Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Para Agen Tertarik First Travel meski Harga Tak Logis...

Kompas.com - 08/03/2018, 08:07 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Bayu Galih

Tim Redaksi

Kompas TV Sembilan saksi dihadirkan dalam sidang lanjutan kasus dugaan penipuan biro umrah First Travel.

Sempat ragu

Sejumlah agen sempat ragu dengan harga yang ditawarkan First Travel. Mereka juga pernah menanyakan langsung pada manajemen perusahaan, mengapa dengan Rp 14,3 juta, calon jemaah bisa berangkat umrah dengan fasilitas yang dijanjikan baik.

"Saat seminar di Februari 2016, ada yang tanya, kok biaya Rp 14,3 juta bisa berangkat," kata agen Ayutik Eka Putri saat bersaksi.

"Tapi dijawab, itu rahasia perusahaan," ujar dia.

Ayutik menganggap sebenarnya harga tersebut tidak logis. Ia pun menanyakan hal yang sama pada pimpinan First Travel saat seminar.

Pertanyaannya itu direspons oleh Komisaris Utama Kepala Divisi Keuangan First Travel Siti Nuraidah Hasibuan alias Kiki. Saat itu, kata dia, Kiki beralasan bahwa harganya murah karena tiket dipesan sejak jauh hari.

(Baca juga: Upaya Penebusan "Dosa" Bos First Travel kepada Calon Jemaah Umrah...)

First Travel membuka pendaftaran promo umrah untuk keberangkatan 2017 sejak 2015.

"Dia bilang, kayak di Traveloka coba booking tiket setahun sebelumnya, harganya lebih murah," kata Ayutik.

Namun, keraguan mereka menjadi beralasan saat para calon jemaah yang sudah mengantre panjang tak juga diberangkatkan. Taufik mengatakan, dirinya saat itu langsung curiga bahwa ada masalah dengan First Travel.

Di tengah masa menunggu keberangkatan, ada pengumuman bahwa calon jemaah harus menambah biaya Rp 2,5 juta perorang untuk charter pesawat.

Para agen mulanya menolak kenaikan harga karena sejak awal perusahaan itu menetapkan harga Rp 14,3 juta. Namun, saat itu pimpinan First Travel beralasan bahwa ada kendala teknis sehingga pembuatan visa mereka diblokir oleh provider.

"Kami tanya, solusinya kalau memang seperti itu apa? Beliau bilang, charter pesawat dengan cara menambah uang. Dengan begitu bisa dapat visa," kata Taufik.

Akhirnya beberapa calon jemaah bersedia menambah uang charter. Namun, lagi-lagi, keberangkatan itu tinggal janji.

Tiga bos First Travel, Direktur Utama First Travel Andika Surachman, Direktur First Travel Anniesa Hasibuan, Komisaris Utama Kepala Divisi Keuangan First Travel Siti Nuraidah Hasibuan alias Kiki, ditangkap pada Agustus 2017. Perusahaan tersebut juga akhirnya tak beroperasi lagi karena dibekukan.

Ketiganya didakwa melakukan penipuan atau penggelapan dana perjalanan umrah 63.310 calon jemaah. Mereka diduga menggunakan dana calon jemaah sebesar Rp 905 miliar untuk kepentingan pribadi.

First Travel menawarkan paket promo umrah murah seharga Rp 14,3 juta. Mereka menjanjikan calon jemaah akan diberangkatkan satu tahun setelah pembayaran dilunasi.

Namun, pada kenyataannya, hingga dua tahun berlalu para korban tak kunjung diberangkatkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

Nasional
PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

Nasional
Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

BrandzView
Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Nasional
Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Nasional
Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com