Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/02/2018, 23:38 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber SCMP

 


MANILA, KOMPAS.com - Presiden Filipina Rodrigo Duterte kembali mengeluarkan pernyataan kontroversial. Setelah sebelumnya memerintahkan untuk menembak organ kemaluan pemberontak wanita, kini dia menawarkan hadiah bagi setiap pemberontak komunis yang dibunuh.

Dilansir dari SCMP, Presiden Duterte menawarkan hadiah uang hingga 500 dolar AS (sekitar Rp 6,7 juta) kepada tentara pemerintah untuk setiap pemberontak komunis yang dibunuh.

Duterte bahkan menyebut menembak anggota pemberontak komunis lebih mudah daripada menembak seekor burung karena mereka memiliki kepala yang lebih besar.

Baca juga: HRW: Duterte Perintahkan Tembak Kemaluan Pemberontak Wanita

Komentar Duterte itu muncul setelah sebelumnya Organisasi Hak Asasi Manusia (HRW) mengecam pernyataannya yang memerintahkan tentara menembak anggota pemberontak wanita pada bagian organ kemaluannya.

"Kami tidak akan membunuh kalian. Kami hanya akan menembak kemaluan kalian, sehingga menjadi tidak berguna," kata Duterte yang diyakini diucapkannya pekan lalu.

Duterte telah menuai kritik internasional dan akan menghadapi penyelidikan oleh Pengadilan Pidana Internasional atas kematian ribuan orang dalam kampanyenya melawan peredaran narkoba di Filipina.

Masa kepresidenan Duterte telah ditandai dengan komentarnya yang kerap kali kasar dan menghina. Dia bahkan membandingkan peranhnya dalam melawan praktik perdagangan narkoba di Filipina dengan aksi brutal Nazi melawan Yahudi.

Baca juga: Mahkamah Internasional Selidiki Kebijakan Duterte Terkait Narkoba

Meski demikian, citra tegas Duterte mendapat dukungan banyak warga Filipina.

Survei yang dilakukan pada bulan Desember menunjukkan hampir 80 persen warga Filipina merasa puas dengan pemerintahnya. Menjadikannya berada di peringkat tertinggi dalam tiga dekade.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber SCMP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemerintah Berencana Terapkan Bebas Visa Kunjungan untuk Turis dari 20 Negara

Pemerintah Berencana Terapkan Bebas Visa Kunjungan untuk Turis dari 20 Negara

Nasional
Hadiri UNFCCC COP Ke-28 Dubai, Pertamina Patra Niaga Perkenalkan Upaya Tingkatkan Ekonomi Nelayan

Hadiri UNFCCC COP Ke-28 Dubai, Pertamina Patra Niaga Perkenalkan Upaya Tingkatkan Ekonomi Nelayan

Nasional
Kader PAN Diduga Joget di Kantor Kemendag, Ketua Bawaslu: Sudah Jadi Perhatian, Sedang Dikaji

Kader PAN Diduga Joget di Kantor Kemendag, Ketua Bawaslu: Sudah Jadi Perhatian, Sedang Dikaji

Nasional
Indonesia Teken Kontrak Pembelian 24 Unit Helikopter Sikorsky S-70M Black Hawk

Indonesia Teken Kontrak Pembelian 24 Unit Helikopter Sikorsky S-70M Black Hawk

Nasional
Beda dengan Jokowi, Ganjar Nilai Pembiayaan IKN Tak Harus Andalkan Investor

Beda dengan Jokowi, Ganjar Nilai Pembiayaan IKN Tak Harus Andalkan Investor

Nasional
Jokowi Minta Penyaluran Kredit ke UMKM Tak Cuma Lihat Agunan, tetapi Juga Prospeknya

Jokowi Minta Penyaluran Kredit ke UMKM Tak Cuma Lihat Agunan, tetapi Juga Prospeknya

Nasional
Transjakarta Ditempeli Stiker Caleg, Bawaslu: Kendaraan Pelat Kuning Tak Boleh untuk Kampanye

Transjakarta Ditempeli Stiker Caleg, Bawaslu: Kendaraan Pelat Kuning Tak Boleh untuk Kampanye

Nasional
Polri Antisipasi Ancaman Teror Saat Libur Nataru 2023/2024

Polri Antisipasi Ancaman Teror Saat Libur Nataru 2023/2024

Nasional
Kubu Anies: Ada Skenario Besar di Balik Ide Gubernur Dipilih Presiden dalam RUU DKJ

Kubu Anies: Ada Skenario Besar di Balik Ide Gubernur Dipilih Presiden dalam RUU DKJ

Nasional
Kejagung Sita 1.062 Gram Emas dan Uang Tunai Rp 76 Miliar Terkait Dugaan Korupsi IUP PT Timah

Kejagung Sita 1.062 Gram Emas dan Uang Tunai Rp 76 Miliar Terkait Dugaan Korupsi IUP PT Timah

Nasional
Sebut 42 Persen Publik Percaya Disinformasi Pemilu, Menkominfo: Jika Tak Diantisipasi, Bisa Lahirkan Polarisasi

Sebut 42 Persen Publik Percaya Disinformasi Pemilu, Menkominfo: Jika Tak Diantisipasi, Bisa Lahirkan Polarisasi

Nasional
Diminta Joget Saat Kampanye di Lampung, Anies: Kalau Ada Gagasan, Tak Perlu Berjoget

Diminta Joget Saat Kampanye di Lampung, Anies: Kalau Ada Gagasan, Tak Perlu Berjoget

Nasional
Disebut Pintar Merangkai Kata, Anies: Lebih Baik daripada Ditanya Diam Terus

Disebut Pintar Merangkai Kata, Anies: Lebih Baik daripada Ditanya Diam Terus

Nasional
Canangkan 12 Kampung KB di Papua Selatan, Kepala BKKBN: Wujudkan Keluarga Kecil Berkualitas

Canangkan 12 Kampung KB di Papua Selatan, Kepala BKKBN: Wujudkan Keluarga Kecil Berkualitas

Nasional
Polri Siapkan Konsep Rekayasa Lalu Lintas Saat Libur Nataru 2023/2024

Polri Siapkan Konsep Rekayasa Lalu Lintas Saat Libur Nataru 2023/2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com