Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ingin Rekonsiliasi, Kubu Daryatmo Minta Menkumham Cabut SK Kubu OSO

Kompas.com - 26/01/2018, 20:22 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengurus Partai Hanura kubu Daryatmo meminta Menteri Hukum dan HAM Yasona Yasonna Laoly untuk mencabut Surat Keputusan (SK) pengakuan kepengurusan Hanura kubu Oesman Sapta Odang (OSO).

Wakil Sekjen Partai Hanura kubu Daryatmo, Dadang Rusdiana menilai, pencabutan SK Menkumham itu perlu dilakukan karena saat ini kedua kubu di Hanura sedang melakukan upaya rekonsiliasi.

"Harusnya Pak Yasona juga konsisten itu SK dicabut dulu dong karena itu SK bermasalah," ujarnya di Hotel Sultan, Jakarta, Jumat (26/1/2018).

Baca juga : Rekonsiliasi di Hanura Belum Capai Titik Temu

Kubu Daryatmo menganggap SK Menkumham bermasalah karena surat yang mengesahkan kepengurusan Hanura kubu OSO dikeluarkan dalam tempo tiga jam saja.

"Kalau Pak Yasona mengeluarkan SK kubu Manhattan (OSO) bisa 3 jam, masa kubu kami tidak bisa 3 jam," kata dia.

Dalam proses rekonsiliasi di tim gabungan, kubu Daryatmo ingin agar kepengurusan Hanura dikembalikan kepada hasil Munaslub akhir 2016 lalu. Saat itu, posisi Ketua Umum dijabat OSO dan Sekjennya yakni Syarifuddin Sudding.

Baca juga : Saat Wiranto Ditanya Siapa Ketua Umum Hanura yang Sah...

Namun, permintaan itu ditolak kubu OSO yang ingin kepengurusan Hanura sesuai dengan SK Menkumham. Ketua Umum dijabat OSO dan Sekjen dijabat oleh Herry Lontung.

Lantaran SK Menkumham dijadikan acuan kubu OSO, maka kubu Daryatmo menginginkan agar SK Menkumham tersebut dicabut. Dengan begitu, kubu Daryatmo menilai proses rekonsiliasi akan lebih adil.

Kompas TV Konflik tak kunjung usai, Dewan Pembina Partai Hanura Wiranto, gelar pertemuan tertutup dengan Oesman Sapta Odang dan Daryatmo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Prabowo Mau Bentuk 'Presidential Club', Pengamat: Kalau Diformalkan, Berapa Lagi Uang Negara Dipakai?

Prabowo Mau Bentuk "Presidential Club", Pengamat: Kalau Diformalkan, Berapa Lagi Uang Negara Dipakai?

Nasional
Hadiri MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10 di Meksiko, Puan: Kepemimpinan Perempuan adalah Kunci Kemajuan Negara

Hadiri MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10 di Meksiko, Puan: Kepemimpinan Perempuan adalah Kunci Kemajuan Negara

Nasional
Polri Usulkan Penambahan Atase Kepolisian di Beberapa Negara

Polri Usulkan Penambahan Atase Kepolisian di Beberapa Negara

Nasional
Kopasgat Kerahkan 24 Sniper dan Rudal Chiron Amankan World Water Forum di Bali

Kopasgat Kerahkan 24 Sniper dan Rudal Chiron Amankan World Water Forum di Bali

Nasional
Sentil Prabowo yang Mau Tambah Kementerian, JK: Itu Kabinet Politis, Bukan Kabinet Kerja

Sentil Prabowo yang Mau Tambah Kementerian, JK: Itu Kabinet Politis, Bukan Kabinet Kerja

Nasional
Jelang Hari Jadi Ke-731, Pemkot Surabaya Gelar Berbagai Atraksi Spektakuler

Jelang Hari Jadi Ke-731, Pemkot Surabaya Gelar Berbagai Atraksi Spektakuler

BrandzView
Resmi Ditahan, Gus Muhdlor Punya Harta Rp 4,7 Miliar

Resmi Ditahan, Gus Muhdlor Punya Harta Rp 4,7 Miliar

Nasional
KPK Sebut Gus Muhdlor Terima Uang Korupsi Lewat Sopirnya

KPK Sebut Gus Muhdlor Terima Uang Korupsi Lewat Sopirnya

Nasional
Polri Tangkap 142 Tersangka hingga Blokir 2.862 Situs Judi Online

Polri Tangkap 142 Tersangka hingga Blokir 2.862 Situs Judi Online

Nasional
Cuaca di Arab Sangat Panas, Ma'ruf Amin: Jangan Sampai Jemaah Haji Meninggal Kepanasan

Cuaca di Arab Sangat Panas, Ma'ruf Amin: Jangan Sampai Jemaah Haji Meninggal Kepanasan

Nasional
Prabowo Diminta Hindari Kepentingan Bagi-bagi Kursi, Jika Tambah Jumlah Kementerian

Prabowo Diminta Hindari Kepentingan Bagi-bagi Kursi, Jika Tambah Jumlah Kementerian

Nasional
Ada Wacana Duet dengan Ahok di Pilkada DKI, Anies: Memutuskan Saja Belum

Ada Wacana Duet dengan Ahok di Pilkada DKI, Anies: Memutuskan Saja Belum

Nasional
Anies Ingin Memastikan Pilkada Berjalan Jujur dan Bebas Intervensi Sebelum Tentukan Langkah

Anies Ingin Memastikan Pilkada Berjalan Jujur dan Bebas Intervensi Sebelum Tentukan Langkah

Nasional
Kegiatan Ibadah Mahasiswa di Tangsel Dibubarkan Warga, Menko Polhukam Minta Saling Menghormati

Kegiatan Ibadah Mahasiswa di Tangsel Dibubarkan Warga, Menko Polhukam Minta Saling Menghormati

Nasional
JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang 'Toxic'

JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang "Toxic"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com