
https://nasional.kompas.com/read/2018/07/28/21462631/sportscapes-merayakan-dunia-olahraga-indonesia-lewat-fotografi