Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PSI: Banyak Birokrat Kompeten untuk Isi Penjabat Gubernur Jabar

Kompas.com - 20/06/2018, 11:09 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Tsamara Amany mengaku dapat memahami polemik publik mengenai pengangkatan Komjen Iriawan menjadi Penjabat Gubernur Jawa Barat.

Pertama, penempatan perwira Polri aktif sebagai Pj kepala daerah mengingatkan publik atas efek negatif dari Dwifungsi ABRI pada masa Orde Baru.

"Jadi wajar saja ada kekhawatiran di situ," ujar Tsamara seperti dikutip dari keterangan pers resmi PSI, Rabu (20/6/2018).

Baca juga: Anggap Pemerintah Arogan, PKS Dukung Hak Angket soal Penunjukkan Penjabat Gubernur Jabar

Politisi muda dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Tsamara AmanyTwitter TSAMARA AMANY Politisi muda dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Tsamara Amany
Kedua, penunjukkan Iriawan juga dinilai tidak transparan sehingga menimbulkan curiga publik.

Ketiga, Tsamara menilai, masih banyak birokrat yang memenuhi syarat diangkat sebagai Pj kepala daerah.

Justru, ini adalah momentum Kementerian Dalam Negeri untuk mengapresiasi birokrat yang bekerja baik selama ini dengan mempercayakannya menjabat Pj kepala daerah.

Baca juga: Mendagri Siap Hadapi DPR soal Penunjukkan Iriawan Jadi Penjabat Gubernur Jabar

"Pemprov Jabar dan Kemendagri tidak kekurangan birokrat kompeten untuk menduduki jabatan penjabat kepala daerah. Saya yakin banyak birokrat yang punya performa baik dan layak diberi kepercayaan," ujar Tsamara.

"Apalagi, birokrat tentunya lebih memahami administrasi pemerintahan daerah (apabila dibandingkan dengan perwira kepolisian)," lanjut dia.

Jangan sampai penunjukan Pj kepala daerah dari TNI/Polri membuat birokrat menjadi putus harapan karena merasa tidak dibutuhkan lagi untuk menjabat posisi yang mestinya diisi birokrat.

"Prinsip meritokrasi harus dikedepankan. Jangan sampai nanti birokrat merasa, 'ah sudah kerja bagus atau tidak bagus, toh tidak diapresiasi'. Kemendagri harus mengevaluasi kebijakan ini," ujar Tsamara.

Baca juga: Iriawan: Sebagai Putra Daerah, Apa Mungkin Saya Coreng Muka Sendiri?

Oleh sebab itu, Tsamara berharap Kemendagri mendengar opini publik yang menolak pengangkatan Iriawan tersebut.

Meski demikian, Tsamara tetap mempercayai profesionalisme Iriawan sebagai perwira di kepolisian.

"Pak Iriawan tentu saja warga negara yang baik dan juga polisi yang profesional. Namun, beliau masih perwira aktif kepolisian, maka ada baiknya beliau tetap fokus pada tugasnya sebagai Sekretaris Utama Lemhanas yang tidak kalah pentingnya," ujar dia.

Masa jabatan Ahmad Heryawan sebagai Gubernur Jabar berakhir pada Rabu (13/6/2018).

Kementerian Dalam Negeri awalnya menunjuk Sekretaris Daerah Provinsi Jabar Iwa Karniwa sebagai Pelaksana Harian (Plh) Gubernur hingga dilantiknya Penjabat Gubernur.

Mendagri Tjahjo Kumolo kemudian tetap melantik Iriawan sebagai Penjabat Gubernur Jabar, Senin pagi, meski sempat menuai polemik.

Ketika wacana Iriawan menjadi Penjabat Gubenur muncul pada Januari 2018, berbagai pihak mengkritik.

Berbagai alasan disampaikan, salah satunya netralitas Kepolisian dalam Pilkada. Apalagi, calon wakil gubernur Jabar yang diusung PDI-P, yakni Anton Carlian, adalah pensiunan Polri

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com