Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri Agama: Seharusnya Pak Amien Rais Menjelaskan, Apa yang Dimaksud "Politik"?

Kompas.com - 26/04/2018, 18:27 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mempertanyakan pernyataan mantan Ketua MPR RI, Amien Rais, bahwa kegiatan pengajian harus disisipi unsur politik.

Hal itu dikatakan Lukman saat dijumpai di Istana Presiden Bogor, Kamis (26/4/2018). 

"Seharusnya Pak Amien Rais menjelaskan apa yang dimaksud dengan politik itu?" ujar Lukman.

Lukman menjelaskan, politik memiliki dua terminologi yaitu politik substansif dan politik pragmatis.

Politik subtansif, kata Lukman, contohnya pemenuhan hak-hak dasar manusia, penegakan keadilan, kejujuran, mencegah kemungkaran.

Baca juga : Beri Sambutan di Balai Kota, Amien Rais Singgung Pilkada DKI dan Pilpres 2019

Adapun, politik substansif adalah nilai-nilai universal dalam sebuah agama.

Sementara, politik pragmatis, contohnya, menghasut orang lain untuk memilih calon tertentu, menghasut orang lain untuk memilih partai politik tertentu, dan sebagainya.

"Jadi sebaiknya tanyakan ke Pak Amien Rais. Sebaiknya Beliau menjelaskan dulu apa yang dimaksud dengan politik," ujar Lukman.

Lukman mengatakan, jika yang dimaksud Amien adalah politik pragmatis, ia tak setuju.

"Misalnya pilihlah si A, jangan pilih si B. Pilihlah partai A, jangan pilih partai B. Sudah menyebut partai, menyebut nama, itu sudah politik praktis dan itu akan membelah umat," ujar Lukman.

"Politik pragmatis inilah yang harusnya dicegah dibicarakan di rumah-rumah ibadah. Karena aspirasi politik jemaah itu berbeda-beda. Ketika rumah ibadah dijadikan tempat untuk membicarakan politik pragmatis, maka akan menimbulkan konflik serta sengketa di antara jemaah itu sendiri," lanjut dia.

Baca juga : Tanggapi Amien Rais, Mendagri Nilai Ceramah Agama Seharusnya Tak Disisipi Isu Politik

Lukman menilai, kemungkinan kata "politik" yang dimaksud Amien adalah politik substansif di mana ia mengajak orang lain untuk menjunjung tinggi nilai-nilai keagamaan.

"Mungkin yang Beliau maksudkan adalah politik dalam pengertian substansif. Maka kalau begitu, jangan hanya diperbolehkan, tapi diwajibkan," ujar Lukman.

Kata Amien, pengajian harus disisipi politik

Diberitakan, dalam pidatonya di Balai Kota, Selasa lalu, Amien mengatakan, Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu adalah keajaiban bagi umat Islam.

Sebab, seluruh kelompok pondok pesantren hingga majelis taklim tidak terkoordinasi dengan baik.

Apalagi, survei saat itu tak memihak pada Anies-Sandi yang didukungnya. Namun, ternyata Anies-Sandi menang.

Amien menilai, DKI sebagai miniatur Indonesia bisa mengulang kemenenangan ini di 2019.

"Nah kalau di DKI kita diberi oleh Allah keajaiban itu, insya Allah tahun depan akan ada keajaiaban yang lebih besar lagi," ucap dia.

Baca juga : Mendagri: Yang Salah Bukan Amien Rais...

"Saya mohon ya ini kita jangan kehilangan momentum ini, ini baru jelang pilpres, ustazah kalau peduli negara, pengajian disisipkan politik itu harus, harus itu," kata Amien.

Amien mengutip surat Ar-R'ad ayat 11 yang isinya berbunyi "Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri."

"Jadi, we have to change ourselves," kata Amien.

Kompas TV Manurut Taufik, seharusnya tokoh agama diberi ruang untuk menyampaikan ceramah yang berkaitan dengan politik.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com