Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DPR Janji Segera Uji Calon Komisioner KPPU

Kompas.com - 13/03/2018, 23:22 WIB
Ihsanuddin,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPR Bambang Soesatyo meminta Komisi VI DPR untuk segera memproses dan menyelesaikan uji kelayakan dan kepatutan terhadap calon komisioner Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) periode 2017-2022.

Presiden Joko Widodo sudah mengirimkan 18 nama calon komisioner KPPU hasil penjaringan tim seleksi ke DPR sejak 22 November 2017.

Presiden juga sudah dua kali memperpanjang masa jabatan komisioner KPPU.

Masa perpanjangan kedua yang hanya berlaku dua bulan akan habis pada 27 April mendatang dan tak bisa diperpanjang lagi.

"Perpanjangan waktu dua bulan ini akan digunakan secara maksimal oleh Komisi VI DPR untuk memilih 9 orang komisoner yang akan memimpin KPPU," kata Bambang melalui keterangan tertulisnya, Selasa (13/3/2018).

Baca juga : Mayoritas Impor, KPPU Waspadai Lonjakan Harga Bawang Putih Jelang Ramadhan

Bambang mengatakan, ia sudah menyampaikan langsung pesan ini kepada Pimpinan Komisi VI DPR. Menurut dia, Pimpinan Komisi VI sepakat untuk tidak mengulur waktu lebih lama lagi.

"DPR zaman now speed kinerjanya harus ngebut. Jangan sampai ada kesan DPR mengulur waktu dan lambat menjalankan tugas," kata dia.

KPPU sebelumnya sempat tutup atau berhenti operasi pada Rabu (28/2/2018). Tutupnya KPPU karena masa jabatan komisionernya berakhir pada Selasa (27/2/2018) lalu dan belum ada penetapan komisioner yang baru oleh DPR RI.

Sehari kemudian, Jokowi mengeluarkan keputusan presiden Nomor 33/P Tahun 2018 yang kembali memperpanjang masa jabatan keanggotaan KPPU.

Baca juga : Pansel Minta DPR Segera Uji Kelayakan Calon Anggota KPPU

Jokowi mengimbau DPR untuk segera melakukan uji kelayakan terhadap calon komisioner KPPU agar segera ada komisioner baru.

Wakil Ketua Komisi VI DPR Azam Azman Natawijana menyampaikan, penyebab utama dari belum diprosesnya calon komisioner KPPU lantaran anggota panitia seleksi yang bermasalah. Ada sejumlah nama yang memiliki kepentingan bertabrakan dengan KPPU.

Misalnya, kata dia, Hendri Saparini, selaku Ketua Panitia Seleksi yang juga sebagai Komisaris Utama PT Telkom Tbk.

Hendri dinilai punya konflik kepentingan dengan KPPU terkait persaingan IndiHome. Meski demikian, KPPU memutuskan bahwa layanan IndiHome tidak melanggar UU Monopoli pada September 2017.

Baca juga : Diragukan DPR, Pansel Jelaskan Proses Seleksi di KPPU

Kedua, Rhenald Kasali, Guru besar Ilmu Ekonomi Universitas Indonesia yang juga Komisaris Utama PT Angkasa Pura II dituding memiliki konflik kepentingan karena tengah menghadapi dugaan monopoli di Bandara Kualanamu.

Sementara, Ine Minara S.Ruky masih berstatus sebagai ahli pada sebuah kasus melawan KPPU. Adapun, kasus itu adalah PT Tirta Investasi dalam perkara KPPU Nomor 22/KPPU-I/2017 PT. Tirta Investama.

Nama lainnya, Alexander Lay, pengacara dan Komisaris Pertamina yang pernah melawan KPPU; serta Cecep Sutiawan, Deputi Bidang Administrasi Aparatur Kementerian Sekretariat Negara.

Nama ini juga disebut lantaran tim yang ditunjuk untuk melakukan kegiatan assessment, Quantum, ditunjuk oleh pihak Sekneg dan dipekerjakan David Tobing yang sedang mengalami perkara dengan KPPU.

"Timnya tidak independen, dan kami dari Komisi VI jadi bertanya-tanya. Kami minta tim dirombak, cari yang tidak berkepentingan dengan KPPU," kata Azam.

Kompas TV Kenaikan harga garam menarik perhatian Komisi Pengawas Persaingan Usaha alias KPPU.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Nasional
Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Nasional
Menko Polhukam Harap Perpres 'Publisher Rights' Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Menko Polhukam Harap Perpres "Publisher Rights" Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Nasional
Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Nasional
Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Nasional
Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Nasional
Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Nasional
KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

Nasional
Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Nasional
Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Nasional
Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Nasional
Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Nasional
PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

Nasional
Tanggapi Ide 'Presidential Club' Prabowo, Ganjar: Bagus-bagus Saja

Tanggapi Ide "Presidential Club" Prabowo, Ganjar: Bagus-bagus Saja

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com