JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik Budiarto Shambazy menduga, lambatnya partai-partai dalam mengumumkan calon presiden, karena dipengaruhi beberapa hal. Salah satunya, karena Joko Widodo dianggap terlalu kuat.
"Belum ada yang mencalonkan diri secara resmi, bisa jadi karena memang terlalu kuat," ujar Budiarto dalam diskusi publik yang diselenggarakan Para Syndicate di Jakarta, Jumat (20/7/2018).
Menurut Budiarto, salah satu indikator keunggulan Jokowi terdapat pada penelitian yang dilakukan lembaga-lembaga survei.
Baca juga: Soal Cawapres, Relawan Patuh Apa Kata Jokowi
Hasil survei menunjukkan bahwa elektabilitas Jokowi paling tinggi dibanding tokoh-tokoh lain.
Budiarto menilai, hasil-hasil survei itu membuat partai lain yang berada di kubu oposisi tidak begitu bersemangat mencalonkan tokoh lain sebagai lawan Jokowi.
Hal lainnya, menurut Budiarto, lambatnya pengumuman capres karena partai mengalami kegagalan dalam merekrut calon yang kompeten.
Baca juga: Jokowi: Cak Imin Banyak Membantu Saya, Terutama Kerja Politik
Adapun, pendaftaran calon presiden dan wakil presiden akan digelar pada 4-10 Agustus mendatang.
Namun, hingga saat ini, belum ada partai-partai yang secara jelas menentukan pasangan calon presiden dan wakil presiden yang akan mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU).