"Memang yang diberangkatkan sekarang ini tidak langsung 260 yang berangkat, kita menyesuikan kondisi dan alutsista yang ada," ujar Sabrar.
(Baca juga: Ini Gambaran Menkes tentang Kondisi Korban Gizi Buruk di Asmat)
Sementara itu, berdasarkan data posko induk penanggulangan KLB Asmat di daerah Agats, kasus ini telah mengakibatkan 70 orang meninggal dunia sejak September 2017 hingga Januari 2018.
Sebanyak 65 orang di antaranya meninggal akibat gizi buruk, 4 anak lainnya akibat campak, dan 1 orang terkena tetanus.
Rinciannya yakni 37 anak meninggal di Distrik Pulau Tiga, 15 anak di Distrik Fayit, 8 anak di Distrik Aswi, 4 anak di Distrik Akat dan 6 lainnya di RSUD Agats.
Data Kemenkes sebelumnya menyebutkan, terdapat 646 anak terkena wabah campak dan 144 anak menderita gizi buruk di Asmat.
Selain itu ditemukan pula 25 anak suspek campak serta 4 anak yang terkena campak dan gizi buruk.
Mereka kini ditangani di RSUD Agats dan tim gabungan Dinas Kesehatan Provinsi Papua serta Kabupaten Asmat.
Kemenkes RI pada 16 Januari 2018 telah mengirim 39 tenaga kesehatan yang terdiri dari 11 dokter spesialis, 4 dokter umum, 3 perawat, 2 penata anestesi, dan 19 tenaga kesehatan dari ahli gizi, kesehatan lingkungan, dan surveilens.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.