Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berpuasa dan Berlebaran di Dinginnya Brisbane...

Kompas.com - 17/06/2018, 20:25 WIB
Krisiandi,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

BRISBANE, KOMPAS.com - Menjalankan ibadah puasa di negara yang penduduknya mayoritas bukan Muslim bisa jadi pengalaman yang sulit dilupakan.

Banyak tantangan yang bisa bikin iman goyah. Misalnya, jika di negara empat musim, kita bakal bertemu cuaca yang teramat dingin atau panas. Atau pun lingkungan yang tidak mendukung untuk berpuasa.

Begitu pula di Brisbane, Ibu Kota negara bagian Queensland, Australia. Menjalankan ibadah puasa di sini berbeda dengan di Indonesia.

Dari sisi waktu sahur dan berbuka misalnya. Untungnya, tahun ini, umat Muslim di Brisbane menjalankan rukun Islam yang ketiga itu saat winter atau musim dingin.

Jangan bayangkan musim dingin di Brisbane bersalju dengan suhu minus seperti di sebagian negara Eropa atau Amerika.

Di Brisbane, musim dingin berarti hanya tidak panas. Dingin, tetapi masih bisa pakai jaket yang tidak usah tebal-tebal amat. Bahkan, kadang matahari masih bersinar terik di siang hari.

Di saat musim dingin, kami memulai puasa pukul 05.00 pagi dan berbuka sekitaran pukul 05.00 sore. Kurang lebih 12 jam.

Baca juga: Cerita Para WNI Berpuasa di Eropa...

Cukup nyaman berpuasa di hawa yang relatif sejuk. Suhunya, antara 15 sampai 20 derajat saat siang dan sore. Sementara ketika malam, bisa menembus di bawah 10 derajat. Dengan suhu demikian, tak terasa haus yang berlebih.

Namun, jika bulan Ramadhan jatuh saat musim panas, puasa bisa dimulai sejak pukul 03.00 dini hari dan berakhir pukul 18.30, atau bisa jadi hingga pukul 19.00.

Di musim panas, matahari amat terasa. Terik dan bisa membakar kulit. Bisa mudah dehidrasi.

Tri Murdananto, warga Indonesia, merasakan perbedaan dalam menunaikan ibadah puasa bulan Ramadhan di Tanah Air dan Brisbane. Menurut dia, di Brisbane, tak banyak sarana pendukung yang bisa bikin puasa lebih maksimal.

"Di Indonesia, begitu banyak sarana pendukung seperti kajian-kajian Islam dan majelis ilmu untuk bisa mengisi Ramadhan dengan lebih optimal," kata dia, saat ditemui Kompas.com di Brisbane.

Di sisi lain, lanjut dia, kondisi ini justru ada segi positifnya.

"Minimnya sarana-sarana tersebut justru memberi peluang kita untuk beramal, misalnya turut aktif dalam penyelenggaraan kegiatan-kegiatan menyiarkan Islam di Brisbane," kata Anto, sapaan Tri.

Tahun ini adalah tahun kedua Anto menjalankan ibadah puasa di Brisbane.

Dan perbedaan yang amat kentara dengan Indonesia, di Brisbane restoran tetap buka dan tak menggunakan penutup.

Warga sekitar juga dengan santai makan dan minum di mana saja. "Tapi, bagi saya itu tak terlalu berpengaruh," ujar Anto.

Buka puasa

Di Brisbane, tak ada kantor perwakilan Pemerintah Indonesia. WNI di kota ini mesti mencari cara agar bisa berkumpul untuk berbuka puasa.

Buka puasa bareng digelar secara swadaya oleh komunitas-komunitas Indonesia. Namun, ada kalanya, setiap pekan, sebagian besar WNI di Brisbane berkumpul untuk berbuka bareng. Biasanya di kampus-kampus.

Di kota ini ada tiga kampus besar, yakni Griffith University, Queensland University of Technology (QUT) dan University of Queensland (UQ). Orang Indonesia relatif banyak berkuliah di tiga kampus itu.

Atas inisiasi Indonesia Islamic Society of Brisbane (IISB) bekerja sama dengan perhimpunan mahasiswa Indonesia, buka puasa bersama dihelat di tiga kampus itu.

Suasana berbuka puasa di kampus University of Queensland, Brisbane, Australia, Minggu (3/6/2018). UQ Indonesian Student Association Suasana berbuka puasa di kampus University of Queensland, Brisbane, Australia, Minggu (3/6/2018).
Tahun ini misalnya, pekan pertama Ramadhan, buka puasa digelar di Griffith University, pekan kedua di QUT dan ketiga di UQ. Baru pada pekan terakhir, WNI di Brisbane berbuka di Islamic Center milik Indonesia Muslim Center of Queensland (IMCQ), di kawasan Loganlea.

"Setiap tahun memang seperti itu. Dan kami (perhimpunan mahasiswa Indonesia di kampus-kampus), biasanya berembuk untuk menentukan jadwal," kata President UQ Indonesian Student Association, Fendi Rahmat Widianto.

"Ini bukan cuma untuk orang Indonesia, tapi juga semua yang ingin berbuka puasa," kata dia.

Menu berbuka tentunya makanan khas Indonesia. Seperti ayam kaleo atau mie bakso. "Lumayan, bisa menuntaskan rasa kangen berbuka di Tanah Air," kata Tamara Anisa, mahasiswa master di UQ.

Baca juga: Kisah Muslim Islandia yang Berpuasa Selama 22 Jam

Di UQ, sekitar 800 umat Muslim menikmati menu bakso. Antrean mengular. Umat menikmati bakso dengan sambal khas yang lumayan pedas.

Selain komunitas Indonesia, selama bulan Ramadhan di tiga kampus tersebut, berbagai komunitas Muslim dunia yang ada di Brisbane, menghidangkan makanan untuk berbuka puasa secara gratis.

Usai berbuka, dilanjutkan dengan shalat tarawih. Banyak orang Indonesia yang memanfaatkan buka puasa gratis ini, selain juga untuk mencoba makanan khas dari negara lain. 

Lebaran yang tak serentak

Di hari ke-29 Ramadhan atau Kamis (14/6/2018), kaum Muslim Brisbane menunggu pengumuman Idul Fitri. Seperti yang pernah terjadi di Indonesia beberapa tahun lalu, Lebaran di Brisbane tahun ini tak serentak.

Pada Kamis malam, Moonsighting Australia menyatakan bahwa hilal tak nampak di seluruh wilayah Australia. Maka dari itu, 1 syawal ditetapkan jatuh pada Sabtu (16/6/2018).

Sementara, selebaran dari Australian National Imams Council yang diteken The Grand Mufti of Australia Sheikh Abdul Azim Al-Afifi menetapkan bahwa Lebaran jatuh pada Jumat (15/6/2018).

Atas dasar pengumuman tersebut, sebagian warga Indonesia berlebaran pada Jumat, sebagian lagi Sabtu.

Shalat Id juga dibagi dua, Jumat dan Sabtu, tersebar di beberapa titik. Meskipun demikian, itu tak mengurangi khidmat perayaan Lebaran.

Selepas shalat Id, WNI di Brisbane berkumpul bersama kerabat untuk merayakan Lebaran. Ada yang di rumah, di taman, maupun di apartemen. Mereka bersantap dengan menu wajib: ketupat dan opor ayam, serta sambal goreng hati. 

Bagi Anto, suasana Lebaran di Brisbane terasa hangat meskipun di musim dingin. Kedekatan dan keakraban umat Muslim di Brisbane, kata dia, sangat nampak.

"Suasana ukhuwah yang begitu luar biasa berkat para senior kita yang sudah membangunnya dari dulu. Dan keakraban bukan cuma antar Muslim Indonesia, tapi semua umat Muslim di Brisbane," kata dia. 

Kompas TV Hari ketiga lebaran Presiden Joko Widodo bersilaturahim dengan warga Solo, Jawa Tengah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com