Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siapa yang Bisa Sebut 1 Penyerang Novel, Silakan Ambil Sepeda di KPK

Kompas.com - 27/07/2018, 12:20 WIB
Abba Gabrillin,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggelar sayembara bagi orang yang bisa menemukan pelaku penyiraman air keras terhadap penyidik KPK Novel Baswedan.

Pegawai KPK menyiapkan hadiah berupa sepeda bagi siapa pun yang bisa memenangkan sayembara.

"Sepeda ini akan terus ada di depan lobi KPK sampai pelakunya ditemukan," ujar Ketua Wadah Pegawai KPK Yudi Purnomo di Gedung KPK Jakarta, Jumat (27/7/2018).

Baca juga: Hari Pertama Kerja, Novel Baswedan Disambut Pegawai KPK dan Aktivis Antikorupsi

Sepeda BMX yang disiapkan pegawai KPK bagi orang yang bisa mengungkap pelaku penyerangan terhadap Novel Baswedan.KOMPAS.com/ABBA GABRILLIN Sepeda BMX yang disiapkan pegawai KPK bagi orang yang bisa mengungkap pelaku penyerangan terhadap Novel Baswedan.

Menurut Yudi, sepeda yang diberikan tidak cuma satu, tapi bisa beberapa sepeda, tergantung seberapa banyak orang yang bisa mengungkap pelaku penyerangan.

Sepeda jenis BMX itu saat ini terpajang di depan pintu masuk lobi Gedung KPK.

Baca juga: Pegawai KPK Menagih Janji Presiden Jokowi Terkait Kasus Novel Baswedan

Di belakang sepeda terdapat spanduk berisi pengumuman sayembara dan gambar wajah Novel Baswedan.

Sayembara ini sekaligus bentuk kekecewaan para pegawai KPK terhadap lambatnya pengungkapan pelaku penyerangan.

Pegawai KPK menuntut Presiden Joko Widodo mendorong kepolisian segera mengungkap pelaku penyerangan.

Baca juga: Novel Baswedan Heran Pembantu Presiden Anggap Kasusnya Kecil

Selain itu, Jokowi diminta segera membentuk tim gabungan pencari fakta yang terdiri dari berbagai unsur masyarakat yang berintegritas dan berkompeten.

Pembentukan tim ini diharapkan memunculkan titik terang pengungkapan pelaku penyerangan.

"Sepeda kami taruh di sini sebagai simbol bahwa kami tidak akan pernah berhenti untuk mendukung pengungkapan kasus Bang Novel, bahkan sampai 2019, 2020, dan seterusnya," kata Yudi.

Novel menjalani hari pertama kembali bekerja di Gedung KPK Jakarta, Jumat ini. Kehadiran Novel Baswedan kali ini disambut meriah oleh ratusan pegawai KPK, aktivis antikorupsi, hingga mantan pimpinan KPK.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com