JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari memaparkan bahwa dalam pertanyaan terbuka, permasalahan mendesak yang dominan di Provinsi Jawa Timur adalah masalah ekonomi. Hal itu diungkapkan Qodari dalam Rilis Survei Indo Barometer terkait Dinamika Politik dan Proyeksi Pilkada Jawa Timur di FX Sudirman, Jakarta, Selasa (3/4/2018).
"Permasalahan yang dominan adalah masalah ekonomi, nomor satu soal lapangan pekerjaan sebesar 27,5 persen, disusul mahalnya harga bahan pokok 15,5 persen," kata Qodari.
Selain itu, persoalan berikutnya terkait kondisi ekonomi yang sulit sebesar 12,9 persen, kondisi jalan yang kurang baik sebesar 8 persen, banyaknya warga miskin 4,3 persen dan infrastruktur yang kurang memadai 4,1 persen.
"Di level lingkungan tempat tinggal kurang lebih sama, cuma soal kondisi jalan kurang baik ini lebih banyak, sebesar 17,3 persen," kata dia.
Baca juga : Indo Barometer: Pilkada Jatim, Elektabilitas Gus Ipul-Puti Soekarno dan Khofifah-Emil Selisih 5,7 Persen
Qodari melihat persoalan-persoalan ekonomi menjadi tantangan tersendiri yang dihadapi oleh pasangan calon Saifullah Yusuf-Puti Guntur Soekarnoputri dan Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto. Oleh karena itu, mesin-mesin partai koalisi harus bekerja keras di lapangan untuk memenangkan kontestasi Pilkada Jawa Timur.
"Kayaknya nanti penentunya dinamika di lapangan, siapa mesin politiknya yang lebih kuat. Bicara figur relatif sama-sama kuat. Ipul dan Khofifah sama-sama NU, Emil dan Puti sama-sama nasionalis. Kesimpulan kami persoalan mobilisasi lapangan yang jadi penentu," ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa masyarakat Jawa Timur yang puas dengan kinerja gubernur sebelumnya, Soekarwo, cenderung mengarahkan dukungannya kepada pasangan Gus Ipul-Puti Guntur dengan persentase 47,7 persen.
Sebab, Gus Ipul pernah menjadi wakil gubernur Jawa Timur mendampingi Soekarwo. Publik yang puas, berharap Gus Ipul bisa melanjutkan dan mengembangkan program-program sebelumnya.
Baca juga : Pencalonan Khofifah di Pilkada Jatim, Bargaining AHY di Pilpres
"Sementara sebanyak 49,6 persen masyarakat yang tidak puas akan kinerja Soekarwo, lebih banyak mendukung pasangan Khofifah-Emil," kata dia.
Berdasarkan pertanyaan tertutup, elektabilitas pasangan calon Saifullah Yusuf (Gus Ipul) dan Puti Guntur Soekarno mencapai 45,2 persen.
Angka ini lebih tinggi daripada perolehan angka elektabilitas pasangan Khofifah Indar Parawansa dan Emil Elestianto sebesar 39,5 persen.
"Tidak terpaut jauh, selisih di antara keduanya sekitar 5,7 persen. Sementara pemilih yang tidak akan memilih, rahasia, belum memutuskan mencapai 15,3 persen," papar Qodari.
Terkait tingkat kesukaan calon gubernur, Saifullah unggul tipis sebesar 87,9 persen dengan Khofifah yang mencapai 87,5 persen. Alasan utama masyarakat menyukai Khofifah, yakni merakyat sebesar 14,4 persen, berjiwa sosial 10,1 persen dan mantan menteri sosial 8,8 persen.
"Kalau alasan utama warga suka dengan Saifullah karena dekat dengan rakyat 14,4 persen, berpengalaman 8,2 persen dan orangnya tegas 7,9 persen," ungkapnya.
Sementara masyarakat Jawa Timur menyukai Emil Elestianto karena faktor intelektual sebesar 24 persen, tokoh muda 13,3 persen dan sosok yang tegas 10,1 persen. Di sisi lain, masyarakat menyukai Puti karena keturunan Soekarno sebesar 20 persen, pintar sebanyak 14,8 persen dan jujur sebesar 9,3 persen.
Qodari mengungkapkan, masyarakat Jawa Timur cenderung mengutamakan faktor pengalaman dalam memilih calon gubernur dengan persentase 15,7 persen. Disusul dengan faktor kedekatan dengan rakyat sebesar 14,3 persen, ketegasan 10,9 persen dan berjiwa sosial dan dermawan sekitar 6,4 persen.
"Alasan yang banyak diungkap publik dalam memilih calon wakil gubernur yaitu pintar 23 persen, pasangan cocok 11,8 persen, orangnya tegas 8,3 persen, orangnya jujur 6,6 persen, dan masih muda 6 persen," kata dia.
Qodari memprediksi akan terjadi dinamika politik yang sangat kompetitif yang berpotensi meningkatkan potensi pertarungan politik di tingkat akar rumput cenderung keras dan tajam.
Survei tersebut dilaksanakan di 38 kabupaten/kota di wilayah Jawa Timur sejak tanggal 29 Januari-4 Februari 2018. Jumlah responden sebanyak 800 orang dengan margin of error sebesar kurang lebih 3,46 persen, pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Metodologi yang digunakan adalah multistage random sampling. Teknik pengumpulan data, wawancara tatap muka dengan responden menggunakan kuesioner.
Dalam peta koalisi Pilkada Jawa Timur, Saifullah-Puti didukung koalisi PDI-P, PKB, Gerindra, dan PKS mendapat elektabilitas 44,0 persen. Sementara, Khofifah-Emil mendapat dukungan koalisi PPP, Golkar, Hanura, PAN, Nasdem, dan Demokrat.