Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenpan RB Belum Terima Laporan 500 ASN yang Diduga Tak Netral

Kompas.com - 26/06/2018, 20:17 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) Asman Abnur memastikan bahwa hingga saat ini belum ada aparatur sipil negara (ASN) yang diproses di Komite ASN atas dugaan berlaku tidak netral dalam Pilkada Serentak 2018.

"Sampai saat ini belum ada laporan tentang itu," ujar Asman saat dijumpai di Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Selasa (26/6/2018).

Meski demikian, hal itu bukan berarti memang benar-benar tidak ditemukan adanya ASN yang berlaku tidak netral.

Sebab, menurut Asman, bisa saja ada ASN yang dilaporkan atas dugaan ketidaknetralan, namun prosesnya masih berada di Badan Pengawas Pemilu daerah masing-masing. Selain itu, bisa juga laporannya belum sampai ke Kemenpan RB.

"Mungkin di daerah-daerah sedang diproses Bawaslu. Tapi belum bisa saya katakan karena belum ke saya," ujar Asman.

"Karena ASN yang tidak netral itu dimintai (keterangan) terlebih dahulu oleh Bawaslu, Panwaslu. Lalu, data-data di lapangan akan diajukan ke Kemenpan RB untuk kami lakukan sidang. Jadi proses dari pemberian sanksi tadi harus melalui temuan Bawaslu dulu," kata dia.

Baca juga: Bawaslu Temukan 500 Kasus ASN Tak Netral pada Pilkada Serentak

Asman memastikan, pihaknya terus melakukan monitoring aktivitas ASN di seluruh Indonesia. Apabila ditemukan ada ASN yang berlaku tidak netral, maka pasti akan ditindak dan diberikan sanksi sesuai ringan beratnya pelanggaran.

"Monitoring, kami ada tim. Mulai dari Inspektorat, tim pengawas KASN, termasuk Kementerian Dalam Negeri, kami sudah punya organ-organ di daerah," ucap Asman.

"Begitu kedapatan, sanksinya beragam, dari ringan, sedang sampai berat. Ada yang sampai pemecatan," ujar politisi PAN itu.

Baca juga: Wiranto: Ketidaknetralan ASN dan Aparat Keamanan Masalah Tiap Tahun

Sebelumnya, Bawaslu menyatakan telah menemukan sejumlah kasus pelanggaran netralitas ASN pada penyelenggaraan Pilkada Serentak 2018.

Ketua Bawaslu Abhan menyebutkan, Bawaslu menemukan sekitar 500 kasus pelanggaran ASN.

"Terkait dengan ASN, ada beberapa daerah yang cukup banyak, kurang lebih ada 500-an ASN," kata Abhan dalam rapat koordinasi lintas sektor dalam rangka pengamanan Pilkada 2018 di Mabes Polri, Jakarta, Senin (25/6/2018).

Abhan menjelaskan, ada di antara kasus-kasus tersebut yang sudah ditindaklanjuti oleh Bawaslu. Adapun kasus paling banyak yang ditemukan adalah terkait netralitas ASN dalam hal administrasi.

Selanjutnya, kasus itu ditindaklanjuti ke KASN. Tidak hanya itu, kasus pelanggaran tersebut juga ditindaklanjuti kepada Pejabat Pembina Kepegawaian (PPK).

Kompas TV Para pedagang di Pasar Gede, Solo, Jawa Tengah menggelar aksi simpatik melalui seni desain visual atau poster.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Nasional
Dilema Prabowo Membawa Orang 'Toxic'

Dilema Prabowo Membawa Orang "Toxic"

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Nasional
Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Nasional
Menakar Siapa Orang 'Toxic' yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Menakar Siapa Orang "Toxic" yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Nasional
Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Nasional
SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Nasional
Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com