Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Sebut Indonesia Jadi Salah Satu Negara Ekonomi Terkuat Tahun 2045

Kompas.com - 10/07/2018, 23:56 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com -- Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa berdasarkan sejumlah kalkulasi, Indonesia akan bertengger sebagai satu dari lima negara dengan ekonomi terkuat di dunia pada tahun 2045.

"Dari hitung-hitungan yang dikalkulasi oleh Bappenas, Bank Dunia, Indonesia akan menjadi negara dengan kekuatan ekonomi yang besar, Indonesia masuk ke lima negara dengan ekonomi terbesar, Insya Allah di 2045," ujar Jokowi dalam Halalbihalal dan Silaturahim Nasional relawan Samawi di Sentul Internastional Convention Center (SICC), Bogor, Jawa Barat, Selasa (10/7/2018).

"Memang masih menunggu. Tapi jalan ke tempat yang leih terang itu Insya Allah sudah mulai terlihat," lanjut dia.

Oleh sebab itu, Jokowi mengajak relawan Samawi menjadi garda depan mengawal Indonesia sampai ke tahapan tersebut.

Baca juga: Samawi Deklarasi Dukung Jokowi di Pilpres 2019

Salah satu yang dapat dilakukan adalah menjaga persatuan Indonesia. Pasalnya, Indonesia berpotensi terpecah belah. Indonesia berpenduduk 263 juta. Penduduknya tinggal di 17.000 lebih pulau yang terdiri dari 34 provinsi dan 514 kota/ kabupaten.

Masyarakatnya pun majemuk. Tercatat, penduduk Indonesia adalah bagian dari 714 suku dengan 1.100 lebih bahasa lokal. Meski mayoritas penduduknya menganut Islam, namun banyak juga penduduk yang beragama lain.

"Wong kita ini bersatu saja belum tentu bisa memenangkan persaingan dan kompetisi, apalagi kita ini tidak bersatu padu. Tantangan kita ke depan sangat banyak sekali. Mulai dari revolusi industri 4.0, perang dagang antarnegara. Ini memerlukan persatuan kita sebagai bangsa besar," ujar dia.

Baca juga: Jelang Pilpres 2019, Jokowi Ingatkan Pandai-pandai Memilih Pemimpin

"Jangan sampai kita keluar dari rel dan ini membutuhkan kerja keras. Jangan justru di antara kita ini saling gampang curiga, gampang berprasangka jelek, saling mencemooh, saling mencela. Apakah ini akan kita terus-teruskan? Tidak kan?" lanjut dia.

Jokowi juga mengingatkan bahwa tantangan negara besar seperti Indonesia juga besar. Hambatannya juga besar. Oleh sebab itu, sekali lagi Jokowi mengingatkan relawan untuk terus mengawal jalannya pembangunan.

"Dengan beriringannya ulama dan umaro, dan juga kepada para anggota Samawi, marilah kita bersama-sama turut menjaga negara kita, bangsa kita. Kita ingatkan kepada seluruh umat agar terus menjaga ukhuwah Islamiyah, ukhuwah wathaniyah karena pekerjaan bangsa kita masih banyak ke depan, tantangan makin berat," ujar dia.

Acara halalbihalal serta silaturahim itu diketahui dihadiri sekitar 10.000 relawan Samawi yang berasal dari 10 provinsi di Indonesia. Selain itu, turut hadir pula Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko dan Koordinator Staf Khusus Presiden Teten Masduki.

Kompas TV Namun JK yakin, kepentingan politik Tuan Guru Bajang kepada Jokowi tidak akan berubah.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com