Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak Kasus Kapal Tenggelam, Polri Siap Bantu Penyelidikan

Kompas.com - 04/07/2018, 15:46 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian menyatakan, kasus tenggelamnya kapal akhir-akhir ini lebih banyak merupakan domain Kementerian Perhubungan selaku regulator dan pengawas.

Adapun tugas Polri hanya membantu dalam hal penegakan hukum. Kendati demikian, pihaknya siap membantu dalam hal penyelidikan dan penyidikan.

Terkait hal ini, imbuh Tito, telah dilakukan rapat lintas sektor. Menteri Koordinator Politik Hukum dan HAM (Menko Polhukam) Wiranto pun akan membentuk desk atau tim khusus untuk menanganinya.

Baca juga: Viral, Video Detik-detik Kapal Feri Tenggelam di Selayar yang Direkam Penumpang

"Untuk rapat lintas sektoral ini perlu banyak kerja sama, dari Kemenhub, Polri, Pemda, ini semua harus dikumpulkan," kata Tito usai menghadiri Dies Natalis dan Wisuda STIK-PTIK di Jakarta, Rabu (4/7/2018).

Di samping itu, pemilik dan agen perjalanan kapal pun dikumpulkan di tingkat daerah. Dinas perhubungan (Dishub) seluruh Indonesia juga akan diundang.

Ia juga telah memerintahkan Polisi Perairan (Polair) untuk membantu dalam hal penegakan hukum.

Baca juga: Korban Meninggal KM Lestari Maju di Selayar Jadi 33 Orang

 

Ini dilakukan bukan hanya ketika terjadi kecelakaan, namun juga terkait penegakan aturan keselamatan perjalanan moda transportasi penyeberangan dan laut.

Ketika sudah ada korban tewas, sebut Tito, maka kasus sudah masuk ke ranah penyidikan dan penyelidikan. Ia memastikan Polri akan melakukan kedua hal tersebut.

"Bagi operator lain (yang) punya kapal tidak bisa sembarangan. Ada undang-undang pelayaran juga pasal KUHP, sambil membantu evakuasi," ungkap Tito.

Baca juga: Banyak Penumpang Tidak Terdaftar Manifes KM Lestari Maju

KM Sinar Bangun tenggelam di perairan Danau Toba, Sumatera Utara pada 18 Juni 2018 lalu. Sebanyak 21 orang selamat dan tiga orang meninggal dunia, sedangkan 164 orang dinyatakan hilang.

Kemudian, KM Ramos Risma Marisi juga mengalami insiden yang sama pada 22 Juni 2018. Karena kapal tidak berlampu, kapal tersebut menabrak bambu yang berada di tengah Danau Toba, kapal tenggelam dan menyebabkan satu orang hilang.

Kemudian, kecelakaan antara dua speedboat terjadi di perairan Sei Nyamuk, perbatasan RI-Tawau, Malaysia, 29 Juni 2018. Insiden itu menewaskan lima orang, sedangkan dua orang mengalami luka-luka.

Baca juga: Cuaca Ekstrim Jadi Alasan Nahkoda Kandaskan KM Lestari Maju

Selain itu, sebuah kapal yang mengangkut 44 Tenaga Kerja Indonesia karam di perairan Tanjung Balau, Kota Tinggi, Johor, Malaysia pada 2 Juli 2018 akibat cuaca buruk dan kelebihan muatan. Akibat insiden itu, 18 orang dilaporkan hilang, dan satu orang telah ditemukan dalam kondisi tewas.

Terakhir, KM Maju Lestari tenggelam di Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan. Kapal tersebut tenggelam diduga akibat lambung kapal yang bocor.

Kompas TV Kementerian Perhubungan menyerahkan penyidikan kepada KNKT.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com