Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Chappy Hakim
KSAU 2002-2005

Penulis buku "Tanah Air Udaraku Indonesia"

C-130 B Hercules T-1301 Beristirahat di Museum Dirgantara Yogyakarta

Kompas.com - 27/04/2018, 07:05 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

DALAM satu upacara meriah pada hari Selasa (24/4/2018), Panglima TNI meresmikan koleksi pesawat C-130B Hercules T-1301, Fokker F27 T-2707, AVIA-14 T-414, Hawker Hunter F.Mk 4 N-112 dan Museum Engine R Ahmad Imanullah di Museum Pusat Angkatan Udara Mandala, Yogyakarta.

Hercules dengan nomor registrasi T-1301 adalah pesawat Hercules yang kali pertama menjejakkan roda pendaratnya di Kemayoran, Jakarta Indonesia.

Menjadi istimewa karena pesawat Hercules inilah yang pada saat terbang perdana dari Amerika Serikat ke Jakarta Indonesia pada 1960 telah diawaki oleh para kru Angkatan Udara Republik Indonesia di bawah pimpinan Kapten Pilot S Tjokro Adiredjo.

Khusus tentang registrasi pesawat Hercules yang kini menggunakan huruf A (Angkut), dahulu menggunakan huruf T (Transport) yang merupakan penyesuaian dalam proses perkembangan penyempurnaan administrasi, khususnya soal registrasi pesawat-pesawat terbang Angkatan Udara secara keseluruhan pada waktu lalu.

Untuk mengabadikan Hercules pertama yang tiba di Indonesia, Hercules C-130 B yang menjadi koleksi museum pusat Angkatan Udara dikembalikan lagi nomor registrasinya di badan pesawat dengan huruf T, yaitu T-1301.

Dengan demikian, kita dapat menyaksikan pesawat Hercules yang orsinal, pertamakali datang di Indonesia dalam Museum Angkatan Udara Jogyakarta.

Selain sebagai pesawat terbang Hercules yang pertama tiba di Indonesia, konon Indonesia merupakan negara pertama di luar Amerika Serikat yang menggunakan pesawat Hercules.

Pada 1960-an, Hercules masih merupakan produk baru dari Arsenal Sistem Senjata Amerika Serikat dalam sebuah program yang tengah mencari pengganti pesawat Dakota C-47 yang banyak jasanya dalam kancah perang dunia.

Kita patut berbangga hati karena telah menjadi negara pertama pula di luar Amerika Serikat yang telah juga menjalani proses tahap awal peningkatan performa unsur angkut strategisnya dari Dakota ke Hercules.

Keistimewaan Hercules dalam pelaksanaan operasi penerbangan telah banyak sekali mengukir sejarah spektakuler di seluruh dunia, yang tidak hanya mencakup operasi militer, tetapi juga banyak operasi kemanusiaan.

Di samping jasa yang sangat luar biasa dari armada Hercules dalam berbagai operasi penerbangan di Tanah Air, antara lain Dwikora dan Trikora, ada beberapa operasi kemanusiaan yang dijalankan sebagai bagian dari penyelamatan korban bencana alam, seperti tsunami Aceh dan badai besar di Darwin.

Seperti dikutip oleh Marsekal Pertama Purn Darmadji pada kesempatan kata sambutan dalam upacara tersebut, salah satu misi yang sangat luar biasa adalah tentang penerbangan Hercules terakhir dalam operasi penyelamatan pengungsi pada pengujung perang Vietnam.

Ketika itu, Hercules yang hanya berdaya tampung tidak lebih dari 92 orang ternyata telah "dipaksa" membawa para pengungsi keluar Vietnam sebanyak 352 orang.

Tidak itu saja, ruang yang cukup lebar pada "Flight Station" atau kokpit sebenarnya juga hanya diperuntukkan bagi tidak lebih dari 4 sampai 5 orang awak, tetapi ketika itu dipenuhi 32 orang pengungsi.

Catatan ini tercantum dalam buku "Pelangi Dirgantara" terbitan Dispenau, yang merujuk pada catatan dalam buku prestasi pesawat Hercules di seluruh dunia keluaran Pabrik pesawat Hercules, Lockheed Marietta, Georgia, AS.

Bertambah lagi ukiran sejarah penting dalam perjalanan pembinaan dirgantara di Tanah Air dengan masuknya pesawat terbang Hercules pertama yang mendarat di Indonesia pada 1960 sebagai bagian dari koleksi pesawat terbang yang memiliki peran dalam sejarah perjuangan Angkatan Udara Indonesia di Museum Lanud Adistjipto, Yogyakarta.

Semoga minat dirgantara generasi muda bangsa dapat terpelihara dan senantiasa berkembang terus dengan baik.

Nenek moyangku orang pelaut, anak cucuku insan dirgantara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Absen di Acara Halalbihalal PKS

Prabowo Absen di Acara Halalbihalal PKS

Nasional
Projo: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Projo: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Nasional
Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com