Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sekjen PDI-P Sebut Pencalegan Kapitra Berdasarkan Aspirasi Kader

Kompas.com - 19/07/2018, 04:31 WIB
Rakhmat Nur Hakim,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto mengatakan, pencalegan Kapitra Ampera tak dilakukan sepihak. Menurut Hasto, proses pencalegan pengacara pimpinan Front Pembela Islam Rizieq Shihab berlangsung dua arah.

Hasto menjelaskan, masuknya Kapitra sebagai calon anggota legislatif merupakan penyerapan aspirasi kader-kader PDI-P di Sumatera Barat.

"Kami kan ada dari Sumbar (Sumatera Barat), ada kader kami," kata Hasto di Kantor DPP PDI-P, Menteng, Jakarta, Rabu (18/7/2018).

Ia menambahkan bahwa masuknya nama Kapitra ke daftar caleg yang didaftarkan PDI-P ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) berawal dari pendaftaran online.

Pendaftaran online bisa dilakukan oleh kader atau pengurus PDI-P yang berwenang untuk merekrut tokoh untuk menjadi caleg.

Baca juga: PDI-P Sebut Pencalegan Kapitra Ampera Belum Final, tetapi...

Beberapa kader PDI-P yang ditugaskan menjaring bakal caleg dari tokoh masyarakat ialah Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Koordinator Bidang Pembanguban Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, dan Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, dan Wakil Ketua DPR Utut Adianto.

Namun, pendaftaran online bisa pula dilakukan oleh bakal caleg yang bersangkutan. Saat ditanya lewat jalur mana Kapitra mendaftar, ia tak menjawab.

Hasto memastikan masuknya nama Kapitra ke dalam daftar bakal caleg sudah dikomunikasikan sebelumnya dengan pengacara Rizieq Shihab itu.

"Dari proses itu tentu saja ketika melakukan input, itu berkomunikasi dengan bakal calon, tidak ada proses memasukkan input tanpa komunikasi dengan bakal caleg," tutur Hasto.

Baca juga: Kapitra Ampera Bersedia Jadi Caleg PDI-P dengan Dua Syarat

Hasto sebelumnya menyatakan kepada wartawan bahwa Kapitra maju sebagai caleg dari Sumatera Barat.

Awalnya, Kapitra tak langsung membenarkan ia maju sebagai caleg dari PDI-P.

"Saya akan konfirmasi dulu ke Hasto," kata Kapitra.

Sementara, saat ditanya apakah Kapitra apakah pernah menyerahkan berkas pencalonan ke PDI-P, ia berkali-kali mengelak dan tidak memberikan jawaban yang pasti.

Informasi Kapitra menjadi caleg dari PDI Perjuangan pertama kali diungkapkan Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto usai mendaftarkan caleg PDI-P ke KPU, Jakarta, Selasa siang.

Hasto menambahkan pencalonan Kapitra Ampera masih belum final. Proses tersebut terus didialogkan karena Kapitra masih berkonsultasi dengan sejumlah pihak.

"Ini sekali lagi ini proses dialog masih terus dilakukan karena beliau juga masih melakukan konsultasi dan (salat) istikharah. Kemudian ini merupakan proses. Saya pribadi juga belum pernah bertemu beliau. Karena memang kami membagi tugas," kata Hasto.

Kompas TV Kasus ini sempat menyedot perhatian nasional dan kini kembali menjadi sorotan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Nasional
Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Nasional
Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com