Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendagri Anggap Aksi Persekusi di "Car Free Day" Memalukan

Kompas.com - 03/05/2018, 19:33 WIB
Dylan Aprialdo Rachman,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo menganggap, peristiwa persekusi yang dilakukan sejumlah orang berbaju #2019GantiPresiden di car free day di sekitar Bundaran HI, Jakarta, Minggu (29/4/2018) merupakan aksi yang memalukan.

Tjahjo mengingatkan, bahwa ekspresi pilihan politik harus menggunakan etika dan sopan santun sesuai budaya politik Indonesia.

"Saya kira kejadian kemarin, kejadian yang memalukan sekali. Itu bukan budaya timur, bukan budaya politik kita," ujar Tjahjo usai menghadiri kegiatan Promoter Kasatwil Polri di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian, Jakarta, Kamis (3/5/2018).

Baca juga: Sandiaga Larang Jual dan Bagi-bagi Kaus Bermuatan Politik Saat CFD

Tjahjo menegaskan, tak seharusnya penyampaian ekspresi pilihan politik dilakukan seperti itu. Ia menegaskan, setiap orang memiliki harga diri yang harus dihormati satu sama lain.

Setiap orang juga memiliki preferensi politik yang tak bisa dipaksakan.

"Kita punya harga diri, punya kehormatan. Apalagi sampai memaksakan kehendak harus mengikuti yang menjadi pilihannya dan menjadi sikap politiknya," ujar Tjahjo.

Tjahjo juga mengingatkan, sebentar lagi Indonesia akan menyambut kontestasi politik, seperti Pilkada 2018. Menurut dia, ada tiga kunci yang menentukan kesuksesan proses pemilihan.

"Sukses itu ada tingkat partisipasi politik masyarakat meningkat, kita lawan yang namanya politik uang," kata dia.

Baca juga: Takut Berbenturan, Satpol PP Tak Tindak Kegiatan Politik di CFD

Poin terakhir, publik harus melawan berbagai aksi kampanye yang bernuansa kebencian, fitnah dan menyinggung suku, agama, ras dan golongan.

Tjahjo ingin proses pemilihan menjadi kontestasi yang sehat dengan adu program dan gagasan.

"Mari membangun suasana yang gairah dan memilih kepala daerah amanah, membangun pilkada yang bermartabat dan mari kita lawan politik kampanye yang berujar SARA dan fitnah," katanya.

Acara car free day di kawasan MH Thamrin-Sudirman, Minggu (29/4/2018) silam sempat diwarnai insiden intimidasi. Peristiwa intimidasi itu viral di media sosial.

Baca juga: Kritik Warga yang Aksi Politik di CFD, Sandiaga Bilang Lebih Baik Bersihkan Kali

 

Tampak sekelompok orang yang mengenakan kaus bertuliskan #2019GantiPresiden melakukan intimidasi kepada beberapa orang yang mengenakan baju putih bertuliskan #DiaSibukKerja.

Salah satu peristiwa menunjukkan seorang ibu berbaju #DiaSibukKerja dan anaknya diintimidasi oleh sejumlah orang tersebut.

Kaus putih ini digunakan kelompok relawan Jokowi yang sedang melaksanakan kegiatan jalan santai di sana.

Kompas TV Fadli Zon membantah sejumlah orang yang memakai kaus bertuliskan tagar ganti presiden sebagai relawan Prabowo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Polisi 4 Negara Kerjasama Demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polisi 4 Negara Kerjasama Demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

Nasional
KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

Nasional
Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Nasional
KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

Nasional
KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

Nasional
Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Nasional
Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Nasional
Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nasional
Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Nasional
Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Ide "Presidential Club" Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Nasional
Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Nasional
Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Nasional
BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com