Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belajar dari Kasus Anies Baswedan dan Rumitnya Tugas Paspampres...

Kompas.com - 19/02/2018, 15:03 WIB
Kristian Erdianto,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Momen ketika Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan diminta tak ikut rombongan Presiden Joko Widodo menyalami pemain Persija Jakarta mendadak heboh di jagat dunia maya pada Minggu (20/2/2018).

Saat itu, Anies yang juga duduk di bangku VVIP, sektor yang sama dengan Presiden Jokowi, sudah berdiri dari bangkunya untuk menyusul rombongan Presiden bersama sejumlah menteri.

Namun, seorang anggota Paspampres terlihat menghadang Anies dan berbicara kepadanya. Alhasil, Anies pun batal ikut turun ke lapangan untuk memberi selamat kepada pemain Persija yang keluar sebagai juara Piala Presiden.

Lantaran ramai diperbincangkan di dunia maya, pihak Istana pun angkat bicara memberikan klarifikasinya.

Baca juga: Istana: Tak Ada Arahan Presiden Jokowi untuk Cegah Anies Baswedan

Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudi mengatakan, tindakan tersebut merupakan prosedur pengamanan karena Paspampres berpegang pada daftar nama pendamping Presiden yang disiapkan panitia.

"Paspampres hanya mempersilakan nama-nama yang disebutkan pembawa acara untuk turut mendampingi Presiden Joko Widodo," ujar Bey melalui keterangan tertulisnya, Minggu (18/2/2018).

Di dalam setiap tugasnya, Paspampres memang dituntut bekerja sesuai prosedur demi menjaga keselamatan dan keamanan Presiden dan keluarganya.

Baca juga: VIK Paspampres, Kisah Para Perisai Hidup

Untuk menjamin keamanan Presiden, Paspampres bahkan harus memastikan berbagai hal, mulai dari keamanan lokasi, kesiapan personel dan alat operasional Paspampres, keamanan makanan presiden, hingga kematangan skenario tanggap darurat yang mungkin terjadi.

Dalam menjalankan tugas, Paspampres juga berkoordinasi dengan unsur pengamanan wilayah hingga panitia penyelenggara acara yang dihadiri Presiden.

Sebagai gambaran akan kompleksnya kerja Paspampres, berikut Kompas.com rangkum enam fakta penting di balik kerja Paspampres. Mereka yang ditampilkan adalah sosok yang bekerja di balik sorotan, tetapi juga memiliki peran penting dalam mengamankan presiden.

Detasemen Deteksi Paspampres selalu melakukan sterilisasi terhadap personel, barang, dan kendaraan yang akan memasuki area ring 1 di setiap acara yang dihadiri VVIP. Sterilisasi difokuskan terhadap ancaman berbentuk zat kimia, biologi, radioaktif, nuklir, bahan peledak atau dikenal dengan istilah chemical, biological, radiological, nuclear, and explosive (CBRNE).KOMPAS.com/ANDREAS LUKAS ALTOBELI Detasemen Deteksi Paspampres selalu melakukan sterilisasi terhadap personel, barang, dan kendaraan yang akan memasuki area ring 1 di setiap acara yang dihadiri VVIP. Sterilisasi difokuskan terhadap ancaman berbentuk zat kimia, biologi, radioaktif, nuklir, bahan peledak atau dikenal dengan istilah chemical, biological, radiological, nuclear, and explosive (CBRNE).
1. Pendeteksi serangan biologis

Detasemen Deteksi Paspampres selalu melakukan sterilisasi terhadap personel, barang, dan kendaraan yang akan memasuki area ring 1 di setiap acara yang dihadiri VVIP. Sterilisasi difokuskan terhadap ancaman berbentuk zat kimia, biologi, radioaktif, nuklir, bahan peledak atau dikenal dengan istilah chemical, biological, radiological, nuclear, and explosive (CBRNE).

"Detasemen Deteksi akan melaksanakan sterilisasi terhadap tempat acara. Dilaksanakan oleh personel Paspampres terlatih dalam mendeteksi ancaman nuklir, biologi, kimia, dan bahan peledak," ujar Komandan Detasemen Deteksi Letnan Kolonel Czi Koerniawan.

2. K-9, anjing pendeteksi bom

Detasemen Deteksi juga memiliki satwa K-9 atau anjing pelacak. Salah satu anjing pelacak bernama Catherine bertugas membantu personel Detasemen Deteksi melakukan sterilisasi tempat acara. Indera penciuman Catherine yang sangat kuat mampu mendeteksi keberadaan bahan peledak di tempat-tempat yang sulit dijangkau manusia.

Sejak usia tiga bulan, Catherine telah mengikuti serangkaian proses latihan pengamanan di bawah pengawasan Paspampres. Sejak dini, ia diajarkan patuh dan menuruti segala perintah.

Setelah menginjak usia satu tahun, Catherine dilatih secara intensif agar mampu mendeteksi ancaman bom secara tepat dan cepat di tempat-tempat tersembunyi yang sulit diketahui personel Paspampres.

Sebagai anjing pelacak, Catherine memiliki penciuman yang tajam untuk mendeteksi keberadaaan bom di tempat tersembunyi. Ketika menemukan benda yang diduga bahan peledak, Catherine akan berdiam di tempat tersebut dan berhenti mengendus lingkungan di sekitarnya.

3. Robot penjinak bahan peledak

Penjinakan bahan peledak yang dilakukan Paspampres juga melibatkan robot. Robot ini memiliki roda penggerak seperti tank dan memiliki lengan yang digunakan untuk mengevakusi bom.

"Kami gunakan robot ini untuk melakukan upaya evakuasi terhadap ancaman bahan peledak yang berada di lokasi acara," ucap Koerniawan.

Petugas Paspampres unit Pengamanan Makanan dan Medis memeriksa makanan yang akan disantap Presiden.KOMPAS.com/ANDREAS LUKAS ALTOBELI Petugas Paspampres unit Pengamanan Makanan dan Medis memeriksa makanan yang akan disantap Presiden.
4. Petugas pengaman makanan presiden

Setiap makanan dan minuman yang disajikan untuk presiden, wakil presiden, dan tamu negara beserta keluarganya harus melalui pemeriksaan Paspampres. Tidak hanya uji kimiawi, personel Paspampres juga wajib melakukan organoleptik.

"Kalau tiba-tiba secara gerakan presiden akan menyantap makanan, kami akan melakukan organoleptik, kami langsung minta, kami langsung rasakan di tempat, memastikan makanan itu bebas dari bahan berbahaya atau racun," kata Komandan Detasemen Kesehatan Paspampres Letkol Ckm dr Satria.

Jika jadwal makan presiden sudah diketahui lokasi dan waktunya, Detasemen Kesehatan (Denkes) Paspampres biasanya akan mendapat sampel untuk diuji lebih dulu. Pemeriksaan dilakukan secara ketat, mulai dari bahan-bahan makanan yang akan dimasak hingga makanan tersebut siap disajikan. Selain makanan basah, personel Denkes juga wajib memeriksa makanan dan minuman ringan hingga peralatan masaknya.

5. Eskadron kavaleri

Saat melakukan pengawalan dalam acara kepresidenan, Paspampres juga menyiapkan skenario evakuasi terhadap presiden atau obyek VVIP lainnya apabila terjadi kontingensi darurat. Tugas tersebut diemban Eskadron Kavaleri Panser (Dronkavser) Paspampres.  

Eskadron Kavaleri dalam menjalankan tugasnya dilengkapi dengan kendaraan P2 dan panser Anoa.

6. Pemelihara senjata

Fungsi yang tak kalah penting adalah pemeliharaan, perawatan, dan asistensi teknik terhadap peralatan yang digunakan Paspampres. Pemeliharaan peralatan meliputi senjata, amunisi, dan kendaraan berada di bawah tanggung jawab Detasemen Peralatan Paspampres.

"Detasemen Peralatan Paspampres memiliki tugas pokok dalam hal pemeliharaan, pembekalan, sekaligus asistensi teknik terhadap peralatan, meliputi kendaraaan, senjata, dan amunisi guna mendukung tugas pokok Paspampres," kata Komandan Detasemen Peralatan Letnan Kolonel Cpl Andri Dwi Sukmawijaya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Menag Minta Jemaah Jaga Kesehatan, Suhu Bisa Capai 50 Derajat Celcius pada Puncak Haji

Menag Minta Jemaah Jaga Kesehatan, Suhu Bisa Capai 50 Derajat Celcius pada Puncak Haji

Nasional
Tinjau Pasar Baru di Karawang, Jokowi: Harga Cabai, Bawang, Beras Sudah Turun

Tinjau Pasar Baru di Karawang, Jokowi: Harga Cabai, Bawang, Beras Sudah Turun

Nasional
KPK Sebut Eks Dirut Taspen Kosasih Rekomendasikan Investasi Rp 1 T

KPK Sebut Eks Dirut Taspen Kosasih Rekomendasikan Investasi Rp 1 T

Nasional
Hakim MK Tegur Kuasa Hukum KPU karena Tidak Rapi Menulis Dokumen

Hakim MK Tegur Kuasa Hukum KPU karena Tidak Rapi Menulis Dokumen

Nasional
Jokowi Tanggapi Santai soal Fotonya yang Tak Terpasang di Kantor PDI-P Sumut

Jokowi Tanggapi Santai soal Fotonya yang Tak Terpasang di Kantor PDI-P Sumut

Nasional
Cuaca di Arab Saudi 40 Derajat, Jemaah Haji Diminta Jaga Kesehatan

Cuaca di Arab Saudi 40 Derajat, Jemaah Haji Diminta Jaga Kesehatan

Nasional
 Saksi Ungkap Direktorat di Kementan Wajib Patungan untuk Kebutuhan SYL

Saksi Ungkap Direktorat di Kementan Wajib Patungan untuk Kebutuhan SYL

Nasional
Pertamina Patra Niaga Akan Tetap Salurkan Pertalite sesuai Penugasan Pemerintah

Pertamina Patra Niaga Akan Tetap Salurkan Pertalite sesuai Penugasan Pemerintah

Nasional
Menteri KKP Targetkan Tambak di Karawang Hasilkan 10.000 Ikan Nila Salin Per Tahun

Menteri KKP Targetkan Tambak di Karawang Hasilkan 10.000 Ikan Nila Salin Per Tahun

Nasional
KPK Percaya Diri Gugatan Praperadilan Karutan Sendiri Ditolak Hakim

KPK Percaya Diri Gugatan Praperadilan Karutan Sendiri Ditolak Hakim

Nasional
Soal Kasus Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, KPK Diminta Evaluasi Teknis OTT

Soal Kasus Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, KPK Diminta Evaluasi Teknis OTT

Nasional
Kaesang Didorong Maju Pilkada Bekasi, Jokowi: Tanyakan PSI, itu Urusan Partai

Kaesang Didorong Maju Pilkada Bekasi, Jokowi: Tanyakan PSI, itu Urusan Partai

Nasional
Mahfud Khawatir Korupsi Makin Banyak jika Kementerian Bertambah

Mahfud Khawatir Korupsi Makin Banyak jika Kementerian Bertambah

Nasional
Persiapan Operasional Haji 2024, 437 Petugas Diterbangkan ke Arab Saudi

Persiapan Operasional Haji 2024, 437 Petugas Diterbangkan ke Arab Saudi

Nasional
Jokowi Tegaskan Jadwal Pilkada Tak Dimajukan, Tetap November 2024

Jokowi Tegaskan Jadwal Pilkada Tak Dimajukan, Tetap November 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com