JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Adi Prayitno menilai, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mempunyai modal paling besar untuk menjadi calon wakil presiden bagi Joko Widodo di Pilpres 2019. Modal pertama, kata Adi, adalah posisinya sebagai Ketua Umum Partai Golkar.
"Golkar merupakan pemenang kedua di Pemilu 2014 lalu, perolehan kursinya di DPR terbanyak kedua setelah PDI-P," kata Adi Prayitno kepada Kompas.com, Jumat (16/3/2018).
Adi mengatakan, modal kursi di DPR ini penting karena menjadi syarat bagi parpol untuk mengusung calon presiden dan wakil presiden. Parpol minimal harus mengantongi 20 persen kursi di DPR untuk memenuhi syarat ambang batas.
Baca juga : Masuk Bursa Cawapres Jokowi, Jimly Tak Mau GR
Selain itu, para pemilih Golkar yang jumlahnya cukup besar juga diharapkan menambah efek elektoral bagi Jokowi. Modal kedua bagi Airlangga, lanjut Adi, adalah chemistry dengan Jokowo yang sudah terbangun sejak lama.
"Bahkan statement pak Jokowi dalam banyak hal memuji Airlangga," kata dia.
Modal ketiga, lanjut Adi, adalah posisi Airlangga sebagai menteri perindustrian serta kemampuannya di bidang ekonomi dan industri. Menurut Adi, kemampuan tersebut bisa melengkapi dan membantu Jokowi dalam menjalankan pemerintahan nanti.
"Airlangga menteri yang dianggap punya prestasi dan mengerti soal ekonomi," kata dia.
Baca juga : Sempat Melirik, Gerindra Kini Hormati Mahfud yang Ingin Jadi Cawapres Jokowi
Adi mengatakan, sejauh ini Airlangga memang belum pernah bicara soal kemungkinannya menjadi cawapres Jokowi. Meski demikian, internal partai Golkar sendiri sudah memunculkan nama Airlangga.
"Cuma Pak Airlangga ini enggak genit dan enggak lebai. Tapi bukan berarti enggak mau. Pak Airlangga lebih hati-hati menunggu perkembangan, menunggu bola politik ke arah mana," kata dia.
Pada Februari lalu, Airlangga mengaku tak pernah memikirkan jika nantinya ditunjuk sebagai cawapres bagi Jokowi.
Airlangga pun tak mau berandai-andai ihwal penunjukan cawapres Jokowi dalam pemilu nanti.
"Kami enggak mau berandai-andai. Kami berdoa saja dulu," kata Airlangga di Kantor DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta, Rabu (28/2/2018).
Airlangga mengatakan, yang terpenting adalah cawapres pendamping Jokowi memiliki elektabilitas yang tinggi sehingga mampu mendongkrak elektabilitas mantan Gubernur DKI Jakarta itu.